Site icon Kaldera.id

Menang Pinalti, Villarreal Juara Liga Eropa 2020/2021

Manchester United gagal meraih tropi Liga Eropa 2020/2021. Paul Pogba dan kawan-kawan takluk dari Villarreal lewat drama adu pinalti di Stadion Energa, Polandia, 10-11, Kamis (27/5/2021).

Manchester United gagal meraih tropi Liga Eropa 2020/2021. Paul Pogba dan kawan-kawan takluk dari Villarreal lewat drama adu pinalti di Stadion Energa, Polandia, 10-11, Kamis (27/5/2021).

MEDAN, kaldera.id – Manchester United gagal meraih tropi Liga Eropa 2020/2021. Paul Pogba dan kawan-kawan takluk dari Villarreal lewat drama adu pinalti di Stadion Energa, Polandia, 10-11, Kamis (27/5/2021).

Pemenang dalam pertandingan ini terpaksa ditentukan lewat drama adu pinalti setelah dalam pertandingan normal dan perpanjangan waktu bermain imbang 1-1.

Si Kapal Selam Kuning – julukan Villareal lebih dulu unggul pada menit 29 lewat kaki penyerang mereka, Gerard Moreno. Moreno berhasil memanfaatkan umpan lambung dan meneruskan bola tanpa bisa dihalau kiper MU, David de Gea.

Tertinggal 0-1, anak asuh Solskjaer coba bangkit dengan melakukan tekanan. Upaya yang dibangun masih gagal sampai Edison Cavani menyamakan kedudukan di menit 55.

Pasca menyamakan skor, MU berusaha lebih meningkatkan permainan. Sayang, upaya yang dibangun tidak membuahkan hasil. Peluang tercipta tidak mampu dimanfaatkan dengan baik. Akhirnya pertandingan diteruskan melalui drama adu pinalti.

Dalam adu pinalti, semua pemain Villarreal mampu menciptakan gol. Sementara MU, hanya Gea yang Gagal menaklukkan G Rulli. Rulli mampu menepis tendangan penjaga gawang berpaspor Spanyol itu.

Dengan kemenangan ini, Unay Emery pun menjadi pelatih dengan gelar Raja Liga Eropa. Dia berhasil empat kali meraih tropi ini. Tiga kali diraih Emery bersama Sevilla.

Sementara itu, Solskjaer mengungkapkan, hanya ada kesunyian di ruang ganti timnya pasca dikalahkan Villarreal lewat drama adu pinalti.

“Kondisi ruang ganti yang mengecewakan,” ungkap pelatih berpaspor Norwegia itu seperti dilansir dari BolaSport.com.

“Itulah sepak bola, terkadang cuma ditentukan dengan satu tendangan,”katanya

“Kami harus belajar dari itu, bukan menikmati perasaan ini, tetapi merasakan perasaan ini dan memastikan kami tidak mendapatkannya lagi. Kami tidak bermain sebagus yang kami tahu kami bisa,” ungkapnya. (mustivan mahardika/bolasport.com)

Exit mobile version