MEDAN, kaldera.id – Museum Perkebunan Indonesia-1 (Musperin) yang berlokasi di Jalan Brigjen Katamso Medan, Sumatera Utara kini menghadirkan Ruang Imersif IN.
Ruangan tersebut memutar video 5D tentang sejarah perkebunan kelapa sawit di Indonesia berdurasi 25 menit. Para pengunjung dibawa menjelajahi sejarah masa lalu terkait penanaman, pengolahan kelapa sawit sampai manfaatnya.
Ruang tersebut diresmikan Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurrachman bersama
Ketua Umum Pengurus Yayasan Musperin, Rhohan F. Mochtar, Kamis (11/7/2024).
Rhohan F Mochtar mengatakan, ImersiINmusperIN ini memanfaatkan teknologi multimedia 360 derajad yang dapat menciptakan sensasi pengunjung menjadi bagian atau berada di dalam cerita visual.
“Ini merupakan instalasi permanen menggunakan video mapping dengan ukuran ruang 6 x 5 meter. Untuk tayangan perdana konten yang ditampilkan adalah terkait Industri Kelapa Sawit Indonesia Berkelanjutan, dengan judul; ‘A Story of The Seed That Changes The World’ (Sebuah cerita tentang bibit kecil yang mengubah dunia) dengan durasi 30 menit,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman sangat mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Museum Perkebunan Indonesia yang telah menyelesaikan pembangunan ruang imersif untuk edukasi kelapa sawit.
“Harapannya pembangunan ruang imersif ini menjadi program edukasi kelapa sawit, khususnya kepada masyarakat umum termasuk geerasi milenial dan Gen-Z yang merupakan generasi produktif yang menjadi kunci kemajuan bangsa Indonesia,” ujar Eddy.
Dikatakan, pentingnya edukasi Industri Sawit, yang berperan besar dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), antara lain dari sisi penciptaan lapangan kerja terutama di daerah pedesaan dapat mendorong pengentasan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi.
Dari sisi penggunaan energi terbarukan yang mendukung ketahanan energi mendorong ketersediaan energi yang ramah lingkungan dan terjangkau bagi masyarakat.
“Selanjutnya, dari perpektif climate action, penggunaan sawit sebagai bahan bakar dan proses fotosintesis pada kebun yang sangat luas dapat mereduksi karbon, di samping itu kebun sawit juga menyediakan tempat hidup bagi aneka ragam hayati baik flora maupun fauna, dan terakhir dalam target untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Eddy.
Masih menurut Eddy, hasil studi kerja sama riset antara beberapa universitas di Indonesia dan Jerman menyimpulkan bahwa komoditas sawit memiliki dampak terhadap target pencapaian SDG jauh lebih banyak dan signifikan dibandingkan dengan komoditas minyak nabati lainnya.
Kondisi ini sebut Eddy akan berimplikasi pada munculnya persaingan antar minyak nabati, dimana persaingan tersebut berujung dengan munculnya black campaign yang menyudutkan minyak sawit, salah satunya adalah campaign anti-palm-oil.
“Produk-produk sawit telah mewarnai kehidupan sehari-hari masyarakat kita. Yang sudah familiar bagi kita semuanya yaitu Minyak Goreng dari sawit. Namun sesungguhnya konsumsi minyak sawit dan turunannya lebih luas dari itu. Minyak sawit ada dalam produk sabun, shampoo, deterjen, lipstick, produk kosmetik, personal care, roti, coklat, biskuit, krimer, margarin, yang kesemuanya dapat diusahakan dalam skala UMKM,” ungkap Eddy.
Penjelasan tersebut dipertegas oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Musperin DR (HC) H. Soedjai Kartasasmita, bahwa konten yang ditampilkan dalam ruang ImersifINmusperIN memberikan edukasi tentang #SawitBaik yang bertujuan untuk keberlanjutan Perkebunan Kelapa Sawit sebagai produk unggulan.
“Karya tema tentang kelapa sawit ini mengambil perspektif 3P (Planet, People, Profit), yaitu menjaga keseimbangannya (sustainable in harmony). Kelapa sawit merupakan anugerah Tuhan yang harus kita manfaatkan bersama untuk kebaikan seluruh penduduk di dunia,” ujarnya.
Tentu kelapa sawit di samping keunggulan dan manfaatnya tidak lepas dari permasalahan, namun kampanye anti palm oil bukan merupakan solusi.
“Mari bersama kita benahi industri palm oil yang ada agar dapat mencapai kaidah-kaidah keberlanjutan dan sekaligus dapat memenuhi kebutuhan global akan minyak nabati yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dunia,” ajaknya.
Hadir pada acara peresmian tersebut Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN IV, Irwan Perangin Angin, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Irini Dewi Wanti serta undangan lainnya.
Sebagai informasi, ruang Imersif Musperin-1 dibuka setiap hari. Pertunjukan dimulai pukul 10.00 – 16.00 WIB, sebanyak 10 sesi. Setiap sesi pertunjukan durasi 30 menit dengan jumlah maksimum pengunjung 10 – 12 orang, dewasa dan 14 – 16 anak-anak.
Hingga 14 Juli 2024 diberlakukan tarif promo sebesar Rp20.000 dan mulai 15 Juli tiket masuk ruang ImersifINmusperIN termasuk museum dikenai tarif Rp30.000 untuk orang dewasa, dam Rp 25.000 untuk anak sekolah (TK,SD,SMP,SMA).
Untuk pemesanan tiket masuk museum dan ruang imersif dapat menghubungi contact person Admin 082287233036 atau kunjungi laman sosial media instagram @musperin dan facebook “Museum Perkebunan Indonesia”. (reza/rel)