Site icon Kaldera.id

Pemko Medan Gandeng TP PKK Kota Medan Kembangkan Budidaya Microgreen dan Potensi Kewirausahaan

Pemko Medan menggandeng TP PKK Kota Medan, khususnya Kelompok Kerja (Pokja) II dan Pokja III tingkat kecamatan dan kelurahan se- Kota Medan untuk mengembangkan budidaya microgreen dan potensi kewirausahaan.

Pemko Medan menggandeng TP PKK Kota Medan, khususnya Kelompok Kerja (Pokja) II dan Pokja III tingkat kecamatan dan kelurahan se- Kota Medan untuk mengembangkan budidaya microgreen dan potensi kewirausahaan.

 

MEDAN, kaldera.id – Pemko Medan menggandeng TP PKK Kota Medan, khususnya Kelompok Kerja (Pokja) II dan Pokja III tingkat kecamatan dan kelurahan se- Kota Medan untuk mengembangkan budidaya microgreen dan potensi kewirausahaan.

Selain membekali pengetahuan dan keterampilan budidaya microgreen, kader TP PKK diajak mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengembangan usaha microgreen.

Hal ini terungkap dalam FGD budidaya microgreen dan kewirausahaan di Kota Medan yang digelar Pemko Medan melalui Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Setda Kota Medan di Gedung TP PKK Kota Medan, Kamis (17/10/24).

Pertemuan tersebut dibuka Plt Walikota Medan Aulia Rachman diwakili Staf Ahli Walikota Medan Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Emilia Lubis. Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Medan, Lusi Violity, Owner Syifa Hidroponik spesifik Microgreen dan Pertanian Organik, Hafiz Fadillah dan dari Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sumut, Purnama Daulay.

Emilia Lubis mengungkapkan, Pemko Medan selalu mengupayakan dalam setiap pengambilan kebijakan publik mendahulukan hal-hal yang fundamental dalam berbagai sector. Sehingga setiap program pembangunan mengikuti irama yang disebut sebagai pembangunan berkelanjutan seperti yang dilakukan Pemko Medan saat ini bersama pemangku kepentingan yang sedang merancang budidaya microgreen dan kewirausahaan di Medan.

“Mikrogreen merupakan sayuran hijau muda dengan tinggi antara 2- 8 cm. Biasanya di eropa atau barat menjadi salah satu menu utama karena sangat membantu memelihara kesehatan. Saat ini budidaya microgreen sudah melekat pada berbagai elemen masyarakat. Alasan utamanya, kebutuhan sayur cukup tinggi dan lahan dimiliki terbatas,” ungkap Emilia.

Menurutnya, sayuran microgreen ini adalah sayuran yang berumur pendek, 2 sampai 7 hari. Namun, manfaat yang dimiliki cukup besar. Sayuran ini tinggi mineral dan protein dan berfungsi untuk antioksida.

“Kegiatan FGD ini diharapkan nantinya dapat lahir ide-ide brilian dan konkrit sehingga cita-cita untuk menjadikan kota Medan sebagai Kota global dan Indonesia emas 2045 sesegera mungkin terealisasi”ujarnya.

Emilia menambahkan kegiatan ini juga diharapkan dapat memotivasi para peserta dan mendorong masyarakat untuk melakukan budidaya microgreen, sehingga tidak hanya memenuhi sayuran sehari-hari, tetapi juga dapat menggali potensi kewirausahaan melalui microgreen.

Kabag SDA Mulia Rahmad Nasution dalam laporannya menjelaskan, Kota Medan dengan pertumbuhan penduduk yang pesat dan gaya hidup modern memiliki permintaan yang tinggi akan produk-produk pangan segar dan sehat. Selain itu, terbatasnya ketersediaan lahan di perkotaan menjadi tantangan tersendiri namun dengan menggunakan bahan yang tersedia seperti atap balkon ataupun halaman rumah budidaya microgreen bisa menjadi opsi yang sesuai.

Menurut Mulia Rahmad, FGD budidaya mikrogreen dan kewirausahaan ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi dan peluang pengembangan budidaya mikrogreen sebagai wirausaha berkelanjutan di kota Medan. (reza)

Exit mobile version