MEDAN, kaldera.id – ADA pameo mengatakan berliburlah saat orang bekerja dan bekerjalah saat orang berlibur. Setidaknya dengan prinsip itu menghindari kerumuman akibat padatnya rute perjalanan ke tempat-tempat wisata saat musim cuti (liburan).
Maka ketika Manager Marketing Malaysia Tourism Board Medan TW Harsono menawarkan akan ada fam trip ke Malaysia langsung disambut wartawan lokal dan biro perjalanan (travel agent) yang ada di Medan.
Bagaimana tidak. Ini menjadi kesempatan yang menggiurkan. Ada banyak alasan untuk itu. Pertama karena sejak pandemi, harga tiket Medan-Kuala Lumpur sedang tinggi-tingginya. Bahkan hampir ke semua tempat tujuan tiket lagi mahal. Kedua, ini kesempatan penting melihat Malaysia dengan miniaturnya Kuala Lumpur untuk mengetahui lebih dekat geliat pariwisata negara ini pasca pandemi.
“Sebenarnya ini sudah lama kita agendakan tapi sempat tertunda, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk kemajuan pariwisata di sana,” kata TW Harsono sesaat sebelum tim berangkat. Setelahnya tim media dan travel agent berangkat ke Kuala Lumpur dengan Batik Air.
Bertema exciting vacaion in Malaysia, nature to city experience tim tiba di Kuala Lumpur, Selasa (6/9/2022) siang. Di Bandara sudah ada Pak Khaidir yang menyambut tim. Sosoknya ramah, humanis, suaranya berat seperti vokalis namun mudah akrab. Berusia sekira 65 tahun, Pak Khaidir menjadi pemandu yang begitu komunikatif selama bersama tim.
Begitu menaiki bus, obrolan menarik pun terjadi. Bagaimana tingkat kunjungan wisatawan asing ke Malaysia setelah border dibuka. Khaidir menjawab sementara ini rombongan-rombongan kecil sudah banyak masuk. Tapi belum seperti biasa, kata dia. “Harapannya beberapa waktu ke depan arus wisatawan kian meningkat seiring pulihnya Malaysia dari pandemi,” katanya.
Apa yang disampaikannya sesuai fakta. Begitu sampai di antrian imigrasi tidak seperti biasa. Dulu sebelum pandemi pengunjung harus antri cukup panjang untuk melewati barisan di imigrasi. Namun saat itu tim dari Medan hanya beberapa menit di antrian dan paspor sudah langsung dicap.
Satu hal yang memudahkan saat masuk ke negara ini adalah aturan untuk mengisi aplikasi yang disebut My Sejahtera tak lagi menjadi kewajiban. Mys Sejahtera ini mirip peduli lindungi di Indonesia. Sebelum berangkat, seorang penumpang Batik Air dengan tujuan yang sama sempat bertanya. “Pak kita sudah tak perlu mengisi My Sejahtera ya,” tanyanya.
Lalu bersama-sama membuktikan apa yang disampaikan ibu tadi. Saat aplikasi itu dibuka daftar pertanyaannya tak ada lagi dan kemudian sesampai di bandara KLIA-2 memang tidak ada pertanyaan terkait aplikasi My Sejahtera. Maka kemudian wisatawan lebih dimudahkan untuk masuk.
“Bapak-bapak bisa lihat sendiri kita sekarang sedang menggencarkan promo kembali sektor pariwisata ,” kata Khaidir di atas bus yang membawa rombongan langsung ke Genting Highland.
Negara ini memang sedang berupaya keras untuk memulihkan sektor pariwisata sesudah pandemi. Dibandingkan negara-negara ASEAN, aktivitas wisatawan di negara ini mulai bergerak lebih leluasa.
Data di Kementerian Pariwisata Malaysia menunjukkan negara ini berhasil menarik lebih dari satu juta turis asing sejak pencabutan pembatasan Covid-19 pada 1 April 2022, kata menteri pariwisata, seni dan budaya Nancy Shukri. Jumlah ini lebih dari setengah dari target dua juta turis internasional yang ditetapkan oleh negara itu pada 2022.
Menteri Pariwisata Malaysia menyatakan sebagian besar dari pelancong itu berasal dari Singapura, dan diharapkan lebih banyak turis dari Jepang, Iran dan Korea akan tiba di Malaysia. Itulah salah satu kenapa kemudian rombongan fam trip dari Medan pun dilibatkan mempromosikan dan menggairahkan kembali pariwisata Malaysia.
Apa faktor yang membuat Kuala Lumpur dan pariwisata Malaysia secara umum lebih cepat bergairah. Nancy Shukri mengungkap salah satu kuncinya adalah SOP covid-19 yang ramah bagi turis sehingga membuat pengunjung lebih banyak yang datang.
Itu bisa dibuktikan ketika sampai di terminal KLIA-2 pengunjung tak perlu lagi mengisi my sejahtera. Bahkan dalam waktu yang bersamaan tidak ada lagi kewajiban menggunakan masker di luar ruangan dan tempat keramaian.
Kalaupun ada yang memakai masker itu merupakan kesadaran sendiri dari wisatawan dan penduduk setempat. Dan seperti biasa, keramahan penduduk, hospitality level tinggi di tempat pariwisata menjadi nomor satu. Itu juga yang ditunjukkan Pak Khaidir, Reen Izhar dari Inshirah Travel dan Soraya dari Malaysia Tourism saat mendampingi tim selama di Malaysia. Jadi kini prosedur masuk Malaysia bagi wisatawan sudah hampir sama persis seperti sebelum pandemi.(armin nasution)