Prof Syahrin Harahap, Ketua Majelis Pakar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sumatera Utara (Sumut) mengharapkan HMI bisa terus sesuai dengan gelombang perubahan zaman.
Prof Syahrin Harahap, Ketua Majelis Pakar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sumatera Utara (Sumut) mengharapkan HMI bisa terus sesuai dengan gelombang perubahan zaman.

MEDAN, kaldera.id- Prof Syahrin Harahap, Ketua Majelis Pakar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sumatera Utara (Sumut) mengharapkan HMI bisa terus sesuai dengan gelombang perubahan zaman.

Hal itu disampaikannya dalam acara Rapat Konsultasi MW KAHMI Sumut dengan Dewan Pakar KAHMI Sumut di Sekretariat KAHMI Sumut, di Komplek Tasbih Blok OO, Rabu (29/4/2021).

“Setiap zaman ada orangnya. Sekarang agak ada gap sedikit antara cara main yang biasa dengan gelombang yang berubah. Jadi kita harus terbuka bahwa zaman berubah jadi kita harus berubah. Jadi harus move on la. Kenyataan ini mengajarkan kita bahwa kita harus berubah gelombang berubah,” kata Prof Syahrin.

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara itu juga mengatakan perlu adanya reaktualisasi nilai dan sistem dalam proses pengkaderan. Pasalnya, ia menilai saat ini daya tarik HMI sedang mengalami degradasi.

“Daya tarik HMI itu menurut saya mengalami degradasi dalam tingkat tertentu. Pengkaderan itu saya kira harus bisa dilacak,” jelasnya.

Ke depan, ia berharap semua program yang akan dijalankan oleh MW KAHMI Sumut yang diketuai oleh Rusdi Lubis bisa berjalan sesuai dengan visi misi. Baginya, KAHMI merupakan sebuah inspirasi dan aspirasi dalam setiap pergerakan- pergerakan.

“Yang paling berharga yang kita peroleh dari HMI itu, menurut saya inspirasi yang sangat liberal. Sehingga sejauh manapun kita meninggalkan Jalan Adinegoro (Sekretariat HMI di Medan), inspirasi itu tetap muncul. Kedua, aspirasi. HMI dirasakan selalu menjadi aspirasi dalam pergerakan-pergerakan,” ujarnya.

Prof Syahrin juga sedikit menjelaskan tentang pentingnya dewan pakar dalam konteks pergerakan dan kehidupan beragama. Termasuk menurutnya dalam pergerakan- pergerakan KAHMI Sumut.

“Karena keilmuan itu adalah pemikiran tertinggi. Jadi sejumlah pakar melakukan keilmuan itu pemikiran tertinggi, artinya kalau pemikirannya tidak tinggi gak bisa dia berkembang.

Ia juga mencontohkan seorang pakar dalam sejarah Nabi Muhammad Saw.

“Buktinya yang pertama kali menerima keimanan di semua risalah nabi itu adalah orang-orang berilmu, Abu Bakar, Umar, Usman, Ali sebenarnya pada zaman itu adalah seorang ahli pakar,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum MW KAHMI Sumut Rusdi Lubis mengatakan akan menindaklanjuti masukan-masukan yang disampaikan oleh Prof Syahrin selaku Ketua Majelis Pakar KAHMI.

Ia juga sepakat dengan Prof Syahrin yang menyampaikan bahwa KAHMI harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Terakhir, acara dilanjutkan dengan buka bersama dan Salat Maghrib berjamaah dengan pengurus KAHMI Sumut yang berhadir. (finta rahyuni)