Harga Pakan Melonjak, Peternak Ayam Telur Di Sumut Terancam Bangkrut

Harga pakan ternak ayam petelur seperti jagung, bungkil kacang kedelai mengalami kenaikan drastis. Tingginya harga pakan membuat sejumlah peternak ayam petelur bangkrut dan menutup usahanya.
Harga pakan ternak ayam petelur seperti jagung, bungkil kacang kedelai mengalami kenaikan drastis. Tingginya harga pakan membuat sejumlah peternak ayam petelur bangkrut dan menutup usahanya.

 

MEDAN, kaldera.id – Harga pakan ternak ayam petelur seperti jagung, bungkil kacang kedelai mengalami kenaikan drastis. Tingginya harga pakan membuat sejumlah peternak ayam petelur bangkrut dan menutup usahanya.

Seperti diketahui, bahan baku pakan ternak saat ini berada di harga Rp 8.000-an per kg, naik dibanding sebelumnya yang dipatok seharga Rp 5.000-an per kg.

Ketua Asosiasi Perhimpunan Peternak Petelur (P3SU) Sumut Fadhillah Boy mengatakan kenaikan harga pakan itu berimbas kepada kenaikan harga telur di pasaran. Beberapa pasar saat ini menetapkan harga Rp 28 ribu-Rp 30 ribu per kg, lebih tinggi dari HET seharga Rp 27 ribu per kg.

“Kenaikan harga ini terjadi karena kenaikan harga baku terutama jagung kemudian bungkil kacang kedelai, jadi akhirnya harga pakan naik sehingga HPP-nya jadi tinggi semua,” kata Boy kepada detikSumut, Jumat (26/5/20323).

 

Mengurasi pasokan ayam

Fadhillah menyebutkan bahwa peningkatan harga pakan ternak ini membuat para peternak mengurasi pasokan ayam. Tercatat saat ini hanya ada 11-12 juta ayam secara keseluruhan dibanding sebelumnya sebanyak 16-18 juta ayam.

“Bahan baku yang tinggi, sehingga banyak peternak yang tidak masuk lagi ayamnya, jadi kekurangan populasi. Yang dikhawatirkan kalau begini terus, peternak untuk masuk ayam semakin berkurang. Sekarang ini hanya ada 11-12 juta ayam secara keseluruhan, berkurang sampai 20-30 persen,” ujarnya.

Terkait hal ini, Fadhillah menyebut bahwa saat ini sudah banyak para peternak yang menutup kandang ternak ayam lantaran tak mampu lagi untuk biaya pakan ternak.

“Kalau memang tidak ada solusi, saat ini wilayah di Sumut puluhan kandang sudah banyak yang tutup, sudah bangkrut karena bahan baku ini mahal. Nah, sekarang yang sisa-sisa ini pun belum tentu bisa dibilang kami sudah untung, karena bahan baku mahal kemudian kerugian yang kemarin itu belum ditutupi lagi,” tutur Fadhillah

Dia berharap ada peran pemerintah untuk menekan harga bahan pakan ternak. Jika terus dibiarkan maka akan semakin banyak peternak yang gulung tikar.

“Belum ada solusi untuk backup si peternak, jadi kita peternak juga pada bingung, akhirnya semua farm pada tutup.

Kalau bisa pemerintah tetap mengupayakan ada keseimbangan harga bahan baku jagung, apa itu berupa subsidi. Kasihan juga petani dengan harga murah kurang profit mereka.

Ya solusi dari pemerintah untuk menekan bahan baku pokok pakan ayam, ya harus ada duduk bareng antara petani, peternak, dan yang berkaitan dengan bidang tersebut,” ucapnya. (det)