MEDAN, kaldera.id – Calon wakil presiden nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka mengunggah video dengan durasi lebih dari lima menit di akun media sosial. Cara ini dinilai sangat relevan guna menjawab pertanyaan masyarakat di hari terakhir kampanye.
Video ini bertujuan untuk menjawab banyaknya pertanyaan masyarakat yang masih belum terjawab. Dengan waktu kampanye yang terbatas, tentunya perlu cara efektif dilakukan pasangan calon dalam menyapa masyarakat.
Ketua TKD Prabowo-Gibran Sumatera Utara, Ade Jona Prasetyo mengungkapkan, bahwa membuat Q&A adalah strategi yang relevan untuk mengejar ketertinggalan yang belum sempat dilakukan agar memenuhi kepuasan masyarakat.
“Pemilu tahun ini masa kampanyenya sangat singkat, hanya 75 hari saja. Jadi, memang harus banyak yang dikerjakan dalam rentang waktu yang sempit. Semua Paslon akhirnya bagi-bagi tugas untuk mengitari Indonesia. Waktu yang sempit ini harus dioptimalkan. Tapi Q&A itu termasuk cara yang efisien menurut saya,” ucap Jona.
Caleg DPR RI dapil Sumut 1 nomor urut 2 dari Partai Gerindra inipun menuturkan, setiap paslon kemungkinan akan menemui kendala dalam menjelaskan visi dan misinya satu-persatu. Panggung yang disediakan kurang mengakomodir untuk memaparkan visi dan misi mereka secara rinci.
“Saya menilai sampai saat ini masih terdapat beberapa swing voters yang belum menentukan pilihan. Padahal pemilu tinggal 4 hari lagi. Konsep debat yang diadakan KPU juga ada keterbatasan waktu. Sehingga banyak yang belum tersampaikan. Cara Mas Gibran ini sangat relevan untuk menggaet swing voters. Kita harus pahami kalau mereka belum puas. Q&A akan menjadi pertimbangan bagi para swing voters,” tambahnya.
Jona juga mengaku bahwa menggaet swing voters sangatlah penting. Meski demikian, tujuan Gibran tidak hanya mencari suara tambahan melainkan sekaligus kampanye politis agar masyarakat tidak golput pada Pemilu 2024.
“Q&A inikan interaksi akademis untuk menjawab keraguan para swing voters. Tapi di video Mas Gibran gak ada memaksa untuk memilih paslon 02. Mas Gibran itu mengantarkan ilustrasi saja. Kalau sesuai silahkan pilih, kalau tidak sesuai tidak masalah. Asalkan jangan golput. Setidaknya masyarakat dapat menilai mana calon pemimpin yang optimis dengan programnya untuk menggapai Indonesia Emas,” pungkasnya (red).