Kaldera.id
  • BERANDA
  • BERITA TERKINI
  • Bisnis
  • BERITA VIRAL
  • SPORT
  • EDUKASI
  • JALAN-JALAN
  • OPINI
  • KABAR DAERAH
  • Advertorial
Minggu, 01 Jun 2025
Rico Waas Tiru JAKI, Siap Ubah Layanan Publik Medan
Walikota Medan Hadiri IFW 2025, Dukung Fesyen Nusantara
Rico Waas Tinjau RDF Rorotan, Cari Solusi Sampah Medan
Kadispora Sumut: Rakor Musda Kwarda Sumut Sesuai Mekanisme, Jangan Dipolitisasi
Wakil Bupati Tapsel Buka Program Pengobatan Gratis di Angkola Sangkunur
Pemkab Tapsel dan Polri Bahas Solusi Jalan Batu Jomba, Jalur Vital Ekonomi Antar Wilayah Sumut
Rakor Kwarda GP Sumut Sepakat Musda Juni 2025, Kadispora: Maksimalkan Kerja Pramuka untuk Generasi Muda
MPP Roadshow Belawan Layani 1.199 Warga dalam Dua Hari
MAJU Indonesia Diapresiasi Ilham Habibie, Usulkan BJ Habibie sebagai Pahlawan Nasional
Serahkan 692 SK CPNS Pemprov Sumut, Gubernur Bobby Ingatkan Tugas Sebagai Pelayan Masyarakat
Rico Waas Tiru JAKI, Siap Ubah Layanan Publik Medan
Walikota Medan Hadiri IFW 2025, Dukung Fesyen Nusantara
Rico Waas Tinjau RDF Rorotan, Cari Solusi Sampah Medan
Kadispora Sumut: Rakor Musda Kwarda Sumut Sesuai Mekanisme, Jangan Dipolitisasi
Wakil Bupati Tapsel Buka Program Pengobatan Gratis di Angkola Sangkunur
Pemkab Tapsel dan Polri Bahas Solusi Jalan Batu Jomba, Jalur Vital Ekonomi Antar Wilayah Sumut
Rakor Kwarda GP Sumut Sepakat Musda Juni 2025, Kadispora: Maksimalkan Kerja Pramuka untuk Generasi Muda
MPP Roadshow Belawan Layani 1.199 Warga dalam Dua Hari
MAJU Indonesia Diapresiasi Ilham Habibie, Usulkan BJ Habibie sebagai Pahlawan Nasional
Serahkan 692 SK CPNS Pemprov Sumut, Gubernur Bobby Ingatkan Tugas Sebagai Pelayan Masyarakat
Beranda / Medan

Inflasi, Kemiskinan Dan Pertumbuhan Tinggi

redaksi
28 Agu 2023 07:40
Medan Opini 0 359
4 menit membaca
Armin NasutionArmin Nasution

Oleh Armin Nasution

MEDAN, kaldera.id – SEPANJANG bulan ini saya mengikuti focus grup discussion (FGD) yang topiknya sama. Sudah dilakukan lima kali dengan tema mengendalikan inflasi melalui islamic social finance. Ini topik menarik tentu saja. Kenapa? Seperti yang kita fahami bersama seluruh aktivitas dijalankan secara konvensional sehingga inflasi menjadi salah satu ancaman terbesar dalam perekonomian.

Terpilih sebagai tuan rumah Sarasehan Nasional Jaringan Kekerabatan Antropologi se Indonesia (JKAI ) 2022, Mahasiswa Antropologi Sosial FISIP USU menggelar seminar nasional dan festival kopi, 6 sampai 8 Oktober 2022 mendatang.
Baca Juga
Sarasehan Nasional JKAI 2022, Mahasiswa Antropologi Sosial FISIP USU Gelar Seminar Nasional dan Festival Kopi
02 Okt 2022

Inflasi diterjermahkan sebagai kenaikan harga barang secara terus menerus pada kurun waktu tertentu. Inflasi itu akan terjadi dengan dorongan dua faktor. Pertama cost push inflation (inflasi karena dorongan biaya produksi) dan demand full inflation (inflasi karena permintaan terhadap suatu barang).

Sehingga teori permintaan dan penawaran yang muncul dalam konteks ekonomi mikro pun adalah teori konvensional. Ketika harga barang naik maka jumlah barang yang dibeli akan berkurang dan dari sisi penawaran ketika harga barang naik, produsen akan menambah jumlah barangnya di pasar. Keduanya disebut berslope negatif dan positif.

