Site icon Kaldera.id

Pengerjaan Halte BRT BS 13 Dimulai, Dari Titik 0 Kota Medan Menuju Transportasi Baru

Dirjend Perhubungan Darat Kemenhub RI bersama Kadis Perhubungan Kota Medan, Iswar Lubis

Dirjend Perhubungan Darat Kemenhub RI bersama Kadis Perhubungan Kota Medan, Iswar Lubis

 

MEDAN, kaldera.id – Groundbreaking Halte Percontohan BRT BS 13 yang terletak di Jalan Balaikota, Medan dimulai.

Hal ini menjadikan langkah awal pembangunan infrastruktur Bus Rapid Transit (BRT) Medan, Binjai dan Deliserdang (Mebidang) untuk mewujudkan transportasi baru di Kota Medan sebagai kota metropolitan. Ini juga menjadi awal mula transpoetasi baru rendah polusi.

“Halte Bus Stop (BS) 13 ini salah satu dari total 32 halte yang akan menjangkau Mebidang. Khusus di Medan, akan dibangun koridor BRT dengan jalur khusus sepanjang 21 kilometer (KM) dan diharap dapat mempersingkat waktu tempuh perjalanan masyarakat menggunakan angkutan umum,” ujar Pelaksana tugas (Plt) Direktur Angkutan Jalan Perhubungan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia, Imam Sukandar saat Groundbreaking Halte Percontohan BRT BS 13 di titik nol Kota Medan atau tepat di depan Pos Bloc, Jalan Balaikota Medan, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Minggu (25/8/2024).

Di hadapan Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kemenhub Irjen Pol Risyapudin Nursin, Walikota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution, Penjabat (Pj) Gubsu diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Provsu Arif Sudarto Trinugroho, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Medan Iswar Lubis, Bupati Binjai Amir Hamzah, serta Forum Komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) lainnya, Imam menuturkan, halte 13 mencakup 62 persen dari 32 halte yang akan dibangun dan diharap mampu mendukung mobilitas serta meningkatkan animo masyarakat termasuk memudahkan penggunaan sistem transportasi massal di Mebidang.

Pada kegiatan bertema “Dari Titik 0 Medan Menuju Transportasi Baru” tersebut, dia menyampaikan, bahwa halte 13 akan dibangun di Jalan Balaikota yang sebelumnya sudah terdapat halte yang digunakan Bus Metro Deli. “Halte 13 dibangun dengan desain lantai rendah sehingga bisa diakses seluruh lapisan masyarakat. Panjangnya 3 x 60 meter dengan tiga area naik-turun penumpang. Pengerjaannya ditargetkan empat bulan, mulai 25 Agustus hingga Desember 2024,” jelas pria yang menjadi pimpinan proyek tersebut.

Sementara itu, Dirjen Kemenhub RI Irjen Pol Risyapudin Nursin menyebut, Bank Dunia dan Bank Prancis berperan membantu menyukseskan proyek BRT. Halte 13 merupakan awal pengerjaan dan akan berlanjut ke pengerjaan fisik lainnya yang dimulai 2025.

Dijelaskannya, untuk diketahui bersama dalam Undang-Undang (UU) Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 mengamanahkan pemerintah pusat dan daerah membangun fasilitas angkutan umum yang aman, nyaman, selamat dan murah. Amanah ini menambah semangat kami untuk memberikan layanan moda transportasi angkutan massal.

“Kita bersama stakeholder terkait harus melakukan upaya atau strategi bagaimana memindahkan moda angkutan transportasi pribadi ke angkutan massal. Pemerintah daerah dan forkopimda serta tokoh agama, pemuda, masyarakat dan adat serta pemangku kepentingan lainnya diminta mendukung upaya itu,” pesannya

Sebab, sambung Risyapudin Nursin, proyek ini akan sia-sia andai pembangunan Halte 13 tidak direspon positif masyarakat. Padahal program ini akan mengatasi kemacetan, kepadatan, polusi bahkan pemborosan bahan bakar dan ekonomi. Apalagi ke depannya kita akan menggunakan kendaraan listrik.

“Ini harus kita dukung dan wujudkan. Bagaimana upaya kita atau strategi khusus agar masyarakat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, pindah ke angkutan massal. Jika tidak, kemacetan dan polusi akan terus menjadi sorotan dunia,” ucapnya.

Dia mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih ke Pemerintah Kota (Pemko) Medan yang menunjukkan komitmen penyelenggaraan angkutan perkotaan, dengan mengambil alih tanggung jawab operasional Trans Metro Deli berupa pemberian subsidi penuh bagi operator dengan fasilitas pendukung di bus yang lebih baik. Sehingga diharapkan semakin banyak masyarakat beralih ke moda transportasi publik. “Terima kasih juga kepada Pemko Medan. Sebab, Pemko Medan menyediakan lahan untuk depo serta pembangunan di sepanjang jalan BRT Mebidang,” pungkasnya.

Sedangkan Walikota Medan Bobby Nasution merasa senang dan berterima kasih kepada Kemenhub karena Mebidang dipilih untuk pembangunan transportasi umum guna memberi kenyamanan kepada masyarakat menggunakan transportasi umum.

“Kami berkomitmen melanjutkan proyek ini, termasuk membangun fasilitas depo serta ruas jalan yang akan dilalui BRT agar warga Medan aman dan nyaman menggunakan transportasi umum. Sebab, salah satu ciri kota maju dan metropolitan bisa dilihat dari masyarakat yang menggunakan transportasi umum. Untuk itu, kendaraan yang disiapkan harus layak,” tegasnya seraya menambahkan komitmen menjaga lingkungan dengan menggunakan 60 bus listrik di proyek ini.

Menantu Presiden Joko Widodo tersebut meminta forkopimda mendukung program Dirjen Perhubungan Kemenhub dengan memberi pemahaman ke masyarakat. “Kalau proyek ini selesai, lebih memudahkan masyarakat dan mengurangi kemacetan,” imbuhnya.

Sekda Provsu Arif Sudarto Trinugroho menyatakan, komitmen mendukung Pemko Medan yang menginisiasi BRT Mebidang.

Di kesempatan sama, Kadishub Kota Medan Iswar Lubis menyampaikan pihaknya mengimbau masyarakat yang tidak terlalu urgent supaya tidak melintas di kawasan pembangunan Halte 13. “Kami juga akan melakukan manajemen lalu lintas mulai dari Kesawan (Ahmad Yani-red), juga dari Kapten Maulana Lubis atau Imam Bonjol,” katanya.

Dirinya juga menjelaskan, BRT tersebut nantinya akan diganti dengan bus listrik. Ada 60 unit bus listrik yang telah disiapkan. Saat ini masih dalam setelah pabrik untuk disesuaikan dengan kebutuhan. (reza)

Exit mobile version