Kaldera.id
  • BERANDA
  • BERITA TERKINI
  • Bisnis
  • BERITA VIRAL
  • SPORT
  • EDUKASI
  • JALAN-JALAN
  • OPINI
  • KABAR DAERAH
  • Advertorial
Jumat, 21 Nov 2025
Bupati Syah Afandin Salurkan Bantuan Peralatan ke 10 Cabor, Perkuat Pembinaan Atlet Langkat
Bupati Syah Afandin Tekankan Peran dan Kesejahteraan Guru Saat Gerak Jalan Santai HGN 2025
Perkuat Pembiayaan Daerah, Gubernur Sumut Dorong Kolaborasi BPD se-Sumatera
Hindari Judol, Gubernur Bobby Gandeng OJK Latih ASN Masuk Pasar Modal
Berkapasitas 150 Ribu Jemaah di Lahan 20 Hektare
Gerak Jalan Santai Semarakkan HKN ke-61, Sekda Langkat Ajak Masyarakat Hidup Sehat
Bupati Langkat Syah Afandin Terima Penghargaan Mitra Kerja pada Hari Bhakti Kementerian Imigrasi dan Kemasyarakatan
Wakil Wali Kota Medan Resmikan Aplikasi SIKAPI untuk Perkuat Digitalisasi Sistem Keuangan RSUD Dr. Pirngadi
BP Tapera Apresiasi Bank Sumut Gencar Sosialisasi Percepatan Penyaluran Rumah Terjangkau
PSMS Medan Tegaskan Tidak Pernah Buka Seleksi Pemain Terkait Kasus TPPO Rizki Nur Fadhilah
Bupati Syah Afandin Salurkan Bantuan Peralatan ke 10 Cabor, Perkuat Pembinaan Atlet Langkat
Bupati Syah Afandin Tekankan Peran dan Kesejahteraan Guru Saat Gerak Jalan Santai HGN 2025
Perkuat Pembiayaan Daerah, Gubernur Sumut Dorong Kolaborasi BPD se-Sumatera
Hindari Judol, Gubernur Bobby Gandeng OJK Latih ASN Masuk Pasar Modal
Berkapasitas 150 Ribu Jemaah di Lahan 20 Hektare
Gerak Jalan Santai Semarakkan HKN ke-61, Sekda Langkat Ajak Masyarakat Hidup Sehat
Bupati Langkat Syah Afandin Terima Penghargaan Mitra Kerja pada Hari Bhakti Kementerian Imigrasi dan Kemasyarakatan
Wakil Wali Kota Medan Resmikan Aplikasi SIKAPI untuk Perkuat Digitalisasi Sistem Keuangan RSUD Dr. Pirngadi
BP Tapera Apresiasi Bank Sumut Gencar Sosialisasi Percepatan Penyaluran Rumah Terjangkau
PSMS Medan Tegaskan Tidak Pernah Buka Seleksi Pemain Terkait Kasus TPPO Rizki Nur Fadhilah
Ads_Tapsel
Beranda / Medan

Inflasi, Kemiskinan Dan Pertumbuhan Tinggi

redaksi
28 Agu 2023 07:40
Medan Opini 0 484
4 menit membaca
Armin NasutionArmin Nasution

Oleh Armin Nasution

MEDAN, kaldera.id – SEPANJANG bulan ini saya mengikuti focus grup discussion (FGD) yang topiknya sama. Sudah dilakukan lima kali dengan tema mengendalikan inflasi melalui islamic social finance. Ini topik menarik tentu saja. Kenapa? Seperti yang kita fahami bersama seluruh aktivitas dijalankan secara konvensional sehingga inflasi menjadi salah satu ancaman terbesar dalam perekonomian.

Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin saat menerima audiensi Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut, Hermansjah, dan Ketua Serikat Perusahaan Pers (SPS) Sumut Farianda Putra Sinik di Ruang Perjamuan Mapolda Sumut, Jumat (19/06/2020).
Baca Juga
Audensi PWI dan SPS Sumut, Kapolda Dorong Perkenalkan Kampung Paten
19 Jun 2020

Inflasi diterjermahkan sebagai kenaikan harga barang secara terus menerus pada kurun waktu tertentu. Inflasi itu akan terjadi dengan dorongan dua faktor. Pertama cost push inflation (inflasi karena dorongan biaya produksi) dan demand full inflation (inflasi karena permintaan terhadap suatu barang).

