Prabowo Subianto memberikan pidato pertamanya usai ditetapkan sebagai presiden terpilih di Pilpres 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Rabu (24/4).
Prabowo Subianto memberikan pidato pertamanya usai ditetapkan sebagai presiden terpilih di Pilpres 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Rabu (24/4).

MEDAN, kaldera.id – Prabowo Subianto memberikan pidato pertamanya usai ditetapkan sebagai presiden terpilih di Pilpres 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Rabu (24/4).

Dalam pidatonya, Prabowo menyapa rivalnya dalam Pilpres 2024, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang menghadiri acara penetapan presiden dan wakil presiden terpilih di kantor KPU

Prabowo mengatakan dirinya pernah berada di posisi Anies saat ini, yakni kalah dalam pilpres. Ia mengungkapkan pernah merasakan apa yang dirasakan Anies saat ini.

Selain itu, Prabowo menegaskan kontestasi pilpres telah selesai, saat ini waktunya untuk bersatu.

Berikut pidato lengkap Prabowo usai resmi ditetapkan presiden 2024-2029:

Bismillah, Assalamualaikum wr wb, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.

Saudara-saudara sekalian,

Sebagai insan yang bertaqwa, marilah kita tidak henti-hentinya mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Maha Besar, Tuhan Maha Kuasa. Hanya kepada-Nya lah kita berdoa dan hanya kepada-Nya lah kita meminta pertolongan.

Shalawat dan salam kita, umat Islam, menyampaikan ke hadirat junjungan kita, Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah memberi kepada kita agama dan peradaban.

Tokoh nasional yang hadir yang saya hormati, saya banggakan, dan saya cintai Saudara Anies Rasyid Baswedan dan Saudara Muhaimin Iskandar, calon presiden dan wakil presiden pasangan 01.

Saudara yang saya hormati dan banggakan, terima kasih atas kehormatan yang diberikan kepada saya untuk menyampaikan beberapa hal. Pertama, tentunya kita bersyukur bahwa kita bersama-sama telah berhasil menjalankan proses demokrasi sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang dasar kita.

Kita bersyukur bahwa sistem kenegaraan, sistem politik yang telah kita pilih, bahkan yang dipilih oleh pendiri-pendiri bangsa kita, yaitu sistem demokrasi, sistem kerakyatan, di mana kedaulatan ada di tangan rakyat.

Saudara-saudara sekalian, kita telah menjalankan proses ini dengan cukup panjang, cukup lama, cukup menyita tenaga, pikiran. Kontestasi di antara tiga pasangan calon telah kita lakukan. Kontestasi persaingan, perdebatan yang keras, yang penuh dengan semangat, yang penuh dengan pandangan-pandangan yang tajam di antara kita, tapi inilah tuntutan demokrasi inilah yang diharapkan oleh bangsa dan rakyat kita.

Kontestasi tajam, debat kadang-kadang panas, tapi satu hal saya kira yang kita saksikan bersama, sekeras apapun, setajam apapun, kita menyadari bahwa kita tetap satu rumpun, satu keluarga besar. Kita sama-sama anak bangsa Indonesia.

Kontestasi telah selesai, pertandingan telah selesai. Kita semua lelah dan mungkin ada di antara kita yang tidak puas dan kecewa. Mas Anies, Mas Muhaimin, Saya pernah berada di posisi anda. saya tahu senyuman anda berat sekali itu.

Tapi ini yang dituntut oleh rakyat kita. Kalau kontestasi adem-adem saja, kalau kontestan tidak tajam dan tidak keras, namanya bukan pilihan untuk rakyat. Rakyat minta pilihan, rakyat minta perbandingan, dan saya terima kasih kepada Mas Anies dan Muhaimin, juga saya terima kasih sama Mas Ganjar dan Profesor Mahfud.

Kita berjuang. Saya yakin dorongannya Mas Anies, Mas Muhaimin, Mas Ganjar sama dengan dorongan ada di saya. Kita ingin yang terbaik untuk rakyat Indonesia.

