Komisi 3 Sayangkan Penutupan Medan Zoo Jadi Opsi Penyelamatan dari Sejumlah Persoalan

Ketua Fraksi Nasdem DPRD Medan, Afif Abdillah
Ketua Fraksi Nasdem DPRD Medan, Afif Abdillah

 

MEDAN, kaldera.id – Ketua Komisi 3 DPRD Kota Medan, Afif Abdillah menilai, rencana penutupan Medan Zoo bukan solusi tepat mengatasi permasalahan yang terjadi.

Politisi NasDem itu bahkan menganggap penutupan salah satu objek wisata di Kota Medan itu tak layak dijadikan salah satu opsi menyelamatkannya dari berbagai permasalahan terjadi saat ini.

“Kondisinya memang sangat prihatin saat ini. Tapi saya tegaskan, penutupan bukan opsi yang layak untuk dipertimbangkan,” ucap Afif Abdillah kepada wartawan, Minggu (14/1/2024) sore.

Seharusnya pihak pengelola semakin bekerja keras dalam mempertahankan keberadaan objek wisata miliki Pemko Medan itu. Menurutnya, masih banyak opsi menjadi pilihan dalam menyelamatkan keberadaanya.

“Kami sangat menyayangkan kalau pemerintah sampai memasukkan opsi penutupan Medan Zoo ke dalam list pilihan solusi yang dipertimbangkan. Kalau pemerintah saja sudah menyerah, ya mau bagaimana lagi nasib Medan Zoo itu,” ujarnya.

Diterangkan Afif, seyogiyanya Pemko Medan harus mengantisipasi kondisi Medan Zoo yang semakin memprihatinkan tersebut sejak jauh-jauh hari. Pasalnya, kesulitan demi kesulitan memang sudah dialami Medan Zoo sejak lama, namun belakangan ini kondisi Medan Zoo semakin memprihatinkan.

“Kita sebenarnya sejak lama kan sudah mendorong agar Pemko Medan dan PUD Pembangunan segera mencari investor atau membuka kerjasama dengan pihak ketiga. Tapi sayangnya sampai sekarang kita tidak melihat ada investor yang mau bekerjasama untuk mengelola Medan Zoo,” katanya.

Dia menambahkan, bila belum juga mendapatkan investor yang bersedia mengelola Medan Zoo, pihaknya di Komisi 3 juga sudah memberikan opsi agar Medan Zoo dapat bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta, baik lokal maupun nasional agar mau menjadi ‘bapak asuh’ untuk setiap jenis satwa yang ada di Medan Zoo.

“Misalnya perusahaan A jadi bapak asuh satwa gajah, perusahaan B jadi bapak asuh satwa rusa, perusahaan C jadi bapak asuh satwa harimau, dan seterusnya. Setiap bapak asuh memberikan sumbangan pakan dan obat-obatan secara rutin setiap bulannya, bisa lewat dana CSR atau dalam bentuk sumbangan. Jadi tidak ada istilah satwa makan tidak makan, bahkan Medan Zoo sampai utang pakan seperti saat ini,” ungkapnya.

Kondisi tidak jalannya sejumlah opsi tersebut, lanjut Afif, merupakan bukti kurang baiknya kolaborasi yang ada di lingkungan Pemko Medan, khususnya kolaborasi PUD Pembangunan dengan pihak-pihak swasta.

“Seharusnya opsi-opsi itu berjalan maksimal, itulah makna kolaborasi yang sesungguhnya. Kalau kondisi Medan Zoo seperti saat ini, ya artinya kolaborasi itu tidak berjalan dengan baik,” lanjutnya.

Selanjutnya, Afif juga meminta kepada Pemko Medan agar tidak memaksakan PUD Pembangunan Kota Medan untuk dapat mengelola Medan Zoo tanpa adanya bantuan dari APBD Kota Medan, khususnya dalam kondisi genting seperti saat ini.

“Menunggu jalannya opsi investor, bapak asuh satwa dan opsi-opsi lainnya itu berjalan, seharusnya Pemko Medan juga mengajukan permohonan anggaran untuk membantu PUD Pembangunan dalam mengelola Medan Zoo. Kita di DPRD Medan pasti siap membantu penganggarannya selama ada pengajuan dari Pemko Medan ataupun PUD Pembangunan,” pungkasnya.(reza)