MEDAN, kaldera.id- Malaysia membuka pintu selebar-lebarnya kepada pemilik dana besar untuk menetap di Malaysia yang selama ini visa regular hanya 30 hari menjadi lima tahun dan dapat diperpanjang. Selain itu mereka juga mengajak warga asing untuk melakoni bisnis dan investasi personal di negara tersebut.
Hal itu terungkap dari program yang mereka tawarkan melalui Malaysia My Second Home (MM2HC) & Malaysia Premium Visa Program (PVIP) yang disosialisasikan di Medan, Kamis (22/6/2023) di Aryaduta Hotel.
Konsul Pelancongan Malaysia Chan Hon Mun mengatakan Tourism Malaysia Medan menghadirkan produk unggulan Malaysia My Second Home & Malaysia Premium Visa Program (PVIP).
Sebagaimana diketahui Malaysia My Second Home (MM2H) sebelumnya diperkenalkan oleh pemerintah Malaysia sebagai cara bagi orang non-Malaysia untuk pensiun dan tinggal di Malaysia untuk jangka waktu yang lama.
Pada 1 September 2022 Kementerian Dalam Negeri (KDN) telah membuat pengumuman berkaitan Program Visa Premium (PVIP) Malaysia dan permohonan telah dibuka mulai 1 Oktober 2022 untuk menarik orang asing berinvestasi di Malaysia dan tinggal di negara itu untuk jangka waktu 20 tahun dengan opsi perpanjangan untuk 20 tahun berikutnya.
Hadir di situ Siti Juraidah binti Hussein , Ketua Unit MM2H, PVIP & APEC, Jabatan Imigresen Malaysia, Rashidi bin Radzali, Timbalan Penolong Pengarah Kanan Imigresen Unit MM2H, PVIP & APEC, Jabatan Imigresen Malaysia serta Anthony Liew Yong Huat, President of Malaysia My Second Home Consultants Association (MM2HCA)
Siti Juraidah mengemukakan terkait MM2HC ini memang mengharuskan peminat mengikuti berbagai ketentuan. “Ada dokumen yang harus diupload secara online. Kemudian memang ini diperuntukkan bagi pemilik dana terutama para konglomerat atau yang memiliki kemampuan,” jelasnya.
Syarat yang fokus pada kemampuan finansial
Beberapa syarat yang fokus pada kemampuan finansial itu dijelaskan pada poin bahwa pendapatan yang mengajukan minimal 40.000 ringgit Malaysia sebulan atau setahun 480.000 ringgit. Kemudian mereka juga harus memiliki fix deposit atau menempatkan uang di bank sebesar 1 juta ringgit atau sekira 250 ribu dolar AS.
“Tapi tentu saja syarat finansial itu seperti deposit akan dikembalikan. Yang kita tagih hanya biaya-biaya pendaftaran,” jelasnya. Menurutnya, selama ini sudah ada 53 ribu orang yang diketahui menetap dan memafaatkan program itu di Malaysia.
Mereka berasal dari China, Korea, Jepang, Bangladesh, Inggris, Amerika, Singapura, India dan beberapa negara lain. “Kalau Indonesia belum banyak, tapi potensinya besar. itu sebabnya kita sosialisasikan di sini,” kata dia.
Perbedaan antara MM2HC dengan Malaysia Premium Visa Program adalah pada manfaatnya. “Jika di MM2HC ini cenderung pada kesempatan tinggal lebih lama baik bagi pensiunan maupun yang melakukan perobatan. Sementara di premium visa, mereka bisa berbinis, investasi, membuka restoran atau hal-hal lain yang bisa menambah income. Begitupun persamaannya baik Malaysia My Second Home dan premium visa sama-sama punya kesempatan memiliki property, seperti rumah, tanah dan lain-lain dengan aturan yang ditentukan oleh negara bagian masing-masing di Malaysia,” tuturnya.
Dengan kebijakan ini Siti Juraidah mengatakan pemegang dua program ini bebas masuk kapan saja, berbeda dengan visa biasa yang berlaku 30 hari dan jika habis harus keluar negara dulu setelahnya masuk lagi.
Saat disinggung apakah program ini kelak bisa dimanfaatkan untuk money laundering (pencucian uang), menurut Siti Juraidah negaranya akan menyaring ketat. “Sebenarnya yang dulu diincar para pemilik dana kalau untuk pencucian uang seperti ke Caymand Island dan beberapa negara lain. Kalau kita sudah bekerjasa dengan interpol untuk mendeteksi semua aliran dana. Ini murni untuk menguatkan ekonomi Malaysia,” jelasnya.
Manfaat-manfaat lain yang dibisa diperoleh peminat karena, kata dia, biaya hidup di Malaysia termasuk murah. Harapannya tentu akan banyak juga dari Indonesia, karena diketahui banyak taipan dan konglomerat di Indonesia, katanya.
Chan Hon Mun menimpali program ini mirip inisiatif Visa Emas yang tersedia di Thailand, Singapura, dan Portugal. Terdiri dari individual atau orang berada yang berasal dari negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Kerajaan Malaysia dapat mengajukan aplikasi jika mereka memenuhi persyaratan program. Namun perlu diingat aplikasi dibatasi pada 1 persen saja dari populasi Malaysia.
Melalui program menetap dan berinvestasi yang diperkenalkan pemerintah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi negara Malaysia. Beruntungnya, kata dia, Malaysia memiliki keindahan alam, negara dengan fasilitas medis terbaik di Asia, banyak sekolah, universitas bertaraf internasional, pusat bisnis paling cepat berkembang di Asia Tenggara serta multi ras yang hidup harmoni.(arn)