MEDAN, kaldera.id – Ketua Kadin Sumut Firsal Ferial Mutyara menyerahkan donasi ke Palestina melalui Pemko Medan di di perguruan Islam Al Amjad. Ikut menyerahkan donasi ini Ketua HIPMI Sumut Ade Jona Prasetyo karena kegiatan ini bentuk kolaborasi Kadin Sumut, HIPMI Sumut serta Pemko Medan.
Selain Firsal Ferial Mutyara dan Ade Jona Prasetyo tampak hadir juga Dandim 0201 Kolonel Inf Ferry Muzawwad, Camat se-Kota Medan, WKU Kelautan dan Perikanan Kadin Sumatera Utara Denny R.J. Bahroeny, Komite Tetap Ketahanan dan Pengembangan Industri Pangan Saidul Alam dan Direktur Eksekutif Diaz Wardianto WK.
Donasi ini terdiri dari sumbangan Pemko Medan melalui Walikota Medan Bobby Afif Nasution sebesar Rp1 miliar. Kemudian sumbangan murid/ wali perguruan Al Amjad Rp162,202 juta yang diserahkan Ketua Pengurus Yayasan Fadhullah.
Donasi tersebut langsung diserahkan Walikota Medan dan Ketua Yayasan Perguruan Islam Al-Amzad Fadhullah yang diberikan langsung kepada Duta Besar Palestina untuk Indonesia H.E. Zuhair Al-Shun Kamis (18/01/2023).
Donasi ini, menurut Firsal Ferial Mutyara, diharapkan mampu menambah persediaan makanan, air bersih, obat-obatan serta kebutuhan pokok lainnya yang saat ini sangat dibutuhkan Palestina, khususnya warga sipil yang berada di jalur Gaza.
Warga Palestina juga berharap perang antara Israel dengan Hamas dapat segera berakhir agar perekonomian dan aktivitas lainnya dapat kembali normal, katanya.
Dia memaparkan perekonomian Gaza dan Tepi Barat, Palestina diperkirakan akan semakin terpuruk pada 2024. Hal tersebut terungkap dari laporan Bank Dunia mengenai prospek ekonomi 2024 yang baru saja dirilis.
Bank Dunia, kata dia, memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Gaza dan Tepi Barat akan mengalami kontraksi sebesar 6 persen di 2024. Prospek Tepi Barat dan Gaza sangat penuh ketidakpastian, pertumbuhan diproyeksikan menyusut 6 persen, jelasnya.
Perang antara Israel dan kelompok Hamas Palestina di Jalur Gaza yang sudah memasuki lebih dari 100 hari, sejak pertama kali pecah pada 7 Oktober 2023. Lebih dari 23.843 orang di Gaza tewas akibat peperangan. Infrastruktur di Gaza porak-poranda.
Rumah sakit dibombardir, jaringan telekomunikasi diputus, tak ada akses ke air bersih dan makanan yang semestinya menjadi kebutuhan pokok sehari-hari. Sebelum perang, rata-rata 2.000 truk makanan masuk ke jalur Gaza melalui perbatasan Rafah di area Selatan.
Dalam tiga bulan terakhir, jumlah itu terus menyusut dan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza. Hampir separuh penduduk wilayah tersebut menghadapi kelaparan.
Firsal Ferial Mutyara mengatakan pengusaha Sumatera Utara juga berharap perang antara Israel dan Palestina segera reda agar tidak meluas sehingga menyebabkan gangguan geopolitik dan geoekonomi khususnya berpengaruh pada stabilitas rantai pasok.
Bank Dunia, kata Firsal, juga menyebut perusakan besar-besaran terhadap aset tetap dan fasilitas industri di Gaza menyebabkan kontraksi yang signifikan terhadap aktivitas ekonomi. Fasilitas Industri di Gaza mencakup 16 persen dari output di Tepi Barat dan Gaza. Hal ini juga yang menjadi perhatian yang cukup serius bagi pengusaha terkait dampak perang yang terjadi.
“Dengan bantuan ini kita harapkan setidaknya mampu meringankan kesulitan saudara-saudara kita di sana. Perang ini hanya akan menyebabkan kehancuran baik infrastruktur maupun perekonomian. Dan pengusaha was-was jika perang akan meluas. Sebab akan berpengaruh secara geopolitik. Itu sebabnya kita galang aksi peduli ini untuk memberi perhatian kepada saudara-saudara kita yang terimbas,” kata Firsal Ferial Mutyara.