Raih Kinerja Positif 2022, Inalum Fokus Kebut Hilirisasi Produk

Pabrik Inalum
Pabrik Inalum

 

JAKARTA, kaldera.id – PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) mencatatkan kinerja optimis sepanjang 2022. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan pendapatan secara positif sepanjang 2022 dan berhasilnya perusahaan menciptakan pertumbuhan berkelanjutan dalam kurun waktu 2020-2022. Hal tersebut disampaikan dalam RUPS Inalum di Kementerian BUMN beberapa hari lalu.

Direktur Utama PT Inalum, Danny Praditya menyebutkan, bahwa kinerja positif tersebut merupakan hasil kerja keras seluruh keluarga besar Inalum sekaligus efek dari harga komoditas di market yang sangat kompetitif. Ia berharap kinerja positif ini bisa membantu perusahaan tersebut dalam percepatan produksi hingga double kapasitas. Sehingga bisa lebih cepat memberikan kontribusi maksimal kepada Indonesia.

“Kita bersyukur bisa agile melawan pandemi dan kinerja positif ini merupakan bukti kinerja dan kerja keras kami semua. Kami bersyukur harga komoditas di market selalu kompetitif yang akhirnya bisa memberikan kami laba yang cukup baik. Kami saat ini fokus mengakselerasi hilirisasi aluminium dan peningkatan jumlah produksi hingga double capacity. Kami juga berterima kasih dan mohon dukungan kepada seluruh pemangku kepentingan hal tersebut bisa segera tercapai dan memberikan manfaat yang berkelanjutan,” ujar Danny.

 

Pendapatan bersih

Sepanjang 2022, Inalum mencatatkan pendapatan bersih sebesar 57% (yoy). Pertumbuhan positif ini didukung oleh meningkatkan harga komoditas. Kinerja ini sesuai dengan rencana pertumbuhan yang berkelanjutan dari perusahaan yang ditandai oleh pertumbuhan compounded annual growth rate (CAGR) 2020-2022 dengan pendapatan tumbuh 38%, laba bersih 252%, EBITDA 81%, pertumbuhan aset 13%, dan pertumbuhan ekuitas 23%.

Inalun juga secara KPI dan tingkat kesehatan perusahaan berhasil meraih skor 100,86 untuk pencapaian KPI dan skor 95% untuk pencapaian tingkat kesehatan perusahaan dengan predikat sehat (AA). Transisi energi serta kondisi geopolitik dan pemilihan kondisi ekonomi pasca pandemik Covid-19 di tingkat global menjadi tantangan bagi industri pertambangan untuk tumbuh secara berkelanjutan. Untuk menjawab tantangan tersebut, perusahaan mengadopsi teknologi digital untuk mentransformasi operasi dan memutakhirkan sistem manajemen.

Dalam RUPS tersebut juga mengangkat Melati Sarnita sebagai Direktur Pengembangan Usaha Inalum. Sebelumnya ia menjabat beberapa posisi strategis di perusahaan BUMN seperti PT Krakatau Steel (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Tbk).

Menghadapi 2023, saat ini Inalum fokus pada pengembangan operasional di ekosistem hilirisasi aluminium nasional baik dalam hal pengembangan lingkup rantai pasok aluminium maupun pengembangan green energy atau energi hijau.

Inalum berkomitmen untuk menjadi pemimpin pasar pada sektor komoditas aluminium dan meningkatkan pangsa pasar. Sekaligus mungkin akan melakukan aksi korporasi lanjutan dalam hal peningkatan modal dan dana usaha.

Beberapa aksi korporasi dilakukan dalam rangka peningkatan kapasitas produksi sebagai respon atas tingginya potensi pasar aluminium nasional yang saat ini memiliki permintaan hingga 1 juta ton.

Proyek-proyek tersebut antara lain, Proyek Upgrading Teknologi Tungku Reduksi yang akan selesai pada tahun 2023, Optimalisasi Smelter Kuala Tanjung yang ditargetkan akan meningkatkan kapasitas produksi di tahun 2024-2025, Pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah, dan Proyek Diversifikasi Aluminium Remelt IAA.(reza/red)