PDAM Tirtanadi Perbaiki Sumur Bor Ex Belanda di Langkat, 18 Tahun Tak Dipakai

PDAM Tirtanadi Sumatra Utara didampingi PDAM Tirta Wampu mewujudkan impian warga Desa Perlis Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, untuk mendapatkan air bersih kembali.
PDAM Tirtanadi Sumatra Utara didampingi PDAM Tirta Wampu mewujudkan impian warga Desa Perlis Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, untuk mendapatkan air bersih kembali.

LANGKAT, kaldera.id- PDAM Tirtanadi Sumatra Utara didampingi PDAM Tirta Wampu mewujudkan impian warga Desa Perlis Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, untuk mendapatkan air bersih kembali.

Sumber air bersih tersebut diperoleh dari sumur bor bekas pembangunan negara Belanda yang sudah sekitar 18 tahun tidak memproduksi air lagi.

Direktur Utama PDAM Tirtanadi Sumatra Utara (Sumut) Kabir Bedi mengatakan, perbaikan sumur bor tersebut dilakukan berdasarkan instruksi dari Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi.

“Kita hadir di Desa Perlis karena instruksi dari Gubernur Sumatra Utara pak Edy Rahmayadi, menginstruksikan kepada PDAM Tirtanadi pada tanggal 21 Juli untuk mengecek terkait ketersediaan air bersih di Desa Perlis,” kata Kabir, Senin (16/8/2021).

“Jadi pak Gubernur mendapat laporan dari Datuk Tengku Candra, Kejuruan stabat, bahwa ada warga kita di Desa Perlis mengalami kesulitan mendapat air bersih,” sambungnya.

Setelah mendapat perintah dari Edy, PDAM Tirtanadi berkoordinasi dengan PDAM Tirta Wampu untuk meninjau dan meneliti air dari sumur bor tersebut.

“Jadi setelah koordinasi kami bersama-sama meninjau ke Desa Perlis. Setelah kita ke lokasi, kepala desa menunjukkan sumur ex Belanda yang dibangun di akhir tahun 1800an,” katanya.

Ada dua sumur bor yang ada di Desa Perlis

Kabir menambahkan, sebenarnya ada dua sumur bor yang ada di Desa Perlis. Namun, sumur satunya lagi tidak dapat memproduksi air bersih.

“Jadi ada dua sumur bor, 1 sumur ex Belanda yang 1800an dan satunya lagi yang baru dibangun oleh pemerintah daerah kira-kira di 2018. Kemudian kami memutuskan akan melakukan perbaikan pertama di sumur ex Belanda ini,” jelasnya.

Setelah itu, PDAM Tirtanadi mengirimkan tim untuk melakukan Endoskopi untuk mengukur kedalaman sumur bor serta melakukan Geolistrik untuk menentukan potensi air di dalam tanah.

“Kemudian minggu berikutnya kami mengirimkan tim ke Desa Perlis ini untuk melakukan Endoskopi, yaitu menurunkan kamera ke dalam pipa tersebut sampai kedalaman 200 meter. Dari Endoskopi diperoleh hasil 200 meter pipa di dalam tanah ini masih dalam kondisi yang bagus,” sebutnya.

Kemudian, hari berikutnya PDAM Tirtandi kembali mengirimkan tim untuk membersihkan pipa sumur bor untuk mendapatkan hasil air yang lebih jernih.

“Jadi kita masukkan pipa di dalam untuk pencucian. Setelah kita cuci, diperoleh hasil air yang sangat bersih. Airnya ini sudah sangat layak untuk diminum karena dari segi turbidity (tingkat kekeruhan) nilainya sebesar 1 NTU (Nephelometric Turbidity Unit), kemudian pH nya sebesar 7,4. Kemudian dari kadar besinya 0.2 ppm, dan mangannya 0,06 ppm,” pungkasnya.

Sumur bor ini dulunya pernah memproduksi air yang bersih dalam waktu yang cukup lama. Namun, setelah tsunami di provinsi Aceh tahun 2004, sumur bor ini tidak lagi mengeluarkan air hingga tahun 2021 sebelum dilakukan perbaikan.

Warga Desa Perlis sangat kesulitan untuk mendapatkan air bersih

Akibatnya, warga Desa Perlis sangat kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Bahkan, warga harus mengeluarkan uang untuk membeli air mandi dan air minum.

