Dari data yang dilansir website resmi PON Papua, terlihat cabor biliar menyumbang 12 medali. Dengan rincian 5 perak dan 7 perunggu.
Dari data yang dilansir website resmi PON Papua, terlihat cabor biliar menyumbang 12 medali. Dengan rincian 5 perak dan 7 perunggu.

MEDAN, kaldera.id – Insiden Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menjewer telinga Khairuddin Aritonang, pelatih biliar Sumut di PON Papua, membuat heboh jagat maya.

Apalagi diketahui cabor biliar menyumbang medali yang cukup signifikan. Dari data yang dilansir website resmi PON Papua, terlihat cabor biliar menyumbang 12 medali. Dengan rincian 5 perak dan 7 perunggu.

Dari peringkat perolehan medali, cabor biliar berada di peringkat 5 sebagai penyumbang medali terbanyak bagi Sumut. Wushu berada di peringkat 1, disusul Atletik, Tarung Derajat dan Tinju di peringkat 2, 3 dan 4.

Sebelumnya, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menjewer pelatih biliar Khairuddin Aritonang yang akrab disapa Coki, saat acara penyerahan bonus kepada atlet dan pelatih berprestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua XX, Senin (27/12/2021).

“Aku bukan diusir, tapi keluar saja aku setelah di maki-maki. Bukan aku aja yang dimaki, hampir semua orang di ruangan itu dimarah-marahinya (Gubsu),” terang Coki saat dihubungi wartawan.

Ia mengaku bingung, kenapa sampai harus dipanggil Gubsu karena tidak tepuk tangan.
“Aku bingungnya, apa yang harus ditepuk tangankan. Semuanya biasa aja, jadi kenapa hanya karena tidak tepuk tangan, jadi kena marah di depan orang ramai,” kata Coki yang menjadi pelatih bersama Fadhil dan Reza.

Di cabor Biliar, menurutnya sangat minus perhatian dari pemerintah. Alat-alat kami di Cabang Olahraga Biliar masih model lama dan jauh tertinggal dari daerah lain. “Alhamdulillah bisa meraih 12 medali,” kata Coki.(reza/red)