Arah teori pun mengatakan jika inflasi terus tinggi maka akan menambah jumlah orang miskin. Nah ukuran kemiskinan dan inflasi ini, sangat baik dipaparkan oleh Ustad Hidayatullah, anggota Komisi XI DPR RI dari fraksi PKS yang menjadi keynote speech dalam setiap FGD. Saya tertarik mengikuti alur fikir ustad ini karena dia bisa mengaitkan hubungan ekonomi konvensional dan bahaya yang muncul dari praktik itu lewat sisi religi.

Gubernur Sumatera Utara Muhammad Bobby Afif Nasution menyerahkan surat keputusan tentang pengangkatan dua anggota Dewan Pengawas Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirtanadi.
Baca Juga
Bobby Tunjuk Yudha Johansyah dan Andi Atmoko Jadi Dewan Pengawas Tirtanadi
09 Mei 2025

Apa katanya? Dia sampaikan sebenarnya ekonomi yang kita jalankan saat ini penuh ketimpangan. Pertumbuhan ekonomi terus naik namun harga barang pun tak terbendung. Dulu di tahun 1970 an harga beras misanya masih di kisaran Rp50 per kg. Sekarang sudah menjadi RP12.500. Begitu juga dengan harga emas. Tahun 70-an tiap satu dolar AS itu masih Rp250 sekarang sudah jadi Rp15 ribu. Belum lagi harga bahan bakar serta komoditas lainnya.

Yang paling merasakan inflasi pasti orang miskin. Coba kita lihat, ketika inflasi tinggi maka 26 juta rakyat miskin akan terimbas. Ingat juga bahwa ukuran kemiskinan kita adalah yang berpenghasilan Rp520 ribu sebulan. Artinya yang punya penghasilan di atas Rp17 ribu sehari dianggap tak miskin lagi. Padahal beli sarapan pagi saja sudah habis Rp10 ribu.

Angka kemiskinan kita bisa di angka 26 juta karena batas kriteria penduduk miskin hanya Rp17 ribu per hari. Coba kalau dinaikkan dengan standar bank dunia yang menyatakan penduduk miskin adalah yang penghasilannya di bawah dua dolar AS per hari, maka setengah dari jumlah penduduk kita adalah miskin. Ini menyiratkan semakin rendah angka penghasilan penduduk miskin semakin rendah pula jumlah penduduk miskin. Jadi tinggal utak-atik kriteria penghasilan saja apakah penduduk miskin kita mau dinaikkan atau diturunkan.

Siapa yang paling terimbas dengan inflasi? Yang pasti rakyat menengah ke bawah dan penduduk miskin. Sebab 70 persen ekonomi Indonesia ini dikuasai 2 persen penduduk. Artinya yang punya simpanan miliaran di bank atau skala ekonominya di atas, tak perduli dengan inflasi.

Mereka yang paling terimbas adalah petani, nelayan, serta warga yang selalu menghadapi kesulitan hidup. Menurut Hidayatullah, harus diakui ekonomi negara ini memang terus tumbuh. Tapi yang menjadi catatan penting pertumbuhan yang luar biasa justru meninggalkan kantong-kantong kemiskinan dan ketimpangan pendapatan.

Bisa dilihat misalnya di Sumut dengan PDRB yang mencapai Rp995 triliun kalau dibagi dengan jumlah penduduk maka PDRB per kapita itu sekira Rp63 juta per tahun. Sedangkan di Medan, dengan PDRB Rp280 triliun maka setiap penduduk harusnya punya pendapatan per kapita Rp112 juta. Tapi di sini ada ketimpangan. Sumut misalnya masih ada 1,2 juta orang miskin.

Yang cacat logika dari angka-angka itu adalah pertumbuhan PDRB yang tinggi ternyata menyisakan orang miskin yang penghasilannya dihitung Rp520 ribu tadi. Secara nalar, saya sebenarnya bisa mencerna semua paparan yang disampaikan Ustad Hidayatullah yang menggambarkan fenomena inflasi, kemiskinan dan pertumbuhan tinggi sebagai sesuatu yang absurd.

