Pedagang Pakaian Bekas Tanjung Balai Keluhkan Sulitnya Dapatkan Stok Barang Ballpress

Para pedagang pakaian bekas impor di Pasar TPO Tanjungbalai, Sumatera Utara (Sumut) mengaku kini kesulitan mendapatkan stok barang ballpress
Para pedagang pakaian bekas impor di Pasar TPO Tanjungbalai, Sumatera Utara (Sumut) mengaku kini kesulitan mendapatkan stok barang ballpress

 

MEDAN, kaldera.id – Para pedagang pakaian bekas impor di Pasar TPO Tanjungbalai, Sumatera Utara (Sumut) mengaku kini kesulitan mendapatkan stok barang ballpress. Padahal situasi pasar saat ini sedang ramai pembeli karena menjelang lebaran.

“Dari sebelum puasa kami sudah payah dapat barang. Kalau sekarang pun yang ada itu sisa stok yang belum terjual,” kata Suriani, salah seorang pedagang pakaian bekas impor kepada detikSumut, Selasa (11/4/2023).

Dia mengatakan, kondisi itu diakibatkan ketatnya pengawasan peredaran barang bekas yang didominasi datang dari Malaysia serta China untuk masuk ke Indonesia.

“Biasa sebelum lebaran ini kesempatan kami jualan karena pembeli lagi ramai-ramainya. Kalau sekarang sudah bingung, barang mulai menipis sementara stok ballpress sudah payah,” kata dia.

 

Berhenti berdagang

Ia dan pedagang lainnya mengaku bingung sekaligus pasrah jika beberapa saat lagi mereka harus berhenti berdagang karena sulitnya mendapatkan bahan untuk dijual.

Pasar TPO Tanjungbalai yang berlokasi di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Matahalasan, Kota Tanjungbalai ini merupakan salah satu pusat penjualan pakaian bekas terbesar di Sumatera Utara. Tak kurang ada sekitar 500 pedagang yang menggantungkan kehidupan dari penjualan barang bekas impor di sini.

Pasar TPO Tanjungbalai ini bersempadan langsung dengan bibir sungai Asahan yang muaranya ke Selat Malaka, selama puluhan tahun lalu daerah ini sudah dikenal sebagai surga bagi pecinta barang impor bekas berkualitas dengan harga terjangkau.

Sementara itu, Kepala Kantor Bea Cukai Teluk Nibung Tutut Basuki yang dikonfirmasi wartawan baru-baru ini di sela pemusnahan 1.027 ballpress pakaian dan sepatu bekas ilegal mengatakan pihaknya masih gencar melakukan penindakan terhadap masuknya ballpress impor ilegal di wilayahnya.

“Kita hanya bisa melakukan penindakan barang bekas impor ilegal ini sebelum barang-barang itu jatuh ke tangan pedagang. Mayoritas penindakan dari perairan namun ada juga yang diamankan dari darat,” kata dia.

Dia pun memastikan beberapa bulan terakhir ini para pemain ballpress yang memasukkan barang barang impor berupa pakaian, sepatu dan komoditas lainnya sudah kesulitan mengingat gencarnya operasi gabungan yang dilakukan.

“Boleh tanya ke mereka (pedagang) kalau sekarang pasti sulit dapat barang (ballpress). Karena akhir-akhir ini memang kita di Satgas agak kencang,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah melarang komoditas ekspor barang bekas sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 40 Tahun 2022 tentang barang dilarang ekspor dan barang dilarang impor serta Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 178/PMK.04/2019. (det)