Sehingga teori permintaan dan penawaran yang muncul dalam konteks ekonomi mikro pun adalah teori konvensional. Ketika harga barang naik maka jumlah barang yang dibeli akan berkurang dan dari sisi penawaran ketika harga barang naik, produsen akan menambah jumlah barangnya di pasar. Keduanya disebut berslope negatif dan positif.

Arah teori pun mengatakan jika inflasi terus tinggi maka akan menambah jumlah orang miskin. Nah ukuran kemiskinan dan inflasi ini, sangat baik dipaparkan oleh Ustad Hidayatullah, anggota Komisi XI DPR RI dari fraksi PKS yang menjadi keynote speech dalam setiap FGD. Saya tertarik mengikuti alur fikir ustad ini karena dia bisa mengaitkan hubungan ekonomi konvensional dan bahaya yang muncul dari praktik itu lewat sisi religi.

Baca Juga
Pegawai Positif Covid-19, Kantor BPJS Cabang Medan Tutup
13 Jul 2020

Apa katanya? Dia sampaikan sebenarnya ekonomi yang kita jalankan saat ini penuh ketimpangan. Pertumbuhan ekonomi terus naik namun harga barang pun tak terbendung. Dulu di tahun 1970 an harga beras misanya masih di kisaran Rp50 per kg. Sekarang sudah menjadi RP12.500. Begitu juga dengan harga emas. Tahun 70-an tiap satu dolar AS itu masih Rp250 sekarang sudah jadi Rp15 ribu. Belum lagi harga bahan bakar serta komoditas lainnya.

Yang paling merasakan inflasi pasti orang miskin. Coba kita lihat, ketika inflasi tinggi maka 26 juta rakyat miskin akan terimbas. Ingat juga bahwa ukuran kemiskinan kita adalah yang berpenghasilan Rp520 ribu sebulan. Artinya yang punya penghasilan di atas Rp17 ribu sehari dianggap tak miskin lagi. Padahal beli sarapan pagi saja sudah habis Rp10 ribu.

Angka kemiskinan kita bisa di angka 26 juta karena batas kriteria penduduk miskin hanya Rp17 ribu per hari. Coba kalau dinaikkan dengan standar bank dunia yang menyatakan penduduk miskin adalah yang penghasilannya di bawah dua dolar AS per hari, maka setengah dari jumlah penduduk kita adalah miskin. Ini menyiratkan semakin rendah angka penghasilan penduduk miskin semakin rendah pula jumlah penduduk miskin. Jadi tinggal utak-atik kriteria penghasilan saja apakah penduduk miskin kita mau dinaikkan atau diturunkan.

Siapa yang paling terimbas dengan inflasi? Yang pasti rakyat menengah ke bawah dan penduduk miskin. Sebab 70 persen ekonomi Indonesia ini dikuasai 2 persen penduduk. Artinya yang punya simpanan miliaran di bank atau skala ekonominya di atas, tak perduli dengan inflasi.

Mereka yang paling terimbas adalah petani, nelayan, serta warga yang selalu menghadapi kesulitan hidup. Menurut Hidayatullah, harus diakui ekonomi negara ini memang terus tumbuh. Tapi yang menjadi catatan penting pertumbuhan yang luar biasa justru meninggalkan kantong-kantong kemiskinan dan ketimpangan pendapatan.

Bisa dilihat misalnya di Sumut dengan PDRB yang mencapai Rp995 triliun kalau dibagi dengan jumlah penduduk maka PDRB per kapita itu sekira Rp63 juta per tahun. Sedangkan di Medan, dengan PDRB Rp280 triliun maka setiap penduduk harusnya punya pendapatan per kapita Rp112 juta. Tapi di sini ada ketimpangan. Sumut misalnya masih ada 1,2 juta orang miskin.

Yang cacat logika dari angka-angka itu adalah pertumbuhan PDRB yang tinggi ternyata menyisakan orang miskin yang penghasilannya dihitung Rp520 ribu tadi. Secara nalar, saya sebenarnya bisa mencerna semua paparan yang disampaikan Ustad Hidayatullah yang menggambarkan fenomena inflasi, kemiskinan dan pertumbuhan tinggi sebagai sesuatu yang absurd.

Dia bisa memaparkan fakta tersebut dengan sangat umum dan mudah difahami. Artinya perlu ada terobosan untuk mengatasi inflasi di tengah pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Bernarkah inflasi mengkhawatirkan kita? Tahun lalu inflasi Sumut itu di angka 6,12 persen atau di atas angka nasional. Maka wajar dalam berbagai forum Gubernur Sumut meminta semua pihak mengambil peran untuk mengatasinya. Lalu dari fokus grup diskusi itu apa solusi yang bisa dilakukan?