Dia bisa memaparkan fakta tersebut dengan sangat umum dan mudah difahami. Artinya perlu ada terobosan untuk mengatasi inflasi di tengah pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Bernarkah inflasi mengkhawatirkan kita? Tahun lalu inflasi Sumut itu di angka 6,12 persen atau di atas angka nasional. Maka wajar dalam berbagai forum Gubernur Sumut meminta semua pihak mengambil peran untuk mengatasinya. Lalu dari fokus grup diskusi itu apa solusi yang bisa dilakukan?

Mengakumulasi potensi Islamic social finance (ISF) adalah bagian penting untuk menguatkan ekonomi umat. Walau seluruh aktivitas ekonomi dijalankan secara konvensional tapi ada celah di potensi dana keumatan yang bisa diharapkan menjadi stimulus agar dampak inflasi terhadap penduduk miskin bisa dikendalikan. Dan itu akan saya ulas dilanjutan tulisan berikutnya.

Armin nasutionfocus grup discussion (FGD)Inflasiislamic social finance
Pos Terkait
Dugaan Penyelewengan BBM Subsidi, Kejatisu Sebut Barang Bukti Dihilangkan: Bisa Dipidana
Pelti Pasang Target Tinggi di PON 2024
Djarot Ditarik dari Ketua DPD PDIP Sumut, Diganti Eks Bupati Samosir
Bank Isyaratkan Bunga Kredit Rumah Turun
BNN Amankan 508,6 Gram Ganja dalam Penggerebekan Kampus USU
Resahkan Masyarakat, Bobby Nasution Dukung Jajaran Polres Pelabuhan Belawan Tindak Tegas Begal & Geng Motor

Pos Terkait

Kegiatan Rapid Test yang diberikan oleh Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Golkar, Meutya Hafid.
4 tahun  lalu
Manfaatkan Momentum HUT RI, Meutya Hafid Bagikan 1.708 Rapid Test Kepada Masyarakat
Chelsea berhasil meraih juara piala dunia antar klub untuk pertama kali setelah mengalahkan Palmeiras 2-1 di Mohammed Bin Zayed Stadium, Abu Dhabi, Sabtu (12/2/2022)
3 tahun  lalu
Juara Dunia Antar Klub, Koleksi Tropi Chelsea Makin Lengkap
Dirut Bank Sumut, Babay Parid Wazdi di Rumah Pesanggarahan Sukarno di kawasan Danau Toba, Parapat
1 tahun  lalu
Terinspirasi Dari Bung Karno, Dirut Babay Ajak Anak Muda Bank Sumut Tingkatkan Pelayanan
Pertandingan perempatfinal Liga Champions 2020/21 antara FC Porto vs Chelsea berakhir dengan skor 0-2.
4 tahun  lalu
Taklukan Porto, Tuchel Puji Anak Asuhnya
Ketua Fraksi Gabungan (Hanura, PSI, PPP) DPRD Medan, Hendra DS mengaku kecewa dan menyesalkan kinerja sejumlah pemborong pengerjaan galian parit di berbagai tempat di Kota Medan.
2 tahun  lalu
Tinggalkan Sisa Galian di Badan Jalan, Dewan Sesalkan Kinerja Pemborong
Gus Irawan Pasaribu, bupati Tapanuli Selatan terpilih, Jumat (24/1/2025), melakukan kunjungan silaturrahmi ke Kantor Regional IV Badan kepegawaian Nasional di Medan. Dia diterima langsung Kepala BKN Dr. Janry Haposan UP Sinungkalit.
4 bulan  lalu
Gus Irawan Pasaribu Silaturrahmi Dengan Kepala BKN Sumut

Trending

01.
5 hari  lalu
Dewan Minta Walikota Tindak Kepling 27 Belawan II
02.
6 hari  lalu
Rico Waas Tegaskan Pemko Medan Tak Henti Pencarian Anak Hanyut di Sungai Deli
03.
5 hari  lalu
Asosiasi Dosen PPPK Gelar Munas, Ini Rekomendasi untuk Pemerintah
04.
5 hari  lalu
Program Zero Lampu Padam Diharapkan Tak Sekadar Menyenangkan Hati Masyarakat
05.
2 hari  lalu
Rakor Kwarda GP Sumut Sepakat Musda Juni 2025, Kadispora: Maksimalkan Kerja Pramuka untuk Generasi Muda

Ads

Ads
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Kode Etik Jurnalistik
Logo
Hangat, Mendidik, Mengungkap Fakta
© Kaldera.id. Developed by irzasolusi.com
Rico Waas Tiru JAKI, Siap Ubah Layanan Publik Medan
Home Trending Cari Bagikan Lainnya