Site icon Kaldera.id

Pentingnya Data Geospasial Untuk Pengambilan Keputusan Penanganan Covid-19

Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia Tarigan, M.Sc

Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia Tarigan, M.Sc

Oleh: Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia Tarigan, M.Sc

Salah satu alat penting di dalam pencegahan penyebaran dan penekanan laju korban wabah Covid-19 adalah model yang digunakan para pengambil kebijakan untuk memutuskan langkah-langkah strategis yang berpengaruh kepada kesehatan dan resiliensi publik terhadap pandemik ini. Model seperti ini biasanya dihasilkan oleh para peneliti di universitas ataupun para ahli yang menekuni minat riset dalam bidang yang terkait.

Di awal tulisan ini dirasakan perlu untuk menyampaikan apresiasi kepada Komunitas Kawal Covid Sembilan Belas (KKCS), yang dikomandoi oleh Dr. Zaid P. Nasution seorang dosen di FT USU, yang telah mengkompilasi data perkembangan PDP dan ODP di Kota Medan dan di Sumatera Utara. Data tersebut kemudian disajikan dalam format sistem informasi geogragi (SIG atau sering lebih dikenal dengan geographical information system, GIS). Peta sebaran ODP dan PDP seperti yang dihasilkan KKCS pada dasarnya adalah sebuah basis model geospasial yang dapat digunakan oleh para pengambil kebijakan publik dalam mengambil keputusan yang tepat, khususnya yang bersentuhan dengan keruangan (geospasial). Hal ini sangat penting mengingat kurva pandemik Covid-19 ini sedang dalam posisi akan menuju puncaknya di Kota Medan.

Pesan di atas Peta Bahaya Covid-19 di Kota Medan

Mengacu kepada Peta Status Bahaya Covid-19 di Kota Medan yang dihasilkan KKCS per 27 Maret 2020 (Gambar 1 dan 2) serta Peta Laporan Gugus Tugas Covid-19 Kota Medan per tanggal 11 April 2020 (Gambar 3), maka ada 4 (empat) hal penting yang perlu dikemukakan di sini sebagai pelajaran, lessons learned, atas apa yang sudah dan tengah berlangsung khususnya di Kota Medan dalam kita menghadapi wabah virus Covid-19 ini. Tentu ini dengan asumsi bahwa data peta yang disajikan oleh model GIS di atas adalah valid, atau paling tidak relatif menggambarkan keadaan yang terjadi di lapangan.

Peta Status Bahaya Covid-19 di Kota Medan per 27 Maret 2020 Berdasarkan Penyebaran OPD dan PDP Per Kecamatan (KKCS). Sumber: Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumatera Utara.
Peta Status Bahaya Covid-19 di Kota Medan per 27 Maret 2020 Berdasarkan Level Tingkat Bahaya Per Kecamatan (KKCS). Sumber: Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumatera Utara
Peta Laporan Gugus Tugas Covid-19 Kota Medan per tanggal 11 April 2020. Sumber: Gugus Tugas Covid-19 Kota Medan.

Adapun 4 (empat) hal penting tersebut dapat di lihat di bawah ini:

Kelurahan zona merah ini harus mendapat perhatian yang lebih khusus dari Pemerintah Kota Medan agar transmisi lokal maupun transmisi dari luar daerah (imported cases) bisa diredam peningkatannya. Para Camat dan Lurah di zona merah perlu mensiagakan warganya, khususnya dengan koordinasi ke para Kepala Lingkungan supaya giat memonitor perkembangan dan pergerakan PDP dan ODP di lingkungan yang terindikasi.

Masyarakat di Kelurahan zona merah harus disiplin, serius, dan waspada dalam menerapkan social distancing bila ingin jumlah PDP dapat diredam, baik akibat transmisi lokal ataupun transmisi dari luar. Lebih baik lagi bila di setiap lingkungan didirikan Pos Jaga Covid yang diketuai oleh Kepala Lingkungannya, dibantu oleh para relawan (warga setempat) dalam mengedukasi dan menerapkan prosedur ketat melawan penyebaran Virus Covid ini.

Kemudian bagi kelurahan dan lingkungan yang dapat menekan laju penyebaran Covid seyogianya diberi penghargaan (reward) sehingga tumbuh kesadaran untuk berkompetisi dalam hal kesehatan dan pencegahan penularan virus Covid-19.

