MEDAN, kaldera.id – Presiden Joko Widodo menghadiri pengukuhan kepengurusan dewan pimpinan pusat (DPP) dan peresmian pembukaan rapat kerja nasional (rakernas) Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Tahun 2023.
Pada acara yang terselenggara di Lapangan Banteng, pada Sabtu, (19/8/2023) itu, Jokowi menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kekompakan di tahun politik yang mulai menghangat.
Senada dengan Jokowi, Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting mengajak seluruh elemen masyarakat bersatu, bergotong royong demi Indonesia maju.
“Pesan yang disampaikan Bapak Presiden sangat jelas, mari bersatu menghadapi tantangan global ke depan demi Indonesia maju,” kata Baskami kepada wartawan.
Politisi PDI Perjuangan itu menyebut, persatuan Indonesia merupakan modal penting untuk menghadapi tantangan global ke depan.
“Dengan gotong royong dan usaha kolektif dari seluruh anak bangsa, kita berupaya menjadi bangsa dengan ekonomi yang seperti Bapak Presiden sampaikan, peringkat lima besar dunia,” ucapnya.
Baskami juga menekankan, pentingnya pemilu 2024 dilaksanakan dalam suasana sukacita tanpa saling bergesekan satu dan lainnya.
“Beda pilihan boleh saja, akan tetapi jangan dipertajam. Saya yakin, semua pihak menginginkan yang terbaik bagi negara ini,” tambahnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Presiden pun mengingatkan perlunya digaungkan kembali budaya kekeluargaan dan gotong royong di antara masyarakat.
Kompetisi dalam tahun politik selalu ada, tetapi Presiden meminta agar masyarakat kembali bersatu setelah rangkaian pemilihan umum (pemilu) selesai.
“Kita ini senegara, sebangsa, setanah air, jangan sampai dilupakan itu. Agar setelah balapan, setelah racing kita bisa berkawan kembali dan bersatu kembali. Jangan antartetangga enggak bisa saling menyapa setelah pemilu, jangan antarkawan enggak saling menyapa setelah pilpres. Enggaklah,” lanjutnya.
Menurut Presiden, bersatu bukan hanya diartikan dengan tidak adanya pertengkaran, tetapi bersatu untuk bersinergi bersama mewujudkan visi Indonesia Maju.
Begitu juga dengan bersatu untuk bersama-sama mendorong perekonomian nasional terus tumbuh dalam situasi ketidakpastiaan global yang masih terjadi.
“Coba negara-negara di Uni Eropa memikirkan pertumbuhan ekonomi yang namanya growth, inflasi sudah sangat pusing. Kalau kondisinya kita melihat betul seperti itu kemudian antarmasyarakat-nya sendiri tidak bersatu, tidak kompak, bagaimana pemimpin bisa menyelesaikan masalah-masalah, problem-problem besar yang ada,” katanya.(efri surbakti/red)