Kaldera.id
  • BERANDA
  • BERITA TERKINI
  • Bisnis
  • BERITA VIRAL
  • SPORT
  • EDUKASI
  • JALAN-JALAN
  • OPINI
  • KABAR DAERAH
  • Advertorial
Rabu, 26 Nov 2025
Rico Waas Tekankan Transparansi Jelang Peluncuran Smart Tax Mobile & Smart Tax Office
Pra Musrenbang RKPD 2027, Rico Waas Tegaskan Komitmen Pemko Medan Lindungi Perempuan dan Anak
Gubernur Bobby Kirim Tim dan Peralatan Evakuasi ke Sejumlah Wilayah Bencana di Sumut
Fraksi PKS Setujui R-APBD Medan 2026 Disertai Kritik Keras
Sumut–Hainan Segera Bakal Sister Province, Durian dan Obat Herbal Jadi Komoditas Unggulan
TPL Tegaskan Operasional Sesuai Regulasi, Tak Ada Pengrusakan Ekologi
Wali Kota Ajak Forum Silaturahmi Masyarakat Pemerhati dan Peduli Kota Medan Bahas Penyelesaian Sejumlah Persoalan
Zakiyuddin Harahap Resmikan SIMONALISA, Sistem Pemantau APBD Karya Peserta PKA
Al Washliyah Medan dan GJI Kolaborasi Arusutamakan Transisi Energi Adil Berkelanjutan
Belum Efektif Atasi Banjir, Datuk Iskandar Muda Desak Audit Teknis Proyek Pengendalian di Medan
Rico Waas Tekankan Transparansi Jelang Peluncuran Smart Tax Mobile & Smart Tax Office
Pra Musrenbang RKPD 2027, Rico Waas Tegaskan Komitmen Pemko Medan Lindungi Perempuan dan Anak
Gubernur Bobby Kirim Tim dan Peralatan Evakuasi ke Sejumlah Wilayah Bencana di Sumut
Fraksi PKS Setujui R-APBD Medan 2026 Disertai Kritik Keras
Sumut–Hainan Segera Bakal Sister Province, Durian dan Obat Herbal Jadi Komoditas Unggulan
TPL Tegaskan Operasional Sesuai Regulasi, Tak Ada Pengrusakan Ekologi
Wali Kota Ajak Forum Silaturahmi Masyarakat Pemerhati dan Peduli Kota Medan Bahas Penyelesaian Sejumlah Persoalan
Zakiyuddin Harahap Resmikan SIMONALISA, Sistem Pemantau APBD Karya Peserta PKA
Al Washliyah Medan dan GJI Kolaborasi Arusutamakan Transisi Energi Adil Berkelanjutan
Belum Efektif Atasi Banjir, Datuk Iskandar Muda Desak Audit Teknis Proyek Pengendalian di Medan
Ads_Tapsel
Beranda / Medan

Lebih Dalam Melihat Fenomena Inflasi

redaksi
4 Sep 2023 08:54
Medan Opini 0 419
4 menit membaca
Armin NasutionArmin Nasution

 

Oleh Armin Nasution

Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Edwin Effendi saat konferensi pers.
Baca Juga
Akhyar Nasution Positif Covid-19, Keluarga Negatif
05 Agu 2020

TULISAN ini masih merupakan lanjutan topik lalu namun belum akan menyinggung islamic social finance sebagai solusi inflasi. Bahwa benar, dalam ekonomi konvensional ternyata pertumbuhan tinggi akan digerogoti inflasi.

Ekonomi kita terus tumbuh tapi di sisi lain harga barang kebutuhan juga bergerak naik.

​Uang yang kita dapatkan betapa pun banyaknya ternyata tak mampu mengimbangi kenaikan harga. Itu pula yang menunjukkan daya beli uang yang kita miliki semakin lama kian lemah.

Real Madrid sukses menaklukkan Getafe 2-0 dalam lanjutan La Liga di Estadio Alfredo Di Stefano
Baca Juga
Real Madrid Kuntit Atletico di Klasemen
10 Feb 2021

Dulu, tahun 1970-an uang Rp100 ribu itu sudah bisa beli banyak kebutuhan. Sekarang Rp1 juta pun daya belinya masih sangat minim.