Ini bisa jadi karena perkembangan pemukiman dan infrastruktur yang lebih lambat di sana, sehingga interaksi masyarakat pun menjadi relatif lebih sedikit. Ini menyebabkan transmisi lokal bisa lebih dtekan. Bisa pula hal ini karena masyarakat di Wilayah Medan Utara lebih immun karena mereka lebih dekat ke arah laut dan lebih terpapar oleh sengatan matahari.

Apapun kemungkinan penyebabnya, yang menjadi perhatian utama di sini adalah bahwa wilayah ini dapat dijadikan salah satu faktor penentu meningkatnya kurva penyebaran Covid ke arah puncak di Kota Medan. Dengan kata lain, bila kelurahan-kelurahan di wilayah ini sudah banyak yang masuk dalam zona merah, maka tingkat keseriusan bahaya Covid di seluruh Kota Medan masuk ke level yang lebih tinggi. Artinya masih banyak masyarakat yang tidak disiplin menjalankan seruan untuk tetap (bekerja, belajar, dan beribadah) di rumah.

Dalam keadaan seperti ini isolasi pergerakan manusia harus lebih serius diupayakan Pemerintah. Untuk itu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang telah diterapkan di wilayah Jakarta dan sekitarnya, adalah pilihan terbaik yang perlu dipersiapkan lebih dini agar tidak terlambat. Namun perlu dicatat bahwa persiapan di sini termasuk mengatasi masalah sosial ekonomi yang timbul akibat pembatasan sosial yang berkepanjangan.

Hal ini tentunya tidak terlepas dari posisi Universitas Sumatera Utara yang ada di sana. Untuk itu kita mengapresiasi sikap tegas Pimpinan USU yang telah ‘melockdown’ Kampus USU, sehingga mahasiswa dapat belajar dari rumahnya masing-masing, tanpa harus ikut tertular atau menularkan virus Covid-19 di Kampus USU dan sekitarnya.

Dari sini kita mendapat pelajaran bahwa ketegasan pimpinan di suatu wilayah akan menjadi faktor utama dalam kemaslahatan publik di daerah tersebut.

Kita menunggu pada gilirannya semoga ada peta bahaya Covid-19 sampai ke level lingkungan. Tentu saja ini bukan kerja yang mudah apabila kita hendak menyampaikan informasi yang relevan dan efektif tidak hanya kepada para pengambil keputusan publik tapi juga para para pimpinan di tingkat masyarakat bawah, seperti Kepala Lingkungan dalam menjalankan apa yang disebut dengan Desa (Lingkungan) Tangguh Covid.

Dalam hal akses dan keandalan data, diperlukan kerjasama yang erat dengan pihak rumah sakit dan instansi pemerintah terkait agar data akurat tentang ODP dan PDP dapat terus diperbaharui. Selain itu, salah satu yang mendesak dalam menyambut bulan Ramadhan misalnya adalah apakah KKCS dapat memberikan rekomendasi kepada masyarakat tentang masjid mana yang masih relatif aman dari bahaya Covid-19 berdasarkan peta penyebaran OPD dan PDP terkini.

Penutup

Namun di atas semua itu, kunci utama keberhasilan kita melawan Covid ini adalah sikap keseriusan dan kepatuhan semua warga dalam menjaga physical distance dan kebersihan, serta pemakaian masker. Karena Virus Covid-19 tidak pandang bulu, maka kemungkinannya hanya ada 2 (dua) jika tidak serius dan patuh: tertular atau menularkan.

Oleh karenanya, semua pimpinan dan tokoh dari level atas hingga bawah perlu bersama-sama dengan semua pihak sampai ke individu bahu-membahu, bersatu mengatasi masalah penyebaran Covid ini dengan segala konsekuensinya. Sambil berupaya meningkatkan daya tahan tubuh untuk perjuangan yang masih relatif panjang, jangan lupa berdoa, semoga badai cepat berlalu.

Penulis adalah Peneliti Bidang Geospasial, Ketua ISI (Ikatan Surveyor Indonesia) Wilayah Sumut, Ketua Prodi S2/S3 Teknik Sipil, FT USU

Exit mobile version