JAKARTA, kaldera.id- Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 punya peran strategis dalam mengonsolidasikan fiskal 2023. Konsolidasi ini terutama ditujukan untuk memulihkan defisit anggaran ke posisi idealnya 3 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Demikian disampaikan Anggota Komisi XI DPR RI Gus Irawan Pasaribu di Jakarta, Selasa (24/01/2022). Dia mengapresiasi arah kebijakan APBN 2022 untuk memulihkan perekonomian dan reformasi struktural.
“Kami apresiasi APBN 2022 diarahkan untuk melanjutkan pemulihan ekonomi dan reformasi struktural. Pendapatan negara dalam APBN 2022 direncanakan Rp1.846 triliun. Belanja pemerintah pusat Rp1.944,5 triliun,” kata Gus Irawan Pasaribu. Peran sentral APBN 2022, terutama memang ditujukan untuk konsolidasi fiskal 2023.
“APBN 2022 ini punya peran sentral dalam konsolidasi menuju defisit 3 persen terhadap PDB tahun 2023. Namun, belum jelas betul langkah dan hormonisasi menuju ke sana,” kata politisi Partai Gerindra tersebut. Selain itu, ia mengapresiasi pembayaran bunga utang selama 2021 yang sudah turun. Seharusnya sekitar Rp373 triliun, kini turun jadi Rp343 triliun. Berarti ada penghematan sekitar Rp290 triliun.
Dalam rapat tersebut dia juga menyampaikan, posisi komponen Surat Berharga Negara (SBN) yang belum jelas dalam mendukung pembayaran utang. “Kita berharap tahu berapa kira-kira bunga SBN yang kita keluarkan. Lebih dari 87 persen utang pemerintah ini dari SBN. Kita belum lihat bunga dan bebannya berapa. Lalu, rencana SBN 2023 bebannya berapa,” ungkap Gus Irawan Pasaribu. (arn/rel)