Site icon Kaldera.id

Bandrek Joeli Jajal Konsep Angkringan, Suguhkan BST Segar

Bandrek Joeli (UD Sinar baru) menjadi salah satu usaha yang memproduksi minuman kesehatan kemasan Bandrek Jahe Merah dan Kunyit asam yang menjajal Bandrek Susu Telur (BST) dengan konsep pasar angkringan di perempatan Limapuluh, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara (Sumut).

Bandrek Joeli (UD Sinar baru) menjadi salah satu usaha yang memproduksi minuman kesehatan kemasan Bandrek Jahe Merah dan Kunyit asam yang menjajal Bandrek Susu Telur (BST) dengan konsep pasar angkringan di perempatan Limapuluh, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara (Sumut).

BATUBARA, kaldera.id- Bandrek Joeli (UD Sinar baru) menjadi salah satu usaha yang memproduksi minuman kesehatan kemasan Bandrek Jahe Merah dan Kunyit asam yang
menjajal Bandrek Susu Telur (BST) dengan konsep pasar angkringan di perempatan Limapuluh, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara (Sumut).

Jika sebelumnya sukses dengan konsep kemasan 200 gram hingga 80 gram dengan sasaran rumah tangga dan pasar modern, kali ini owner Bandrek Joeli, Bari, siap menjajal pasar remaja dengan menyuguhkan minuman Bandrek Susu Telur (BST) panas.

“Bandrek Susu Telur merupakan minuman tradisional yang khasiatnya sudah teruji, tanpa pengawet, karena kita menggunakan rempah-rempah tradisional yang dipadu susu dan telur bebek,” kata Bari kepada, Rabu (20/10/2021).

Selain pasar remaja, Bandrek Joeli juga ingin menyapa para konsumen yang melintas di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum). Apalagi, sejak berdiri awal tahun 2021 lalu, minuman tradisional Bandrek Jahe Merah dan Kunyit Asam yang yang sudah mengantongi izin PIRT Dinas Kesehatan Pemkab Batubara tersebut sudah menembus pasar nusantara, bahkan kini sedang menjajaki kerjasama ke negeri jiran Malaysia.

Setelah beberapa hari dibuka, BST Bandrek Joeli sangat direspon pasar. Sejumlah pelintas yang menyambangi angkiran sangat puas, dengan khas Jahe Merah yang begitu terasa menghangatkan tubuh selama dalam perjalanan.

Selain diolah secara higenis, suami dari Ayu Armiati ini juga membuka lahan kebun Jahe dan Kunyit untuk menutupi bahan baku dan harga jual.

“Selain membeli langsung dari petani, kita juga membuat kebun sendiri agar harganya bisa sesuai dengan jangkauan masyarakat,” katanya.

Menurutnya, ditengah krisis ekonomi ditengah pandemi Covid-19 tak menyurutkan langkah para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk lebih eksis ke depan. Selain dituntut kegigihan dalam berwirausaha, juga harus kreatif dan inovatif dalam mengemas serta memasarkan produk yang dihasilkan.

Bari mengatakan, membangun UKM di tengah COVID-19 merupakan salah satu tantangan yang harus dijalani. “Sebenarnya usaha ini sudah dijalani sejak tahun 2020, namun karena harus mengikuti pengujian dan perizinan dari instansi terkait sehingga harus beredar awal Januari 2021,” kata Bari, dalam bincang-bincang bersama medanmerdeka.com, kemarin.

Ide usaha Bandrek Jahe dan Kunyit Asam, sambung Bari, tak lepas dari banyaknya bahan baku di desa-desa di Kabupaten Batubara. “Untuk bahan baku sendiri kami tidak kesulitan, semua ada di sekeliling kita. Yang penting kita mau bekerja,” kata Bari..

Walaupun masih pemula di UKM, Lulusan Sarjana Ilmu Politik ini tak mau kalah dengan hal higienis. Kedua produknya bahkan sudah diuji di Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan (Baristand Industri Medan) serta mendapatkan izin PIRT Dinas Kesehatan (Dinkes) Batubara.

“Walaupun produk kita masih kecil, namun perizinan ini sangat penting dalam bidang usaha. Dengan adanya izin ini, produk Joeli semakin matang menembus pasar modern,” katanya.

Di Batubara sendiri, Banderk Jahe dan Kunyit Asam “Joeli” kemasan botol 200 gram sudah menembus pasar-pasar tradisional maupun warung-warung melalui sales-sales roda dua. “Untuk 200 gram harga jual pasaran Rp30 ribu untuk takaran 9 hingga 10 gelas,” ujarnya.

Soal rasa, Bari mengaku berani menjamin. “Silahkan dicoba sendiriYang pasti, harga sesuai rasa,” sebutnya.

Optimistis ini ternyata sudah diakui beberapa kafe resto diluar Batubara, seperti Jakarta, Batam, Tebing Tinggi dan Kota Medan.

“Mereka-mereka yang pesan sebelumnya sudah menjual produk yang sama dengan merek yang berbeda. Mereka akui produk Batubara pedas Jahenya begitu terasa, termasuk juga kunyitnya,” katanya.

Selain memasarkan produk, UD Sinar Baru juga mengedukasi warga desa untuk gemar menanam jahe, kunyit dan temu lawak. “Kita siapkan bibitnya, warga hanya memanfaatkan lahan perkarangan rumah dan hasilnya nanti kita beli kembali,” katanya.

Dengan begitu, maka pihaknya secara tak langsung mengajak warga meningkatkan ketahanan pangan dengan memanfaatkan perkarangan rumah dengan bercocok tanam bahan baku.

Bagi yang ingin merasakan kehangatan produk “Joeli” bisa menghubungi langsung via WhatsAap di 0851-5966-8171 atau email:ukm50batubara@gmail,com atau FB SinarBaru Joeli dan pesanan dikirim dengan aman hingga di tujuan. (finta rahyuni)

Exit mobile version