Site icon Kaldera.id

FJM dan AJI Medan Bantah Berdamai Pasca Aksi di Balai Kota

Pasca aksi yang dilakukan oleh sejumlah wartawan yang berlangsung selama dua hari di depan Kantor Walikota Medan, muncul pula penggiringan isu yang menyebutkan seolah wartawan telah berdamai dengan Walikota Medan Bobby Nasution.

Pasca aksi yang dilakukan oleh sejumlah wartawan yang berlangsung selama dua hari di depan Kantor Walikota Medan, muncul pula penggiringan isu yang menyebutkan seolah wartawan telah berdamai dengan Walikota Medan Bobby Nasution.

MEDAN, kaldera.id- Pasca aksi yang dilakukan oleh sejumlah wartawan yang berlangsung selama dua hari di depan Kantor Walikota Medan, muncul pula penggiringan isu yang menyebutkan seolah wartawan telah berdamai dengan Walikota Medan Bobby Nasution.

Menanggapi hal itu, Ketua Forum Jurnalis Medan (FJM), Jonris Purba sangat menyesalkan munculnya pemberitaan pada salah satu media online yang menyampaikan narasi seperti itu.

Dalam pemberitaan itu disebutkan bahwa ‘perdamaian’ itu terjadi saat kegiatan buka bersama di salah satu situs bersejarah Tjong A Fie, Jalan Ahmad Yani, Medan.

“Saya mencoba menebak arah pikiran penulisnya. Itu mungkin mengaitkan buka puasa dengan adanya aksi unjuk rasa wartawan pada siang harinya,” kata Jonris, Sabtu (17/4/2021).

“Namun menurut saya kalau sampai disebut dengan istilah ‘berdamai’ itu jadi lucu. Karena wartawan yang memenuhi undangan buka puasa bersama itu, bukan wartawan yang melakukan aksi unjuk rasa memprotes pengusiran wartawan dari Kantor Wali Kota Medan,” sambungnya.

Jonris tidak membantah, unjuk rasa memprotes pengusiran wartawan itu merupakan isu yang menyedot banyak perhatian. Hal ini karena, sang Wali Kota adalah Bobby Nasution yang notabene merupakan menantu dari Presiden Joko Widodo.

Namun terlepas dari itu, ia berharap tidak ada penggiringan-penggiringan isu yang seolah memperhadapkan sesama kelompok wartawan. “Kita miris dengan cara-cara seperti itu. Atau lebih baik,” ujarnya.

Wartawan melakukan aksi unjuk rasa memprotes sikap arogan

Ditambahkannya, semua wartawan yang melakukan aksi unjuk rasa memprotes sikap arogan petugas pengamanan di Kantor Wali Kota Medan tersebut merupakan orang-orang yang berintegritas. Karena selalu menunjukkan komitmen yang tinggi untuk mengedepankan kepentingan kerja jurnalistik secara profesional.

“Jadi saya kira, para pihak termasuk petinggi-petinggi organisasi pers yang mengkritik aksi pengusiran kemudian datang memenuhi undangan buka puasa bersama pak Bobby ya tidak masalah. Namun saya bisa pastikan, bahwa rekan-rekan saya yang berunjuk rasa kemarin adalah kelompok yang juga harus dihormati karena menolak hadir. Jadi kurang pas disebut ada istilah ‘Berdamai’,” tambah Jonris.

Senanda dengan Jonris Purba, Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Medan Liston Damanik juga mengecam perbuatan petugas pengamanan Bobby yang mengusir wartawan saat akan melakukan konfirmasi pemberitaan.

Menurutnya, sebagai Walikota Medan, Bobby harus membuktikan bahwa ia tidak anti dengan wartawan.

“Komunitas jurnalis dan media massa di Medan menunggu Walikota Medan Bobby Nasution membuktikan bahwa dirinya tidak anti untuk diwawancara oleh para pewarta.
Jurnalis menghormati kerja para petugas pengamanannya,” ujarnya.

Namun di atas itu semua, kata Liston sebagai kepala daerah, Bobby Nasution harus menyediakan kesempatan bagi wartawan seluas mungkin untuk mewawancara dirinya dan meliput di lingkungan Pemko Medan.

Walikota Bobby Nasution agar menaati Undang-Undang Pers

AJI dan komunitas jurnalis lainnya juga memprotes pengusiran dua orang jurnalis di Balai Kota, Rabu lalu. Mereka menuntut Walikota Medan Bobby Nasution dan para bawahannya untuk menaati Undang-Undang Pers dan melakukan perubahan pada pola komunikasinya yang tertutup pada jurnalis.
Ketua AJI Medan, Liston Damanik

Terpisah, Bobby Nasution dalam acara temu ramah sekaligus buka puasa bersama sejumlah wartawan itu mengatakan sama sekali tidak pernah menolak door stop saat melakukan peninjauan di lapangan.

Bobby menilai, beberapa hari belakangan ini ada kesalahan komunikasi antara petugas pengamanan dirinya dengan wartawan.

“Hari ini kita menjalankan amanah sebagai Walikota yang dipilih masyarakat, wartawan juga menjalankan tugas. Dan Paspampres yang mengawal saya juga menjalankan tugasnya berdasarkan undang-undang,” ujarnya.

Ketua PWI Sumut, Hermansyah yang hadir dalam acara itu juga mengungkapkan kesalahan komunikasi yang terjadi ini dapat diperbaiki dengan saling memahami tugas masing-masing pihak.Ia berharap, di hari baik dan bulan baik ini terwujud indah rasa saling memahami itu.

“Dengan demikian, wartawan bisa mendapat informasi yang dibutuhkannya dan petugas pengamanan dapat menjalankan tugasnya,” ucap Hermansyah. (finta rahyuni)

Exit mobile version