MEDAN, kaldera.id- Gus Irawan Pasaribu mengungkapkan terimakasih yang tak terhingga kepada seluruh warga, tokoh masyarakat, para pejabat yang telah memberikan untaian doa atas berpulang putra tercitanya Putra Ahmad Syarif Irawan Pasaribu 40 hari lalu.
Hadir dalam acara itu Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi di kediaman Gus Irawan, Komplek Tasbih I, Blok LL Nomor 27 Medan, Sabtu (28/5/2022) malam. Acara doa bersama diawali dengan pembacaan Surat Yasin, Tahtim dan Tahlil, yang dipimpin Ustad Hasbi Mawardi. Serta diisi dengan tausiyah yang disampaikan Ustad Muzakir.
Hadir di antaranya Wakil Walikota Medan Aulia Rachman, Rektor UIN Sumut Syahrin Harahap, Rektor Universitas Panca Budi Medan Muhammad Isa Indrawan, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda. dan anggota DPRD Sumut dan kabupaten/kota.
Pada kesempatan itu, Gubernur Edy Rahmayadi yang hadir bersama Ketua Tim Penggerak Permberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sumut Nawal Lubis turut mengajak jemaah yang hadir untuk mendoakan almarhum, agar diterima seluruh amal ibadahnya dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
“Malam kepergian almarhum yang ke-40 hari ini, mari kita doakan bersama-sama agar almarhum mendapat termpat terbaik di sisi Allah SWT, dan seluruh amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT,” ujarnya.
Ucapan Terima Kasih Gus Irawan Pasaribu
Sementara itu, mewakili keluarga besar Gus Irawan Pasaribu mengucapkan terima kasih atas kehadiran para tuan guru dan sahabat, serta masyarakat yang terus memberi semangat dan dukungan. Terkhusus kepada Gubernur Edy Rahmayadi yang meluangkan waktu untuk hadir mulai dari rumah sakit hingga prosesi pemakaman.
“Inilah yang membuat kami sesungguhnya menjadi lebih kuat, punya pemimpin dan bapak/ibu tuan guru dan sahabat yang terus menyemangati kami. Mudah-mudahan doa yang dipanjatkan diijabah oleh Allah SWT dan diteruskan kepada seluruh kaum muslimin dan muslimah, sanak saudara yang telah mendahului, terkhusus kepada Almarhum Putra Ahmad Syarif Irawan Pasaribu,” ucap Gus Irawan, yang juga Ketua DPD Gerindra Sumut.
Sementara dalam tausiyah singkatnya, Ustad Muzakir mengatakan, kematian adalah satu janji manusia yang telah tertulis. Allah SWT telah menentukan kapan dan dimana perjanjian itu tiba, tanpa ada seorang pun yang mengetahuinya. Karenanya ini peringatan bagi setiap manusia, setiap denyut nadi dan nafas untuk senantiasa berbuat kebaikan.
Ustad Muzakir juga mengingatkan, apabila seseorang mendapat musibah jangan sampai merasa menderita dan berputus asa, tetapi jadikanlah musibah ini jalan untuk untuk lebih mencintai Allah SWT. “Dengan musibah kita menyucikan diri kita, bersihkan dosa-dosa kita, karena kita akan kembali kepada Allah,” katanya.(arn/rel)