​Itu sebabnya inflasi adalah bahaya laten dalam pertumbuhan ekonomi. Tapi bukan berarti inflasi tidak diperlukan. Dalam berbagai kajian ekonomi, inflasi yang terkendali juga penting.

Artinya inflasi merupakan cerminan kenaikan daya beli. Yang jadi problem, jika inflasi tak bisa dikendalikan.

​Bagaimana kita melihat potret inflasi ini lebih detil di Sumut, misalnya?Menurut data Bank Indonesia hingga Juli 2023 tingkat inflasi mencapai 0,3 persen, sedangkan angka year on year ada diangka 2,54 persen dan jika dilihat dari bulan Januari-Juli inflasi ada diangka 0,98 persen.

​Sejauh ini angka itu masih terkendali. Kenapa? Karena secara nasional pun target inflasi adalah 3 persen plus minus 1 persen. Artinya angka inflasi harus ada diangka 2-4 persen.

Dengan target inflasi sebesar itu masih make sense jika pertumbuhan ekonomi di atasnya.

Angka inflasi harus berada dibawah angka pertumbuhan ekonomi karena tidak ada artinya jika pertumbuhan ekonomi tinggi lalu inflasi melebihi pertumbuhan itu sendiri.

Tahun ini Bank Indonesia optimis inflasi akan berada diangka 2 persen. Di Sumut, kita masih menghitung inflasi dengan mengukur di lima kota indeks harga konsumen.

Yaitu Medan, Pematang Siantar, Sibolga, Padangsidimpuan dan Gunungsitoli. Sedangkan kabupaten lain menjadi Indeks Pemantau Harga (IPH).

Sumber utama inflasi di Sumut ternyata dipengaruhi oleh komoditas. Kenaikan harga beras sedikit saja itu akan mendorong inflasi tinggi.

Sedangkan komoditas lain yang sangat berpengaruh adalah bawang. Ini merupakan salah satu pendorong inflasi yang sangat volatile.

Lalu hal lain yang sering menyebabkan inflasi tinggi adalah jalur distribusi yang sangat panjang.

Karena seringkali pasok kebutuhan yang harusnya sampai di pasar dengan harga normal tak pernah tercapai.Inipun salah satu problem utama.

Bahkan petani sebagai sumber utama penghasil pangan tak menikmati hasilnya saat harga di pasar tinggi.

Misal, cabai di pasar sudah mencapai Rp100 ribu, tapi karena panjangnya jalur distribusi ternyata di tingkat petani harga cabai bisa ditebus Rp30 ribu sampai Rp45 ribu.

Intinya penyumbang utama inflasi termasuk Sumut dan Indonesia datang dari komoditas pangan. Setiap kali terjadi inflasi tinggi jika ditelusuri lebih jauh akan mengarah kepada kebutuhan pangan.

Selain itu yang harus diwaspadai adalah import inflation. Atau mengimpor inflasi dari luar.

Kita ini masih punya ketergantungan bahan pokok dengan negara lain. Jadi ketika di sana terjadi kenaikan harga otomatis akan langsung berpengaruh ke negara pengimpor.

Hingga tahun ini berbagai lembaga keuangan dunia masih khawatir dengan ancaman inflasi terutama efek dari perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan dan belum tahu kapan selesai.

Jika kemudian negara-negara terkait melakukan pengetatan kebijakan pangan, kemudian stok di pasar berkurang, otomatis negara-negara yang masih ketergantungan dengan impor pangan akan menghadapi kenaikan harga. Imported inflation tetap jadi ancaman.

Upaya untuk mengendalikan inflasi sudah dilakukan dengan berbagai cara. Strategi paling utama saat ini adalah dorongan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah agar melek inflasi.

Dulu gejala inflasi tinggi hanya dikhawatirkan oleh pemerintah pusat dan otoritas moneter. Sekarang berbeda. Semua kepala daerah harus faham inflasi.

Pemerintah mengefektifkan secara maksimal tim pengendalian harga di daerah untuk memantau inflasi yang terjadi.

Itu kemudian yang disebut dengan geranakan nasional pengendalian inflasi pangan. Selain dengan mendorong kerjasama antar daerah untuk memintas jalur distribusi.

