Site icon Kaldera.id

Yayasan MASI Dukung Walikota Bobby Revitalisasi Sanitasi Sekolah dan Madrasah

Direktur Yayasan MASI, Anggi Maisarah

Direktur Yayasan MASI, Anggi Maisarah

MEDAN, kaldera.id – Temuan buruknya kondisi sanitasi di SD Negeri di Jalan Brigjend Katamso oleh Wali Kota Medan Bobby Nasution harus diikuti dengan perbaikan. Pasalnya, kondisi serupa sangat mungkin terjadi di sekolah lainnya.

“Akhirnya persoalan buruknya sanitasi di lingkungan sekolah ditemukan langsung oleh Walikota Medan Bobby Nasution. Kami apresiasi Pak Wali dan kami harap ini menjadi momentum memberikan perhatian yang lebih pada masalah sanitasi anak didik,” ucap Direktur Yayasan Magna Skala Indonesia (MASI) Anggi Maisarah, Kamis (17/2/2022).

Sebelumnya diketahui Bobby mengecek kondisi toilet yang ada di SD Negeri 067092 yang berada di sebelah SD Negeri 060898 Jalan Brigjend Katamso. Di sekolah tersebut, Bobby menemukan toilet yang kotor bahkan air pun tidak ada dikarenakan aliran air bersih tidak berfungsi serta ruang kelas yang sangat berdebu dan kotor.

Menurut Anggi, ketersediaan sanitasi dasar sekolah adalah syarat kesehatan lingkungan minimal yang harus dipunyai oleh setiap sekolah untuk memenuhi kebutuhan siswa. Ruang lingkup sanitasi dasar yakni sarana penyediaan air bersih, sarana jamban, sarana pembuangan sampah, dan sarana pembuangan air limbah.

“Temuan Pak Walikota menunjukkan sanitasi dasar tidak terpenuhi. Kami mendorong dan mendukung Walikota Medan untuk program sanitasi sekolah dan madrasah,” bebernya.

Anggi yang didampingi Sekretaris Yayasan MASI Tengku Irfan menambahkan, dari data Kemendikbud 2020, memang sebanyak 73% sekolah di Indonesia juga tidak memiliki akses sanitasi yang layak, 3 dari 5 sekolah tidak memiliki akses kebersihan yang layak. Ketersediaan sarana, perilaku hidup bersih dan manajemen sanitasi berbasis sekolah harus dihidupkan.

Terkait sarana, kata Anggi, sekolah harus memiliki sarana sanitasi yang lengkap. Jamban terpisah antara laki-laki dan perempuan dengan air bersih yang tersedia sepanjang waktu, fasilitas cuci tangan dengan air mengalir dan tersedia sabun, tempat sampah dan saluran pembuangan air kotor. Selain itu juga harus menerapkan perilaku hidup bersih seperti cuci tangan pakai sabun secara rutin, buang air di jamban, buang sampah pada tempatnya dan minum air yang layak konsumsi.

Situasi dalam melawan penyebaran Covid-19 di sekolah, salah satunya adalah kegiatan mencuci tangan dengan sabun. Ini terbukti sangat penting dalam mencegah penularan Covid-19.

“Akan tetapi kondisi sanitasi di sekolah tidak memiliki akses air yang layak bahkan tak ada air, seperti yang ditemukan Walikota kemarin, tentu akan sulit menerapkan itu,” tukasnya.(efri/red)

Exit mobile version