MEDAN, kaldera.id – Ekonom senior Indonesia, Drajad Wibowo mengungkapkan, persoalan greenflation bukan pertanyaan receh. Bahkan, pertanyaan tersebut tak boleh ditertawakan.
Menurut Drajad, isu tersebut tidak bisa dianggap main main. Sebab, bisa mempengaruhi keadaan dunia. “Isu ini memang sedang menjadi tantangan di berbagai belahan dunia menuju ekonomi hijau. Sebagai contoh tantangan greenflation, bobot bahan baku dalam struktur biaya baterai meningkat dari 40 hingga 50% dari biaya baterai pada tahun 2017 menjadi 50 hingga 70% pada tahun 2022. Sehingga membuatnya lebih rentan terhadap variasi harga bahan baku,” ungkapnya dalam sebuah wawancara.
Dradjad memberikan contoh lain, banyak negara sekarang menerapkan standar kelestarian yang ketat bagi dunia usaha. Menurut dia, biaya pemenuhan standar ini juga cukup mahal dan menimbulkan inflasi hijau. Demikian juga dengan pajak karbon dan berbagai inisiatif lainnya. “Jadi, inflasi hijau itu tempatnya di jantung dari topik kelestarian, transisi ke ekonomi hijau, serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,” tambahnya.
Ketua TKD Prabowo-Gibran Sumatera Utara, Ade Jona Prasetyo juga angkat bicara mengenai isu ini. Menurut pria yang mencalonkan diri sebagai Caleg DPR RI dapil Sumut I nomor urut 2 dari Partai Gerindra ini, apabila isu tersebut tidak bisa dijawab cukup dibilang saja, tidak perlu sampai mengatakan bahwa isu ini tidak penting.
“Saya lihat di media sosial banyak sekali yang mencaci Mas Gibran dan menertawakan beliau terkait greenflation. Seharusnya, kandidat cawapres lebih simple saja. Lihat akibatnya, netizen yang tidak tahu hanya tertawa, padahal ini isu global. Mas Gibran juga ditanyakan istilah bioregional kok. Bedanya, mas Gibran menyanggupi pertanyaan itu dan tidak mau berlindung dibalik ketidaktahuan,” tegas Jona.
Jona juga mengatakan, dirinya sangat bangga dengan penampilan Gibran dalam debat tersebut. Menurutnya Gibran sangat substantif dengan bukti check fakta dan peka terhadap isu global.
“Mas Gibran ini saat fact checking mulus kok, tapi banyak yang nyinyir beliau ini tidak ada isinya. Pada debat yang lalu mas Gibran dibilang pengetahuannya terbatas di lokal saja, tapi saat bawa isu global malah dibilang tidak nyambung,” tambahnya.
TKD Prabowo-Gibran Sumatera Utara optimis dan bangga dengan keberanian Gibran. Ini bentuk representasi politik yang akan terus dibangun. “Bersama Prabowo-Gibran, kami siap membawa Indonesia menjadi maju,” pungkasnya.(red)