MEDAN, kaldera.id – Film dokumenter Dirty Vote yang tengah beredar di media sosial dalam masa tenang pemilu mengundang reaksi.
Sebab, film dokumenter yang tengah viral itu membuka kekurangan pasangan capres dan cawapres yang bertarung dalam Pilpres 2024.
Salah satu reaksi disampaikan Ketua TKD Prabowo – Gibran Sumut, Ade Jona Prasetyo. Dia mengakui film itu bisa dikatakan netral. Tidak memihak ke salah satu pasangan. Membuka mata masyarakat dalam menentukan pilihan untuk pasangan capres.
Namun, di sisi lain diduga terdapat ketidak seimbangan. Diduga terlalu menyudutkan salah satu pasangan calon, dalam hal ini Prabowo – Gibran.
“Dalam film dokumenter itu, semua kekurangan
capres dan cawapres dibuka. Sayangnya, sentimen di media sosial terlalu menyerang Prabowo dan Gibran. Inikan bisa menggangu masa tenang, ” ungkapnya.
Dia menduga film ini mengandung unsur propaganda. Dia mengkhawatirkan akan terjadi gejolak saat masa tenang. “Saya khawatir Ini bisa merusak masa tenang. Padahal masyarakat sudah mulai tertib, menghadapi pemilu. Apalagi di penutup film ada salam 4 jari,,” tambahnya.
Dia menambahkan, film ini juga bisa memunculkan segregasi sosial. Distorsi opini yang dilakukan sangat mengganggu stabilitas masyarakat di masa tenang.
“Saya lihat di medsos mulai ramai lagi. Terjadi kegaduhan antar pendukung. Padahal di penutup debat kemarin semua pasangan calon sudah akur dan hangat. Jangan lagi buat suasana menjadi panas dan masyarakat kembali terkotak – kotak,” tambahnya.
Untuk itu dirinya mengimbau masyarakat untuk benar benar mencerna film ini dengan bijak. Baginya sah sah saja membuat karya. Terlebih lagi tidak ada unsur kampanye di dalamnya. Tapi jangan sampai merusak persatuan masyarakat. (red)