MEDAN, kaldera.id – Setidaknya 27 warga Palestina lainnya tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza dalam 24 jam, menjadikan jumlah korban tewas keseluruhan sejak tahun lalu menjadi 43.341 orang, kata Kementerian Kesehatan di wilayah kantong tersebut pada Ahad.

Pernyataan kementerian menambahkan bahwa sekitar 102.105 orang lainnya terluka dalam serangan yang sedang berlangsung.

“Pasukan Israel membunuh 27 orang dan melukai 86 lainnya dalam empat pembantaian keluarga dalam 24 jam terakhir,” kata kementerian itu.

“Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” tambahnya.

Warga Palestina mengatakan serangan udara dan darat baru serta evakuasi paksa adalah “pembersihan etnis” yang bertujuan untuk mengosongkan dua kota di Gaza utara dan sebuah kamp penduduk mereka untuk menciptakan zona penyangga. Israel menyangkal hal ini dan mengklaim memerangi pejuang Hamas yang melancarkan serangan dari sana.

Petugas medis mengatakan setidaknya 13 warga Palestina tewas dalam serangan terpisah terhadap rumah-rumah di Kota Beit Lahiya dan Jabalia, kamp pengungsi terbesar dari delapan kamp pengungsi bersejarah di wilayah tersebut dan menjadi fokus serangan militer baru tentara. Sisanya tewas dalam serangan udara Israel terpisah di Kota Gaza dan wilayah selatan.

Israel belum mengomentari tindakan militernya pada Ahad di Gaza utara.

Pada Sabtu, militer Israel mengirim divisi tentara baru ke Jabalia untuk bergabung dengan dua batalyon operasi lainnya, kata sebuah pernyataan. Dikatakan bahwa ratusan pejuang Palestina sejauh ini telah tewas dalam “pertempuran” sejak serangan dimulai pada 5 Oktober.

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, Israel melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza sejak serangan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.

Serangan gencar Israel telah membuat hampir seluruh penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah blokade yang sedang berlangsung yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Upaya mediasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas telah gagal karena penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan perang.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza. (tempo)