Site icon Kaldera.id

Pesan Rektor UIN Sumut: Bangun Budaya dan Etika Akademik hingga Wahdatul Ulum

Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) Prof Dr Syahrin Harahap, MA, menegaskan setiap dosen harus memiliki kompetensi teknis dan filosofis sebagai kata kunci (password) membangun peradaban bersama UIN Sumut.

Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) Prof Dr Syahrin Harahap, MA, menegaskan setiap dosen harus memiliki kompetensi teknis dan filosofis sebagai kata kunci (password) membangun peradaban bersama UIN Sumut.

MEDAN, kaldera.id – Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) Prof Dr Syahrin Harahap, MA, menegaskan setiap dosen harus memiliki kompetensi teknis dan filosofis sebagai kata kunci (password) membangun peradaban bersama UIN Sumut.

“Keahlian (kompetensi) teknis dan keahlian konsepsional filosofis ini harus dimiliki setiap dosen UIN Sumut,” kata Prof Syahrin dalam Pembibitan Dosen Baru UIN Sumut 2021, Rabu (2/12/2021).

Dalam kesempatan itu, Prof Syahrin menyampaikan selamat datang dan bergabung di UIN Sumut setelah ditetapkan menjadi dosen ASN pegawai negeri sipil di UIN Sumut.

“Bisa jadi dosen di UIN Sumut harus disyukuri, karena ratusan ribu orang ingin jadi dosen. Dan bapak ibu menjadi sedikit yang beruntung itu,” tukasnya.

Karenanya, kata Prof Syahrin, UIN Sumut yang menjadi salah satu instrumen pembangunan peradaban umat dan masyarakat membutuhkan dosen yang mumpuni. Setidaknya, menurut dia ada empat hal keahlian teknis dan konsepsional filosofis yang menjadi kata kunci yang dimiliki para calon dosen UIN Sumut.

“Pertama, memiliki dan menegakkan academic culture (budaya akademik di kampus. Budaya akademik harus diakui masih rendah,” katanya.

Perpustakaan misalnya, masih sedikit mahasiswa dan dosen yang memaksimalkan keberadaannya. Kegiatan menulis dari dosen masih sedikit. Meresensi buku misalnya harus sering dilakukan.

Kemudian, budaya akademik dalam bentuk sikap/perilaku juga harus diimplementasikan. Bagaiman dosen ke mahasiswa, mahasiswa ke dosen, dosen terhadap pimpinannya. “Memang tidak semua diserahkan ke dosen. Tapi bagi saya, dosen menjadi sentral dalam pembangunan budaya akademik ini,” tukasnya.

Kedua, soal kepegawaian. Rektor berharap, dosen juga peka dan menguasai tentang kepegawaian. Karena seringkali urusan pangkat dosen banyak yang terlambat. “Jadi dosen juga harus menguasai tentang kepegawaian,” bebernya.

Kemudian yang ketiga, dosen harus mampu membangun dan mengedepankan etika moral akademik. “Situasi di kampus harus menggambarkan itu. Harus berjalan. Dan dosen yang menginisiasinya,” sebut Prof Syahrin

Terakhir, ke empat, adalah Wahdatul Ulum. Bagian ini sangat penting. Sebab wahdatul ulum atau integrasi ilmu adalah paradigma keilmuan yang dikembangkan UIN Sumut. Bahwa semua ilmu itu satu, dan berasal dari Allah SWT.

“Kalau tak paham, pelajari. Sebab itu (wahdatul ulum) bagian integral dari dosen di UIN Sumut,” pungkas Rektor.

Sementara salah seorang peserta, Ahmed Fernanda Desky, M.Si, mengapresiasi masukan Rektor UIN Sumut itu. “Kami akan berupaya merealisasikan harapan Pak Rektor,” kata calon Dosen ASN PNS di Prodi Sosiologi Agama ini.

Dia mengatakan kegiatan ini juga sangat membantu dalam memperkaya kemampuan dirinya sebagai calon dosen dalam melaksanakan strategi pengajaran mata kuliah yang diampu calon dosen agar dapat menarik dan mudah dipahami oleh mahasiswa dalam mengintegrasikan antara islamic sains dengan islamic studies.(yogo tobing)

Exit mobile version