MEDAN, kaldera.id – Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Medan, Abdul Rani meminta pihak kepolisian untuk segera membuka kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang melibatkan salah satu anggota Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Kota Medan, AH dan dia rekannya secara gamblang. Politisi PPP ini meminta agar polisi segera mengungkapkannya ke publik.
“Siapa saja yang terlibat, apa benar hanya AH dan dua orang rekannya itu atau justru ada yang lain lagi. Ini kan harus diusut dan diungkapkan secara gamblang kepada publik. Mengingat Bawaslu juga merupakan lembaga publik,” ucap Abdul Rani, kemarin.
Dikatakan Ketua DPC PPP Kota Medan itu, polisi juga harus segera mengungkapkan siapa oknum caleg yang menyebut dirinya sebagai korban dugaan pemerasan itu.
“Jangan hanya terduga pelaku ini saja yang diungkap. Oknum caleg yang mengaku korban dugaan pemerasan ini juga harus diungkap siapa orangnya. Kenapa dia diperas dan seterusnya. Jadi, kasus ini bisa terang benderang,” ujarnya.
Kemudian, lanjut Rani, Ketua Bawaslu Kota Medan, David Reynold juga tidak boleh bungkam atas kasus yang menimpa anggotanya tersebut. Sebab, bila bungkam, dikhawatirkan akan tercipta opini liar di masyarakat.
“Ketua Bawaslu harus menegaskan bahwa ini adalah perbuatan oknum, bukan lembaga. Bawaslu harus mempertahankan kepercayaan masyarakat kepada mereka sebagai lembaga yang memastikan jalannya pemilu secara adil dan terbuka,” pungkasnya.(reza)