MEDAN, kaldera.id – Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sumut, H. Gus Irawan Pasaribu, SE., Ak., MM., CA, jadi pemateri tunggal dipertemuan virtual HKTI Se Indonesia. HKTI Sumut gandeng 2 Bank sekaligus untuk bantu permodalan petani di 6 Kab/kota.
“Alhamdulillah, HKTI Sumut sudah menggandeng 2 Bank sekaligus untuk membantu permodalan petani, agar mereka tidak terjebak skema rentenir atau Ijon yang selama ini banyak merugikan petani,” kata Gus Irawan yang membawakan materi on farm petani mandiri atau KUR Tani pada seluruh ketua HKTI Provinsi se Indonesia pada pertemuan virtual, Selasa (16/11/2021).
Gus mengatakan, selama ini petani kita hidup dibawah kendali para rentenir, mulai dari hulu hingga ke hilir. Ia memberi contoh, di hulu petani kesulitan cari pupuk, dan kalaupun ada harganya mahal, mau tidak mau mereka ambil ke rentenir dengan catatan hasil padi mereka dijual ke rentenir.
Lanjutnya, dihilir giliran padi sudah panen, jualnya pasti ke rentenir yang harganya rentenir yang nentukan, suka-suka mereka dan umumnya selalu jauh dibawah pasar.
“Kan kasihan lihat petani kita, kapan mereka bisa sejahtera kalau selalu terjebak Ijon dan skema rentenir. Inilah kita dorong para Bank untuk ikut bantu permodalan petani biar mereka lolos dari pola rentenir yang sudah begitu mengakar,” kata Gus Irawan.
Gus mengatakan, saat ini HKTI Sumut sudah menggandeng Bank BNI, Bank Sumut dan bahkan pihak asuransi untuk membantu permodalan petani. Katanya, ajakan HKTI untuk membantu penyaluran kredit pertanian di sambut baik oleh pihak Bank dan saat ini program on farm petani mandiri sudah berjalan dan menjangkau petani di 6 Kabupaten di Sumut.
“Kami ingin on farm petani mandiri ini menjangkau 33 Kab/kota se Sumut, karena bisa melindungi petani kita dari hulu ke hilir. Setelah ini kami akan gagas ” tegas Gus Irawan dihadapan seluruh peserta pertemuan virtual HKTI.
Lanjut Gus Irawan, HKTI Sumut juga sedang mendorong diterbitkannya Pergub perlindungan lahan pertanian dan juga kedepan Pergub soal integrasi lahan perkebunan kelapa sawit dengan peternakan.
“Sumut ini punya lahan sawit yang luas, jika potensi itu tidak disinergikan dengan peternakan rakyat. Satu Hektar lahan sawit itu bisa memenuhi kebutuhan 3 ekor lembu, jika di Sumut ada lebih dari 1 juta hektare lahan sawit, ada berapa ternak yang bisa dikembangkan. Fraksi Gerindra di DPRD Provinsi lagi fokus untuk dorong Pergub itu dan sudah dibentuk Tim Pokja untuk fokus ke sektor pertanian dan pangan,” kata Gus Irawan.
Dalam pertemuan itu Gus Irawan juga menyampaikan usulan pada Sekjen HKTI, Ir. Sadar Subagyo, agar HKTI punya kilang padi dan pabrik pupuk sendiri. Mengingat saat ini sangat kecil sekali anggaran untuk pupuk bersubsidi di APBN.
“Ini sangat penting, kalau HKTI punya kilang padi, kita beli gabah padi dari petani dengan harga bagus, kita beri mereka pupuk yang kita buat sendiri dengan harga murah. Ini gerakan besar untuk meretas mata rantai rentenir dan mafia yang selama ini menjerat leher petani di Indonesia,” kata Gus Irawan.
Paparan program on farm petani mandiri yang disampaikan Gus Irawan diapresiasi oleh oleh Sekjen HKTI dan para Ketua HKTI Provinsi. Ketua HKTI Papua, Sulawesi Utara, Bali Jambi dan provinsi lainnya ingin agar sharing program lebih intens dilakukan agar program baik peningkatan kesejahteraan petani dapat lebih menyeluruh dirasakan petani se Indonesia.
Menanggapi hal itu, Gus Irawan menegaskan akan siap membantu HKTI Provinsi lainnya untuk mengakses permodalan bagi petani di perusahaan perbankan. “Kita harus dorong dan jemput bola, bawa orang Bank itu turun ke sawah jumpai kelompok tani, biar mereka percaya dan yakin. Saya siap bantu teman-teman HKTI provinsi untuk menjembatani dalam mensukseskan permodalan petani,” tutup Gus Irawan.
Dalam pertemuan tersebut Gus Irawan juga didampingi oleh Ketua Pemuda Tani, Muhammad Fadli Abdina, Sekretaris HKTI Sumut, Muhammad Syah dan Bendahara Kamsir Aritonang.(armin nst)