Mengakumulasi potensi Islamic social finance (ISF) adalah bagian penting untuk menguatkan ekonomi umat. Walau seluruh aktivitas ekonomi dijalankan secara konvensional tapi ada celah di potensi dana keumatan yang bisa diharapkan menjadi stimulus agar dampak inflasi terhadap penduduk miskin bisa dikendalikan. Dan itu akan saya ulas dilanjutan tulisan berikutnya.

Armin nasutionfocus grup discussion (FGD)Inflasiislamic social finance
Pos Terkait
Umrah Dihentikan, "Bandar Rugi"
Proyek Sembako di Tengah Pandemi
Langkat Kekurangan 302.322 Dosis Vaksin
Lakoni Derby Manchester, Setan Merah Berharap Tuah Old Trafford
Yos A Tarigan: Pengadaan Pemerintah Wajib Gunakan Produk Dalam Negeri
Fraksi PDI Perjuangan Soroti Rendahnya Belanja Daerah Semester Pertama

Pos Terkait

Ketua Pengprov FAJI Sumut, Dimas Tri Adji (ist)
2 tahun  lalu
FAJI Sumut Kirim 4 Tim Terbaik ke Kejurnas R4 di Jatim, Pasang Target Maksimal
Pemko Medan bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Republik Indonesia bahas program merdeka belajar di Rumah Dinas Walikota Medan, Sabtu (30/10/2021) malam.
4 tahun  lalu
Program Sekolah dan Guru Penggerak Disiapkan Untuk Murid Hadapi Ketidakpastian
Wali Kota Medan Rico Waas didampingi Plt Kadis SDABMBK Kota Medan meninjau drainase yang dinormalisasi. Foto: Dokumen Dinas Kominfo Kota Medan
2 minggu  lalu
Warga Babura Keluhkan Banjir, Wali Kota Medan Perintahkan Normalisasi Sungai dan Drainase Rutin
Plt Walikota Medan, Akhyar Nasution meminta camat dan lurah aktifkan kembali siskamling.
5 tahun  lalu
Siskamling Harus Diaktifkan Kembali
Wakil Walikota Medan, Aulia Rachman menegaskan KM Bukit Raya sudah mulai dioperasikan menjadi lokasi isolasi terpadu bagi pasien Covid-19, Jumat (20/8/2021).
4 tahun  lalu
KM Bukit Raya Beroperasi, Nakhoda Diminta Perhatikan Berapa Hal
Bacok 2 Pria Tua, Midun Ditangkap Habis Nyabu
5 tahun  lalu
Bacok 2 Pria Tua, Midun Ditangkap Habis Nyabu

Trending

01.
6 hari  lalu
Kasus Dugaan Korupsi MFF 2024, DPRD Desak Wali Kota Medan Evaluasi Total Birokrasi
02.
6 hari  lalu
INALUM Perkuat Daya Saing Lewat Inovasi Hijau di TIS 2025
03.
3 hari  lalu
Sampah Jadi Energi, Sumut Mantapkan Proyek PSEL di Era Kepemimpinan Bobby Nasution
04.
5 hari  lalu
Pengamat Ekonomi: Gubernur Bobby Mampu Rangkul Semua Pihak Selesaikan Isu Ketenagakerjaan di Sumut
05.
6 hari  lalu
Bupati Syah Afandin Buka MTQ ke-58 Langkat di Sawit Seberang

Ads

  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Kode Etik Jurnalistik
Logo
Hangat, Mendidik, Mengungkap Fakta
© Kaldera.id. Developed by irzasolusi.com
PSMS Medan Tegaskan Tidak Pernah Buka Seleksi Pemain Terkait Kasus TPPO Rizki Nur Fadhilah
BP Tapera Apresiasi Bank Sumut Gencar Sosialisasi Percepatan Penyaluran Rumah Terjangkau
Buka North Sumatera Innovation Day 2025, Gubernur Bobby Dorong Inovasi di Sektor Hilirisasi
Ini Alasan Pansus Peningkatan PAD dan Penertiban Aset Dibentuk
Presiden Prabowo Resmikan Underpass Gatot Subroto, Gubernur Bobby: Untuk Mengurai Kemacetan
Home Trending Cari Bagikan Lainnya