SIBOLGA, kaldera.id- Komunitas Menjaga Pantai Barat (Komantab) mengevakuasi bangkai seekor Penyu dengan berat diperkirakan 60 Kg usai terdampar ditepian perairan Kelurahan Sambas, Kota Sibolga, Senin (10/5/2021).
Belum diketahui pasti penyebab matinya Penyu jantan yang diprediksi berjenis Penyu Lekang itu. Namun, dari kondisi fisik terlihat bagian leher membengkak dan lebam.
“Kita tidak mau berspekulasi, karena penyebabnya bisa apa saja, terjerat jaring nelayan misalnya, makan plastik atau penyebab lainnya. Yang pasti, kita tentu menyayangkan temuan ini, karena ini bukan pertama kali kita temukan di perairan Sibolga, karena tahun 2020 kemarin, ada juga temuan kita bangkai Penyu di perairan ini,” kata Anggota Komantab Bastian Silalahi, usai mengevakuasi Penyu.
Bastian menyebut, evakuasi dilakukan dengan cara menenggelamkan bangkai ke dasar laut di kedalaman sekitar 20 meter. Opsi menenggelamkan dilakukan, karena kondisi bangkai sudah membusuk.
Prosedur penenggelaman tersebut dibantu personel Polairud Aipda R Tanjung dan personel Bhabinkamtibmas Polres Sibolga Aipda Hadi Sitanggang dengan menggunakan kapal karet milik Polairud Sibolga.
“Opsi mengubur dan membakar sudah tidak memungkinkan, selain faktor bangkai sudah mudah rapuh, baunya akan mengganggu aktifitas warga karena lokasi untuk menguburkan bangkai melintasi pemukiman,” jelasnya.
Bangkai Penyu sudah di perairan selama beberapa hari
Dia mengatakan penemuan Penyu itu berawal dari informasi warga sekitar. Ia memperkirakan, bangkai Penyu sudah di perairan itu selama beberapa hari sebelum akhirnya membusuk.
“Dari informasi itu, kita di Komunitas akhirnya mengambil langkah untuk mengevakuasi, sekaligus sebagai langkah penyadartahuan bahwa terhadap hewan dilindungi, yang dalam kondisi mati harus dilakukan tindakan tertentu, misalnya mengevakuasi dan menguburkan,” tambah Bastian.
Sementara, anggota Komantab lainnya, Rahman Maulana Harahap berhara, temuan Penyu mati tidak terjadi lagi. Seluruh pihak diminta dapat bekerjasama meningkatkan kesadaran untuk sama-sama menjaga dan melindungi Penyu.
“Kalau ketemu, jangan diganggu mari biarkan dia kembali ke habitatnya, apalagi Teluk Tapian Nauli merupakan habitat Penyu dan terdapat 6 jenis Penyu di Teluk ini,” ujar Rahman.
Dia menambahkan, temuan Penyu mati menguatkan asumsi, konflik manusia dengan hewan dilindungi itu terus terjadi. Karena itu dibutuhkan upaya-upaya untuk terus mendorong pencegahan dan perlindungan.
“Di Komantab, konservasi terhadap Penyu memang sedang kita lakukan. Dan, dalam waktu dekat, akan kita dirikan Kelompok kecil di perairan pantai Bandang di Kecamatan Kolang sebagai ujung tombak konservasi di perairan itu,” terang Rahman. (finta rahyuni)