Ketua Kadin Sumatera Utara Firsal Ferial Mutyara
Ketua Kadin Sumatera Utara Firsal Ferial Mutyara

 

MEDAN, kaldera.id- Ketua Kadin Sumatera Utara Firsal Ferial Mutyara mengungkapkan pihaknya sekarang banyak menghimpun perusahaan-perusahaan besar pembentuk produk domestic regional bruto (PDRB) sekaligus mendorong local partner untuk investor.

Hal itu disampaikannya kepada media di Medan, Rabu (1/3/2023), di kantornya Jl. Sekip Baru. “Strategi di awal kepemimpinan saya di Kadin Sumut ini menghimpun dulu perusahaan-perusahaan pembentuk PDRB Sumut yang skalanya besar.”

“Kita harapkan setelah masuk di Kadin Sumut mereka betah karena kita faham di tangan merekalah sebenarnya ekonomi Sumut bergerak. Ekonomi kita kan ada di tangan mereka. Mudah-mudahan mereka mau bersama-sama membesarkan organisasi ini,” kata Firsal yang menjadi ketua Kadin Sumut dalam usia yang masih cukup muda.

“Tentu ada bargaining dengan mereka misalnya yang berhubungan dengan kepentingan investasi, regulasi, keamanan dan kenyamanan mereka berusaha. Sekarang mereka sudah bergabung dengan kita. Tinggal bagaimana mendelivery kebutuhan mereka terkait kelangsungan usahanya,” kata dia.

Bahkan di Kadin Sumut pun Firsal membuat penyederhanaan dan kecepatan pengurusan sertificate of origin (surat keterangan asal) untuk eksportir dengan standar pelayanan prima.”Sertifikat itu sekarang setengah hari pun sudah siap. Yang masuk pagi, siang siap. Yang masuk siang sore sudah harus ada. Tiap pembayaran online yang kita, SKA sudah harus terbit. Tidak boleh lagi ada hambatan ekspor bagi kawan-kawan pengusaha,” kata dia.

Ke depan pun, menurut Firsal, perusahaan yang begabung di Kadin Sumut akan lebih serius berhimpun. “Karena seringkali juga kita menghadapi persoalan-persoalan yang mengimbas pengusaha. Terutama tentang ketenagakerjaan, misalnya. Soal ini jadi fokus kita karena merupakan bagian dalam kenyamanan berusaha. Harus stabil dan nyaman. Bahkan investor pun tidak akan menanamkan modalnya kalau urusan ini tidak beres,” jelasnya.

Firsal mengungkapkan pengusaha akan kelelahan kalau harus mengurus masalah-masalah ketenagakerjaan. “Apalagi kalau selalu ada demo, atau ketika tuntutan upah bergulir digerakkan dengan unjukrasa. Nah ini harus diselesaikan dengan sebaik-baiknya,” kata dia.

“Selain ketenagakerjaan, kita juga harus memastikan regulasi yang ada sesuai kebutuhan. Coba kita lihat ya dari level pusat sudah ada UU, ada Keppres, Perpres, Permen dan lain-lain. Lalu turun ke pergub dan pemkab menjadi Perda. Harusnya kita harapkan jangan ada regulasi tumpang tindih dan memberatkan pengusaha,” jelasnya.

Ketika ada masalah ketidaknyamanan dan fasilitasi berusaha yang mengganggu pengusaha akan dibicarakan dengan para stakeholder, tambah Firsal. “Sama misalnya saat di Manila beberapa waktu lalu ada perusahaan dari Malaysia mau relokasi ke Medan. Mereka bicara ke saya. Nah tugas kita menjelaskan potensinya,” kata dia.

Firsal mengungkapkan keinginan perusahaan di Malaysia itu pindah ke Medan sebenarnya potret dari perusahaan-perusahaan lain yang memandang Sumut sebagai tempat layak investasi.

“Bagaimana tidak. Kita punya resources, kita punya tenaga kerja. Kalau mereka beroperasi di Malaysia setidaknya ada jaminan pembayaran gaji tenaga kerja dengan jumlah besar sebagai deposit. Kemudian mereka harus siapkan tempat tinggal, walau lahan pabrik dikasi free tetap lebih baik berusaha di Sumut,” jelasnya.

Local partner
Yang seperti in, kata Firsal, Kadin Sumut mendorong investor yang akan relokasi tersebut menggandeng local partner. “Local partnernya harus orang Sumut jangan orang Jakarta. Sumut ini wilayah kita, tanah kita, masa iya menggandeng orang dari Jakarta. Kawan-kawan kita di sini pun siap diajak kerjasama,” tuturnya.

“Local partner itu harus orang Medan dan Sumut. Coba kita hitung saja benefit yang kita dapat kalau mereka relokasi pabrik ke Medan. Pajaknya akan dibayar di daerah ini, kemudian pajak tenaga kerja juga akan masuk ke sini, pemakaian energi dan multiplier effect lain pun kita dapatkan,” kata Firsal. Bahkan bisa jadi ada TKDN (tingkat komponen dalam negeri) dan industri berorientasi ekspor, tentu harus dibantu termasuk Pemda pun harus berperan, tuturnya.

“Yang ketemu saya untuk relokasi sempat bercerita mereka kesulitan lahan. Sebenarnya kalau menggandeng kawan-kawan di Kadin Sumut, mereka punya banyak lahan pada beberapa kawasan industri dan sangat potensial. Tinggal negosiasi saja,” jelasnya. “Kita itu harus support local partner untuk berkolaborasi sama-sama mengembangkan bisnis. Jangan kita lihat untung yang di depan mata saja, harus berfikir jangka panjang. Lihat beberapa tahun ke depan dan seperti apa multiplier yang ditimbulkan,” tutupnya.(arn)