Site icon Kaldera.id

Earth Day 2024 di Pantai Barat: Lawan Sampah Plastik

Memperingati Earth Day atau Hari Bumi 2024, Bank Sampah Yamantab (BSY) bersama sejumlah relawan anak anak muda menggelar serangkaian kegiatan di Pantai Indah Pandan (PIP), Tapanuli Tengah, Senin (22/4/2024).

Memperingati Earth Day atau Hari Bumi 2024, Bank Sampah Yamantab (BSY) bersama sejumlah relawan anak anak muda menggelar serangkaian kegiatan di Pantai Indah Pandan (PIP), Tapanuli Tengah, Senin (22/4/2024).

 

TAPANULI TENGAH, kaldera.id – Memperingati Earth Day atau Hari Bumi 2024, Bank Sampah Yamantab (BSY) bersama sejumlah relawan anak anak muda menggelar serangkaian kegiatan di Pantai Indah Pandan (PIP), Tapanuli Tengah, Senin (22/4/2024).

Acara digelar sederhana namun menunjukkan konsistensi terhadap gerakan perlindungan bumi, terutama dari sampah plastik. Tampak, tak ada sofa mewah, minuman kemasan sekali pakai hingga cemilan berkemasan plastik yang disajikan untuk menyambut pejabat pemerintahan dan pihak swasta yang hadir dalam peringatan itu. Para pejabat yang datang duduk di bangku tetamu yang terbuat dari ecobrick dan barang daur ulang lainnya.

Begitu cara Bank Sampah Yamantab (BSY), memperkenalkan bagaimana plastik yang sehari-hari dianggap menjadi sampah habis pakai bisa dimanfaatkan kembali. Dari cara ini mereka juga memperkenalkan bagaimana bahaya dan dampak plastik yang tidak terkelola kembali terhadap lingkungan.

BSY yang selama ini aktif dalam aksi-aksi nyata untuk lingkungan memeringati Hari Bumi dengan cara yang begitu sederhana. Mereka melibatkan berbagai pihak. Dalam acara yang digelar di Pantai Indah Pandan itu, mereka mengajak unsur pemerintahan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hingga perusahaan swasta bersama-sama membangun kesadaran akan bahaya sampah plastik terhadap bumi. Ini berkaitan dengan tema peringatan Hari Bumi; ‘Planet VS Plastik’. Di Tapanuli Tengah, mereka mengangkat tema Pantai Barat Sumut melawan Plastik.

Acara yang dimulai siang hari itu juga diikuti oleh para pegiat lainnya. Termasuk dari kalangan millennial yang didominasi para pelajar dan mahasiswa. Peserta lainnya, berasal dari perwakilan BUMN dan perusahaan.

Dalam kegiatan itu, juga dipamerkan berbagai produk kreatif yang dihasilkan BSY dari mengelola sampah. Barang-barang seperti keranjang belanja, kotak tisu, hingga sajadah yang terbuat dari plastik kemasan dipamerkan kepada pengunjung yang hadir. Termasuk paving block dari olahan plastik yang kini mulai mereka kembangkan dengan alat seadanya.

Direktur BSY Damai Oktafianus Mendrofa mengatakan, peringatan Hari Bumi ini menjadi momentum pengingat bahwa saat ini bumi sedang tidak baik-baik saja. Sampah plastik, kata Damai, menjadi persoalan yang membutuhkan keterlibatan semua pihak untuk mengatasinya.

“Ini merupakan langkah kecil kita dalam upaya penyelamatan bumi. Kami pengin memicu satu gerakan peduli mengelola sampah dimulai dari diri sendiri. Khususnya pada kalangan millennial di Tapanuli Tengah. Kita ingin gerakan ini menjadi pengaruh baik untuk kaum muda,” kata Damai disela acara.

Peringatan itu juga dirangkai dengan aksi clean up pantai. Damai menuturkan, cleanup yang dilakukan, tidak berfokus pada tonase sampah, melainkan pada target sampah yang akan dibersihkan.

“Jadi memang tidak semua sampah diangkut. Kita berfokus pada plastik dan sejumlah sampah non roganik lainnya. Jadi kita mendorong pemahaman bagaimana para peserta ini juga bijak dalam mengelola sampah,” kata Damai.

Sampah yang sudah dikumpulkan, ujar Damai, lantas dibawa ke BSY. Di sana ya, sampah-sampah itu akan dikeola kembali. Bukan dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan tidak terkelola.

“Bagi kami, upaya perlawanan terhadap plastik tidak diterjemahkan dengan cara nenyebut anti plastik, tapi lebih bagaimana mengendalikan penggunaan plastik. Dimulai dari diri sendiri,” kata Damai.

Mereka juga terus mengajak agar berbagai kalangan bisa terlibat dalam pengelolaan sampah. Terlebih pemerintah dari sisi kebijakan yang berpihak pada keadilan lingkungan.

“Kami rindu dengan kelompok kelompok yang lain. Bagaimana kesadarannya melibatkan diri dalam persoalan sampah. Tentunya tanpa pamrih. Paling khusus, bagaimana pemerintah sebagai pemangku kebijakan bisa lebih aktif. Khususnya dari sisi kebijakan pengelolaan sampah,” kata Damai.

Sementara itu, Damai mengapresiasi berbagai pihak yang terlibat mendukung kegiatan Earth Day Pantai Barat Sumut 2024. Mulai dari PT Agincourt Resources, PLN Nusantara Power UPDK Pandan.

“Dan kami mengapresiasi dukungan moril dari Pemerintah setempat. Kami juga berterima kasih kepada para millennials yang mau meluangkan waktunya, peduli akan pengelolaan sampah,” pungkas Damai.

Peringatan Hari Bumi yang digelar BSY mendapat apresiasi dari PT Agincourt Resources. Sebagai pendukung acara, PT AR melihat, apa yang dilakukan BSY menjadi contoh baik bagi masyarakat luas. Kegiatan ini juga menjadi inspirasi pihaknya untuk terus menjaga lingkungan.

“Kami mendukung aksi – aksi yang dilakukan kelompok pegiat seperti BSY. Kegiatannya sangat baik, bagaimana mereka mengelola sampah plastik menjadi hal-hal yang berguna dan bernilai ekonomis,” kata Hari Ananto, Senior Manager Environment, Health, & Safety PT Agincourt Resources.

Kata Hari, pihaknya juga sangat terbuka dengan berbagai program kemitraan berbasis kepedulian lingkungan.

Sementara itu Asisten II Pemkab Tapteng Hikmal Batubara mengatakan, kegiatan hari bumi ini bisa menjadi pengaruh yang positif bagi masyarakat. Dia berharap, kegiatan seperti ini bisa dilakukan secara berkesinambungan.

“Mereka ini dapat membantu untuk mengendalikan sampah yang ada. Kita lihat, sampah ini juga bisa bernilai ekonomis. Ini menjadi hal positif. Kami mendorong agar bekerjasama dengan pemerintah,” katanya.

Alya Zahira Putri, Siswi SMA Negeri 1 Matauli Pandan begitu senang bisa terlibat dalam kegiatan hari bumi. Dia mengatakan, aksi kecil ini justru memberikan pandangan yang baru bagi dirinya terhadap pengelolaan sampah.

“Tentunya ini menjadi hal baru bagi saya. Selama ini mungkin kami sepele dengan persoalan sampah plastik. Tapi ternyata, dampaknya cukup besar bagi lingkungan. Butuh kesadaran orang banyak agar bumi tidak semakin rusak dengan sampah plastik yang terbengkalai,” kata Alya. (f rozi/rel)

Exit mobile version