Site icon Kaldera.id

Gus Sarankan Likuiditas Pembiayaan Perumahan Dievaluasi

Anggota Komisi XI DPR RI Gus Irawan Pasaribu

Anggota Komisi XI DPR RI Gus Irawan Pasaribu

JAKARTA, kaldera.id- Anggota Komisi XI DPR RI Gus Irawan Pasaribu mengungkapkan, kucuran dana Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada BUMN harus benar-benar sesuai dengan semangat tujuannya. Seperti diketahui, APBN berasal dari dana rakyat dan tujuan utamanya untuk kesejahteraan rakyat. Sehingga, apapun penggunaannya harus kembali kepada tujuan yaitu kesejahteraan rakyat.

Hal tersebut disampaikannya usai rapat dengar pendapat, kemarin, Komisi XI DPR RI dengan PT Sarana Multigriya Finansial/SMF (Persero) dan PT PAL Indonesia (Persero).

Untuk PT SMF, Gus Irawan menyoroti profit margin dan Return of Equity (ROE) dari PT SMF yang terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2016, profit margin mencapai 41 persen, sedangkan pada tahun 2019 hanya mencapai 32 persen, bahkan prognosa hingga akhir tahun tinggal 23 persen.

Hal yang serupa juga terjadi pada ROE yang pada tahun 2016 mencapai 5,74 persen, sedangkan pada tahun 2020 diperkirakan hanya mencapai 3,95 persen. Penyebab tren penurunan ini dan langkah yang telah dipersiapkan untuk mendorong optimalisasi kinerja PT SMF, menjadi hal pertama yang ditanyakan kepada jajaran direksi PT SMF.

Dia juga memberi catatan atas total PMN yang dikucurkan kepada SMF sebesar Rp 1,8 triliun (2017 dan 2019), dimana telah di-leverage dalam bentuk penerbitan Surat Utang sebesar Rp 1,45 triliun. Artinya, leverage yang diciptakan tidak mencapai 1 kali dari nilai PMN yang didapatkan. Dia menilai angka tersebut pada dasarnya relatif rendah, jika dibanding dengan rata-rata leverage dari Bank Himbara untuk program PEN yang mencapai 2-3 kali lipat.

Sebagaimana yang disampaikan PT SMF bahwa hingga Juli 2020, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) telah disalurkan sebesar Rp7 triliun, atau mencapai 70 persen dari target yang ditetapkan. Mengkonfirmasi statemen dari Kementerian PUPR, bahwa masih ada empat bank penyalur yang belum merealisasikan FLPP tahun ini, Gus Irawan meminta penjelasan tentang evaluasi dan hambatan apa saja yang dihadapi terutama dari bank penyalur FLPP. (armin nasution) 

Exit mobile version