Jadi saya ingin menyampaikan bahwa pertandingan selesai. Pertandingan yang sangat penting, kontestasi yang sangat penting, karena ini yang diminta rakyat. Rakyat membutuhkan pilihan.

Tetapi setelah ini, rakyat menuntut bahwa semua unsur pimpinan harus bekerja sama. Harus kolaborasi untuk membawa kebaikan, untuk membawa kesejahteraan, untuk membawa kemakmuran, untuk menghilangkan kemiskinan, untuk menghilangkan kelaparan, untuk menghilangkan korupsi di bangsa Indonesia.

Ini tuntutan rakyat, kita harus bersatu, kita harus rukun. Apakah bersatu itu ada dalam pemerintahan atau di luar pemerintahan sama-sama kita berjuang untuk rakyat Indonesia, sama-sama kita berjuang untuk secepat-cepatnya kita membawa kebaikan peningkatan untuk rakyat kita. Tidak boleh ada rakyat kita, anak-anak kita yang tertinggal dan tidak menikmati hasil kemerdekaan. Itu pandangan saya

Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia. Saya dan saudara Gibran akan menjadi presiden dan wakil presiden dan akan bekerja untuk seluruh rakyat Indonesia. Saya akan buktikan akan bekerja untuk seluruh rakyat Indonesia termasuk yang tidak memilih saya.

Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh penyelenggara pemilu Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, terima kasih kepada aparat TNI Polri semua unsur penegak hukum panitia pemungutan suara luar negeri.

Bagaimanapun kita diakui oleh negara di seluruh dunia sebagai negara yang berhasil menyelenggarakan pemilihan umum serentak terbesar dalam sejarah dunia.

Saya juga ucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Republik Indonesia Pak Joko Widodo atas pemikirannya, sehingga pemilihan umum terlaksana dengan baik, tertib, aman,

Saya juga tadi sudah menyampaikan terima kasih saya, penghormatan saya kepada saudara Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Terima kasih juga kepada seluruh partai pendukung, tokoh masyarakat, tokoh agama alim ulama, seluruh relawan tim hukum dan tim kampanye nasional Prabowo Gibran dan juga saudara rekan media dan pers.

Mereka telah bekerja keras untuk memberi berita dan memberi pengetahuan kepada seluruh rakyat Indonesia. Pers yang bebas yang vital adalah syarat mutlak dari demokrasi walaupun kadang-kadang pedas di telinga tapi tetap kita terima kasih kepada media dan pers kita. Saya kira itu yang ingin saya sampaikan.

Kami mendapat kepercayaan besar amanat besar dan kami mohon doa, kami mohon restu dari seluruh rakyat Indonesia dan tentunya kami selalu meminta kekuatan dari yang maha kuasa kepercayaan yang diberikan di pundak kami mampu kami pikul, mampu kami laksanakan dan kami mampu memberi yang terbaik untuk rakyat kita tentunya.

Sekali lagi saya mohon bantuan kerjasama pada kita semu. Dunia sudah berubah, paradigma sekarang ini sudah berubah dengan cepat kalau Indonesia ingin survive.

Kalau Indonesia ingin survive menjadi negara makmur Sejahtera tidak ada lain seluruh pimpinan seluruh elit Indonesia harus bekerja sama. Mari kita berani meninggalkan perbedaan-perbedaan kita mari kita mengatasi perasaan perasaan kita, mari kita gali rasa cinta tanah air, mari-mari kita berkorban untuk rakyat kita yang masih banyak mengalami kesusahan, yang masih banyak kesulitan mencari makan di hari esoknya. Saudara sekalian hanya dengan kita bersatu bekerja sama kita akan mencapai cita-cita yang diharapkan oleh bangsa Indonesia. Demikian.

Sekali lagi dengan kampanye yang panjang yang penuh dengan kontestasi tajam, sekali lagi saya dan saudara Gibran mohon maaf kalau ada kata-kata kami dan perbuatan yang kurang pantas dan berkenan di hati semua pihak. Yang penting sekarang mari kita bekerja untuk rakyat kita, sekali lagi terima kasih kepada penyelenggara pemilu. Pengabdian Anda kepada negara akan dicatat oleh sejarah. Terima kasih. (cnn)