KUALA LUMPUR, kaldera.id – Kabinet Malaysia yang diumumkan oleh Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin pada Senin, 9 Maret, disebut sebagai barisan “aman” untuk mengakomodasi kepentingan mitra koalisinya.
“Demikian pula harapan dari orang-orang untuk pemerintahan yang bersih,” kata analis yang diwawancarai oleh ChannelNewsAsia, Selasa (10/3/2020).
Keluar dari tradisi, Mr Muhyiddin menunjuk empat menteri senior di kabinetnya, sebagai pengganti wakil perdana menteri. Keempat menteri senior tersebut adalah mantan anggota Parti Keadilan Rakyat (PKR), Azmin Ali, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), Mr Ismail Sabri Yaakob, Gabungan Parti Sarawak (GPS), Fadillah Yusof, dan Parti Pribumi Bersatu dari Malaysia (Bersatu) Dr. Mohd Radzi Md Jidin.
Dr Jeniri Amir dari Universiti Malaya Sarawak mencatat bahwa itu adalah tindakan penyeimbang yang rumit bagi perdana menteri baru. “Dia telah memperhitungkan semua faktor termasuk semua pihak yang berkontribusi dalam penunjukannya sebagai perdana menteri dan pembentukan Perikatan Nasional.
“Secara keseluruhan, ini adalah Kabinet yang dapat diprediksi dan aman dan orang-orang berada di tempat yang seharusnya,” katanya.
Mengomentari penunjukan Mr Azmin, Dr Jeniri mengatakan itu karena kebutuhan politik. “Azmin membawa 10 anggota parlemen tambahan ke meja untuk perdana menteri. Jadi jelas dia perlu menonjol … Kontribusi politiknya (Mr Azmin) perlu diambil untuk memastikan posisi Mr Muhyiddin tidak terancam, “katanya. (finta rahyuni)
