Brand Australia, Not A Man's Dream, mendapat hujatan setelah menggelar fashion show untuk koleksi terbarunya. Jenama high-end berkonsep street wear tersebut disebut tidak menghormati agama karena menampilkan tulisan 'Allah' pada busananya
Brand Australia, Not A Man's Dream, mendapat hujatan setelah menggelar fashion show untuk koleksi terbarunya. Jenama high-end berkonsep street wear tersebut disebut tidak menghormati agama karena menampilkan tulisan 'Allah' pada busananya

 

MEDAN, kaldera.id – Brand Australia, Not A Man’s Dream, mendapat hujatan setelah menggelar fashion show untuk koleksi terbarunya. Jenama high-end berkonsep street wear tersebut disebut tidak menghormati agama karena menampilkan tulisan ‘Allah’ pada busananya.

Tulisan dengan huruf Arab itu dijadikan motif untuk beberapa tampilan, termasuk atasan seksi bermaterial transparan.

Not A Man’s Dream jadi kontroversi karena koleksinya yang dipamerkan di Melbourne Fashion Festival beberapa waktu lalu. Brand tersebut dikecam setelah menggunakan nama Tuhan sebagai motif utama dalam koleksinya. Dilansir SBS Australia, hal tersebut menyinggung umat Islam dan Kristen.

Dalam foto yang viral, tulisan tersebut hadir dalam sebuah dress putih membentuk badan dengan aksen belahan tinggi di bagian paha. Sedangkan dalam foto lain, nama Tuhan itu juga terlihat ramai dijadikan motif atasan, balaclava, rok, bahkan stocking. Selain ‘Allah’, adapun tulisan Arab lain yang berbunyi ‘Allah berjalan bersamaku’.

Fashion show dari brand wanita yang mengusung konsep androgini tersebut tentu mengundang banyak hujatan dari netizen. Hal itu bahkan mendapat tanggapan dari Badan Imam Nasional Australia, Bilal Rauf, yang mengatakan jika busana itu menyinggung banyak agama, bukan hanya Islam.

“Penggunaan kata-kata dan simbol yang mengandung unsur agama harus digunakan dengan hormat. Sedihnya, belakangan ada peningkatan penggunaan simbol-simbol suci dan kata-kata yang sembrono. Allah diartikan sebagai Tuhan dalam bahasa Arab, digunakan untuk orang Kristen berbahasa Arab dan Muslim di seluruh dunia. Tidak pantas kata seperti itu digunakan dengan tidak sopan dan tidak hormat seperti yang terjadi di Melbourne Fashion Festival,” kata Bilal.

Selain pemuka agama, desain kontroversial itu juga menjadi perhatian para model lokal beragama Islam, salah satunya Mona Khalifa. “Aku tidak bisa menahan amarahku. Aku tidak tahan lagi. Lihat saja bagaimana modelnya berbusana. Dia benar-benar telanjang, dia bahkan tidak pakai bra. Baju itu tembus pandang, transparan, ada tulisan Allah di sekujur tubuhnya,” kata Mona dalam videonya yang viral di TikTok.

Not A Man’s Dream sendiri mengetahui berbagai kritik yang dialamatkan kepada mereka. Sang desainer, Samantha Saint James, telah memberikan permintaan maaf. Ia mengaku baru menyadari bahwa desainnya adalah sebuah kesalahan dan mengaku tidak bermaksud menghina agama. “Itu adalah kebalikan dari niatku dan untuk itu, aku benar-benar minta maaf,”

Melbourne Fashion Festival juga sudah memohon maaf dan menghapus fotonya dari media sosial. “Festival kami tidak berniat untuk tidak menghormati siapa pun dan kami meminta maaf untuk pelanggaran apapun yang ditimbulkan,” kata festival. (det)