Site icon Kaldera.id

Puluhan Mahasiswa Demo Kantor Walikota Medan Tolak Perpanjangan PPKM

Puluhan mahasiswa melakukan aksi di depan kantor Walikota Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis, Jumat (23/7/2021). Massa aksi menolak perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Medan.

Puluhan mahasiswa melakukan aksi di depan kantor Walikota Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis, Jumat (23/7/2021). Massa aksi menolak perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Medan.

MEDAN, kaldera.id- Puluhan mahasiswa melakukan aksi di depan kantor Walikota Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis, Jumat (23/7/2021). Massa aksi menolak perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Medan.

Mereka yang melakukan aksi tergabung dalam Kelompok Cipayung Plus Kota Medan yaitu terdiri dari GMKI, PMII, PMKRI, GMNI, HIMMAH, IMM, KAMMI, dan HIKMABUDHI.

Massa aksi datang dengan menggunakan atribut organisasi masing-masing. Selain itu, mereka juga turut membawa spanduk bertuliskan tuntutan mereka kepada Walikota Medan.

Aksi ini sempat memanas dan terjadi dorong-dorongan saat mahasiswa mencoba masuk ke balai kota karena kesal aspirasi mereka tak ditanggapi. Mereka mencoba menggoyangkan pagar berulangkali, namun dapat ditahan oleh anggota Satpol PP yang sudah berjaga di dalam.

“Tolak PPKM di Kota Medan, rakyat tertindas dan menjerit akibat peraturan tanpa solusi” tulis massa aksi dalam spanduk tersebut.

Salah satu massa aksi yang juga Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Kota Medan Ceperianus Gea mengatakan kekecewaan mereka terhadap perpanjangan PPKM di Kota Medan. Menurutnya penerapan PPKM bukanlah sebuah solusi, pasalnya banyak masyarakat yang menjadi semakin susah dengan penerapan PPKM ini.

“Kita merasa PPKM yang terjadi di Kota Medan tidak berjalan dengan baik karena PPKM darurat yang dilaksanakan itu sangat melukai rakyat kecil dan meresahkan masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, massa aksi juga mengaku kecewa dengan sikap arogan petugas kepada masyarakat saat melakukan penertiban PPKM. Seorang petugas, kata Ceperianus harusnya bisa bersikap humanis kepada masyarakat, terlebih masyarakat saat ini sangat terdampak karena pemberlakuan PPKM.

“Harusnya sebagai pemimpin yang baik datang dengan humanis mengajak rakyatnya untuk mengikuti aturan yang diberlakukan, bukan datang dengan sikap arogansi,” sebutnya.

Selain itu, mereka juga menilai pemberlakuan PPKM di Kota Medan dilakukan dengan tidak serius. Termasuk menurutnya dalam pelaksanaan Vaksinasi yang berjalan sangat lambat.

“Pelayanan vaksinasi terkesan sangat- sangat lambat, itu yang paling kami kritik disitu poinnya, lambatnya pelayanan vaksinasi, kurang efektifnya komunikasi dari petinggi kita kepada rakyat kecil. Itu yang meresahkan hati kami,” pungkasnya.

Kesal tak ditanggapi, massa aksi akhirnya membubarkan diri dan mengatakan akan kembali melakukan aksi susulan terkait tuntutan mereka. (finta rahyuni)

Exit mobile version