MEDAN, kaldera.id – Gerakan Pemuda Ansor Sumatera Utara melalui panitia Konferensi Wilayah GP Ansor menyatakan tidak menginginkan audiensi ke Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi beberapa waktu lalu dipolitisir. Hal ini menyusul beredarnya video audiensi itu, diikuti dengan rencana sejumlah pihak melaporkan Gubsu ke polisi karena dianggap menghina GP Ansor.
Penegasan itu disampaikan dalam siaran pers panitia Konferwil yang beraudiensi ke Gubsu yang diterima redaksi, Sabtu (4/1/2020). Dalam siaran pers itu, diterangkan bahwa cuplikan rekaman tersebut adalah pembicaraan sebahagian dari audiensi, maka tidak perlu diartikan dalam hal yang negatif apa lagi sampai membuat perpecahan.
“Kami panitia Konferwil GP Ansor Sumatera Utara bersama Gubernur Sumatera Utara H Edy Rahmayadi memahami bahwa sesungguhnya apa yang disampaikan kepada kami di saat kegiatan audiensi yang kami laksanakan adalah masih kami anggap sebagai bentuk perhatian maupun simpatik atau kecintaan ayahanda kepada kami. Maka bentuk tersebut kita tunggulah bagaimana implementasi atau respek ke depan terhadap GP Ansor,” siaran pers itu.
Siaran pers itu masing-masing ditandatangani oleh Parulian Siregar (Ketua Panitia Konferwil GP Ansor Sumut), Pangihutan Hasibuan, Armansyah Harahap, Ibnu Hajar, Munirudin, Jasmi, Hanif palofo, Sarma Hasibuan, Ridwan Asnawi dan Yafni Arris.
Menurut mereka apa yang disampaikan Gubsu H Edy Rahmayadi kami masih meyakini bisa sebagai nasihat maupun perhatian baik demi kesinambungan maupun mitra sejati bagi Pemerintah Provinsi Sumut juga skala Nasional.
“Dan sekaligus juga kami ingin menjelaskan bahwasannya cuplikan rekaman yang beredar saat ini, kiranya bukan untuk menjadi konsumsi publik di masyarakat yang harus disalahartikan, karena rekaman itu kami hanya sebagai dokumentasi dan data organisasi lewat kepanitiaan. ” tulis panitia Konferwil.
“Dalam kesempatan ini kami menyampaikan kepada kader GP Ansor di seluruh Indonesia khususnya di Sumatera Utara agar kita semua dapat tetap menjaga persahabatan, keharmonisan, persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia. Bagi kita NKRI tetap Harga mati. ” demikian siaran pers disampaikan.(red/rel)