Nobel Kimia 2020 untuk Dua Perempuan Penemu Gunting Genetika

Emmanuelle Charpentier dari Perancis dan Jennifer Doudna dari AS
Emmanuelle Charpentier dari Perancis dan Jennifer Doudna dari AS

JAKARTA, kaldera.id – Emmanuelle Charpentier dari Perancis dan Jennifer Doudna dari AS dianugerahi Nobel Kimia 2020 untuk pengembangan teknik editing genetika yang dikenal dengan nama CRISPR-Cas9 atau gunting genetika.

“Dengan menggunakan teknik ini, para peneliti bisa mengubah DNA binatang, tumbuhan atau organisme mikro dengan presisi sangat tinggi”, demikian Komite Nobel di Stockholm seperti dilansir detik.com, Kamis (8/10/2020).

Teknologi ini memberikan impak revolusioner pada ilmu pengetahuan kehidupan, berkontribusi pada terapi baru penyakit kanker dan mungkin saja suatu hari nanti impian menyembuhkan penyakit keturunan bisa menjadi kenyataan.

Teknik gunting genetika itu pada masa lalu sudah berulangkali diusulkan untuk mendapat hadiah Nobel. Walau begitu penemu gunting genetika Charpentier menyatakan kepada wartawan, tetap mengalami kejutan.

“Cukup aneh juga, saya sudah berulangkali diberi tahu, mungkin penemuan saya akan mendapat hadiah Nobel. Tapi ketika hal itu jadi kenyataan, saya tetap surprise dan merasakan ini bukan kenyataan. Tapi ini kenyataan dan saya kini harus menikmatinya”, papar ilmuwan ini.

Terilhami gunting DNA bakteri

Penemuan itu dimulai saat Charpentier meneliti sejenis bakteri yang tidak berbahaya. Ia menemukan molekul yang sebelumnya tidak dikenal, yang merupakan bagian dari sistem kekebalan purba bakteri bersangkutan. Molekul ini melumpuhkan virus dengan cara menggunting bagian DNA-nya.

Setelah mempublikasikan temuan ilmiah ini pada 2011, Charpentier bekerjasama dengan Doudna untuk merekayasa gunting genetika dari bakteri bersangkutan. Mereka menyederhanakan pemotong kode genetika bersangkutan, agar mudah digunakan pada material genetika organisme lainnya.

Kedua ilmuwan perempuan ini memprogram ulang gunting genetika, agar bisa memotong DNA molekul apapun pada bagian yang sudah ditetapkan sebelumnya. Ini membuka jalan bagi para ilmuwan, untuk menulis ulang kode genetika di lokasi DNA digunting.

Teknologi gunting genetika temuan Charpentier dan Doudna juga sudah digunakan dalam terapi inovatif kanker. Banyak ilmuwan mengharapkan, suatu hari nanti dengan bantuan teknik CRISPR-Cas9 bisa menyembuhkan penyakit keturunan dengan melakukan manipulasi genetika.

“Ada kekuatan luar biasa dalam gunting genetika ini, yang akan mempengaruhi kita semua. Teknik ini tidak hanya merevolusi ilmu pengetahuan dasar, melainkan juga menghasilkan tanaman inovatif dan akan mengarahkan kita pada terapi medis baru yang merupakan terobosan”, ujar Claes Gustafsson, ketua Komite Nobel untuk kimia, dalam sebuah pernyataan.(dtc/rani hujaipah)