Civitas akademik Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) menggelar tahlilan tepat pada malam ketiga wafatnya Prof Dr Syafii Maarif, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Minggu (29/5/2022) malam.
Civitas akademik Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) menggelar tahlilan tepat pada malam ketiga wafatnya Prof Dr Syafii Maarif, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Minggu (29/5/2022) malam.

 

MEDAN, kaldera.id – Civitas akademik Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) menggelar tahlilan tepat pada malam ketiga wafatnya Prof Dr Syafii Maarif, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Minggu (29/5/2022) malam.

Dipimpin Rektor UIN Sumut, Prof Dr Syahrin Harahap, acara berjudul “Tahlilan untuk Sang Mujaddid” itu, ratusan dosen dan mahasiswa universitas Islam terbesar di Sumut ini khusyuk melantunkan bacaan Alquran dan doa untuk almarhum yang akrab disapa Buya Syafii Maarif.

Rektor dalam kata-kata takziahnya mengatakan, kematian Buya Syafii Maarif, telah menggetarkan langit akademik. “Tahlilan ini adalah bentuk penghormatan pada sosok guru baik hidup maupun setelah ia meninggal dunia. Semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT dalam keadaan sebaik-baiknya,” katanya.

Kelebihan Syafii Maarif adalah pemilihan diksi dan kalimat yang sangat tajam dan menyentuh dalam menyampaikan pemikirannya.

Kata Prof Syahrin, Buya Syafii Maarif, pernah berkata, ‘Al Quran tidak pernah membisu, jika diminta pertimbangan tentang apa saja dalam hidup ini.’

“Ini sangat dalam dan bermakna. Selalu saya ingat kalimat ini. Kita berdoa pada Allah SWT, semoga kemampuan ini bisa kita warisi dari beliau,” kata Prof Syahrin.

Dalam acara itu, sejumlah pewakilan ormas Islam juga menyampaikan kata-kata takziah, tentang sosok Prof Syafii Maarif. Dr Muhammad Dalimunte, mewakili Nahdlatul Ulama (NU) mengatakan, wafatnya almarhum merupakan kehilangan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

“Sepak terjang dan kontribusi beliau dalam dunia akademik khususnya kajian Keislaman merupakan warisan yang akan tetap hidup bagi kita. Kiranya kita dapat mendoakan almarhum secara terus menerus,” kata Ketua LAZIS NU Sumut ini.

Buya Syafii Maarif merupakan sosok yang dikenal dekat dengan masyarakat akademik

Sementara Prof Dr Syaiful Akhyar yang mewakili ormas Al Washliyah, menyebut Buya Syafii Maarif merupakan sosok yang dikenal dekat dengan masyarakat akademik. “Pokok pikirannya sudah mewarnai khasanah pengetahuan kita semua terutama di bidang agama, politik, ekonomi serta sosial kemasyarakatan berbangsa dan negara,” ujarnya.

Syaiful Akhyar mengatakan, Syafii Maarif adalah dosennya sejak 1 September 1988 ketika ia menempuh studi di UIN Sunan Kaljaga Yogyakarta. “Beliau sosok ‘Ayah’ yang sangat sederhana, profesional serta konsisten dalam prinsip dan konsep yang disampaikannya,” tukas mantan Ketua PW Al Washliyah Sumut ini.

Sedangkan Prof Dr Lahmuddin, yang mewakili ormas Muhammadiyah, menuturkan, sosok Buya Syafii Maarif tidak tergantikan bagi warga Muhammadiyah. Ia pun berterimakasih pada UIN Sumut yang menggelar acara seperti ini.

“Kegiatan ini merupakan penghargaan bagi Buya Syafii Maarif secara khusus, dan warga Muhammadiyah pada umumnya dari Rektor Prof Dr Syahrin Harahap dan civitas akademik UIN Sumut,” pungkasnya.(efri/red)