“Setelah kami fungsikan kembali maka alhamdulillah pada tanggal 16 Agustus 2021 menyambut hari kemerdekaan, air ini sudah bisa kita berikan kepada masyarakat Desa Perlis,” ucapnya.

Kedepannya, teknis penggunaan sumur bor tersebut akan diserahkan sepenuhnya kepada pihak pemerintah desa dan menjadi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

“Kami disini hanya memperbaiki, jadi ke depan kita harapkan saudara-saudara kita yang ada di Desa Perlis ini bersama perangkat desa dapat mengoperasikan air sumur bor ini untuk memberikan kesejahteraan, kesehatan dan kemakmuran untuk masyarakat di desa ini,” katanya.

Meskipun perbaikan sudah selesai dilakukan, PDAM Tirtanadi dan PDAM Tirta Wampu tetap melakukan pemantauan untuk memastikan turun atau tidaknya debit air di sumur tersebut.

Dikatakannya, warga Desa Perlis sangat antusias untuk mendapatkan air bersih tersebut.

Setelah air bersih keluar dan terbukti aman untuk digunakan, warga langsung berbondong-bondong ke lokasi tersebut untuk menikmati air bersih.

Beberapa anak-anak langsung mengambil air untuk dimandikan. Beberapa warga lainnya juga terlihat mengambil air untuk dikonsumsi di rumahnya.

Salah satu warga, Risma mengatakan, biasanya warga yang tidak mempunyai sumur bor di rumahnya harus membeli air dari warga yang sudah memiliki sumur bor.

“Kami beli air dari orang yang punya sumur bor, 1 jam Rp 6 ribu. Jadi sekarang enggak perlu beli lagi, sudah ada sumur bor ini. Kami senang sekali, terimakasih untuk pak Gubernur, wakil gubernur, bupati dan wakil bupati langkat, PDAM Tirtanadi dan PDAM Tirta Wampu karena telah membantu kami warga Desa Perlis untuk mendapatkan air bersih,” kata Risma.

Kejuruan Stabat, Tengku Candra mengatakan hal serupa. Ia pun mengucapkan terimakasih khususnya kepada Gubernur Sumatra Utara dan beberapa pihak yang terlibat dalam perbaikan sumur bor tersebut.

Ia berharap, ke depannya sumur bor ini dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik oleh warga dan pemerintah Desa Perlis.

“Setelah kita berdiskusi dengan pihak PDAM Tirtanadi dan Tirta wampu untuk pengoperasian air ini akan diserahkan kepada pihak Bumdes. Pihak desa akan berperan sangat efektif agar nanti kedepannya jangan lagi ada kendala di desa ini. Harapan kami ke depannya jangan ada lagi laporan-laporan masyarakat kepada Tirtanadi Sumut,” tegasnya.

Kepala Desa Perlis, Junaidi Salin mengatakan, ia pun berharap ke depannya melalui sumur bor tersebut nantinya dapat dialirkan ke rumah-rumah warga oleh PDAM Tirta Wampu.

“Terimakasih, air kami yang selama ini tidak memproduksi, dalam waktu 2 minggu sudah dapat digunakan masyarakat. Harapan kami air ini bisa digunakan seluruh masyarakat Desa Perlis, dan kami mohon agar ke depannya bisa dijadikan air PDAM di Desa Perlis ini, supaya warga tidak perlu repot-repot mengangkat air lagi,” harapnya.

Junaidi menambahkan, untuk sementara ini sistem pendistribusian air bersih masih dilakukan dengan cara sederhana yang artinya warga menjemput langsung air bersih ke lokasi sumur bor.

Namun, nantinya pengambilan air tetap dibatasi dan dilakukan per dusun dalam waktu 3 jam, agar mesin pompa air tidak selalu beroperasi dan warga juga tidak memperebutkan air bersih

Dalam peninjauan hari ini, Dirut PDAM Tirtanadi juga ditemani beberapa rekannya, seperti Kepala Divisi Transmisi Distribusi, Muhri Fepri Iswanto dan Kepala Divisi Pengolahan Air Minum, M Arif Siregar serta rekan lainnya. (finta rahyuni)