Inflasi ini layaknya tekanan darah, jika terlalu tinggi berbahaya dan jika terlalu rendah juga berbahaya.

Sehingga harus benar-benar dijaga agar harga tidak memberatkan konsumen dan masih memberikan keuntungan ke produsen.

Sering pihak yang paling diuntungkan dari inflasi yang bagian tengah (distributor/price maker) bukan petani karena panjangnya jalur distribusi.

Armin nasutionekonomi konvensionalInflasiislamic social finance
Pos Terkait
Bobby Mantap Jalankan Program Keumatan
Makna upacara adat Sulang-sulang Pahompu dalam Suku Batak Toba
Rayakan Hari Jadi, Fokusmaker Sumut Berbagi dengan Anak Panti Asuhan
Inspektorat Akui Sudah Terima Laporan Terkait Dugaan Gratifikasi Iswar Dari Kejari Medan
Dukung Percepatan Program Perumahan Subsidi, Bank Sumut Siap Fasilitasi Kredit Hanya Tiga Hari
Dari 6.223 Usulan Di Musrenbang RKPD Kota Medan 2023, Paling Banyak Rehabilitasi Jalan Lingkungan

Pos Terkait

Komisi 4 DPRD Kota Medan mendorong Rumah Sakit Colombia Asia Aksara di Jalan Letda Sujono, Kecamatan Medan Tembung, agar segera membuka layanan bagi peserta program Universal Health Coverage Jaminan Kesehatan Medan Berkah (UHC JKMB).
4 bulan  lalu
DPRD Medan Harapkan RS Colombia Asia Layani Pasien UHC JKMB
Fans Liverpool menggunakan masker saat menyaksikan laga di Anfield Stadium.(sumber: CNN)
5 tahun  lalu
Liga Dunia, Liverpool dan Virus Corona
Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus TPI Medan.
5 tahun  lalu
Kantor Imigrasi Medan Tunggu Surat Cabut Bebas Visa Ke China
Bupati Langkat Terbit Rencana PA
4 tahun  lalu
Bupati Langkat Kecam Aksi Premanisme
Armin Nasution
2 tahun  lalu
Distribusi Rasa Kasihan (Disarikan Dari Paparan Prof. Syawal Gultom)
Warga Desa Pardomuan, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara, Salamat Sianipar yang terpapar Covid-19 dan mengalami dugaan kekerasan oleh warga sekitar beberapa waktu lalu meninggal dunia di RSU Adam Malik, Minggu sore (1/8/2021) sekitar Pukul 16.30 Wib.
4 tahun  lalu
Warga Terpapar Covid-19 dan Korban Dugaan Penganiyaan di Toba Meniggal Dunia

Trending

01.
2 hari  lalu
Struktur Direksi Bank Sumut Berubah, RUPS LB juga Sepakati Penambahan Modal
02.
1 hari  lalu
RUPS LB Bank Sumut, Syafrizal Dicopot, Heru Mardiansyah Jadi Dirut
03.
6 hari  lalu
BP Tapera Apresiasi Bank Sumut Gencar Sosialisasi Percepatan Penyaluran Rumah Terjangkau
04.
5 hari  lalu
MFF 2025 Digelar, Usung Tema Nostalgia dan Masa Depan Sinema Indonesia
05.
6 hari  lalu
PSMS Medan Tegaskan Tidak Pernah Buka Seleksi Pemain Terkait Kasus TPPO Rizki Nur Fadhilah

Ads

  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Kode Etik Jurnalistik
Logo
Hangat, Mendidik, Mengungkap Fakta
© Kaldera.id. Developed by irzasolusi.com
TPL Tegaskan Operasional Sesuai Regulasi, Tak Ada Pengrusakan Ekologi
Gubernur Bobby Nasution Gerak Cepat Kirim Bantuan Logistik ke Wilayah Terdampak Banjir dan Longsor
Bobby Pastikan Harga Gabah Stabil dan Tekan Biaya Produksi Petani Asahan
Al Washliyah Medan dan GJI Kolaborasi Arusutamakan Transisi Energi Adil Berkelanjutan
INALUM Buktikan Transparansi Lingkungan dan Perkuat Posisi Global dengan EPD Aluminium G1
Home Trending Cari Bagikan Lainnya