Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Kemahasiswaan dan Kealumnian Edy Ikhsan
Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Kemahasiswaan dan Kealumnian Edy Ikhsan

MEDAN, kaldera.id- Pengungkapan peredaran narkoba di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatera Utara (USU) yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) merupakan bentuk koordinasi yang dilakukan oleh USU untuk memberantas peredaran narkoba di kampus hijau tersebut.

Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Kemahasiswaan dan Kealumnian Edy Ikhsan mengatakan, bahwa pengungkapan tersebut memang mencoreng nama universitas. Namun, hal tersebut harus dilakukan untuk membersihkan kampus tersebut dari narkoba.

“Kalau hari ini ada kejadian seperti itu, itu adalah salah satu bagian yang harus kita terima bahwa ternyata kegiatan ini sudah semakin luas. Dalam artian, bahwa keterlibatan mahasiswa itu terhadap candu ganja itu ternyata tidak hanya satu dua orang, tapi satu comunity,” kata Edy, saat paparan di BNN Sumut, Senin (11/10/2021).

Dijelaskan Edy, antisipasi penyebaran narkoba di lingkungan kampus sudah ditanamkan dari setiap studi perguruan tinggi. USU juga sangat konsisten untuk melakukan pencegahan.

“Kalau sebelum Covid-19 dulu memang seminar tentang bahaya penggunaan narkoba itukan selalu menjadi bagian dari upaya kita untuk memberikan sosialisasi ke mahasiswa,” jelasnya.

Apalagi menurutnya, pemakaian narkoba di Indonesia termasuk di Sumatera Utara (Sumut) sudah menjadi tren di kalangan pemuda. Tak hanya perguruan tinggi, keluarga dan lingkungan sekitar menurutnya perlu untuk saling berkoordinasi melakukan pencegahan pemakaian narkoba.

“Jadi bukan saja perguruan tinggi yang harus jadi stresing point, tapi juga dari rumah dan lingkungan juga,” ujarnya.

Sementara Wakil Rektor 5 Bidang Pengelolaan Aset dan Usaha, Luhut Sihombing, mengatakan langkah yang dilakukan pihaknya adalah jalan terakhir dari pengawasan kondisi di kampus. Untuk itulah, pihaknya menyampaikan serta bekerja sama dengan BNN.

“Jadi hasilnya walaupun saat sekarang ini sedang viral bahwasanya USU itu sepertinya jelek tapi ini seperti yang saya katakan ini adalah ini jalan terakhir. Tak ada lagi jalan lain supaya ini bisa tuntas. Kita tak mau juga anak-anak yang lain itu bisa terikut seperti itu,” ucap Luhut. (finta rahyuni)