Ads

Dinamika Jelang Musda: Dukungan Mayoritas ke Ijeck, DPP Golkar Disebut Lirik Hendri Yanto

redaksi
11 Jun 2025 18:21
3 menit membaca

MEDAN, kaldera.id – Isu pemilihan Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara (Sumut) periode 2025–2030 terus menjadi perbincangan hangat di kalangan internal partai. Meski dukungan terhadap beberapa nama sudah mulai terlihat, DPP Partai Golkar menegaskan bahwa keputusan akhir akan mempertimbangkan sejumlah kriteria penting, termasuk rekam jejak, loyalitas, serta kemampuan menjaga tradisi partai.

“DPP tentu melihat PDLT: Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, dan Tidak Tercela. Sosok Ketua Golkar Sumut ke depan harus memahami bagaimana memimpin dan dipimpin, serta patuh pada instruksi partai,” ujar Wakil Ketua Koordinator Bidang Kepartaian DPD Golkar Sumut, Zulchairi Pahlawan, saat diwawancarai di Medan, dalam siaran pers yang diterima redaksi, Rabu (11/6/2025).

Terkait adanya dukungan dari 32 DPD kabupaten/kota terhadap Musa Rajekshah untuk kembali maju sebagai Ketua Golkar Sumut, Zulchairi menyebut hal tersebut sebagai bagian dari dinamika biasa dalam internal partai.

“Kalau kita lihat Musda 2020 lalu, awalnya banyak DPD mendukung Ahmad Yasyir Ridho Loebis. Namun akhirnya yang terpilih adalah Musa Rajekshah karena merupakan pilihan DPP. Jadi, dinamika seperti ini wajar saja terjadi,” jelasnya.

Zulchairi juga menegaskan bahwa Partai Golkar memiliki tradisi kuat untuk selalu berada di dalam pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Tradisi ini menjadi kekuatan partai dalam menjaga konsistensi politik dan meraih suara rakyat.

Di bagian lain, Zulchairi yang juga mantan Ketum BKPRMI Sumut itu menegaskan Golkar merupakan partai yang punya tradisi mendukung pemerintahan. Tradisi ini menjadi modal partai dalam mengelola dinamika mulai dari pusat hingga ke akar rumput Partai Golkar.

Menurutnya, itu pula yang menjadi faktor utama Partai Golkar di Sumut meraih 8 kursi DPR RI, 22 kursi DPRD Sumut dan 208 kursi DPRD Kabupaten/Kota pada Pemilu Legislatif 2024. Tentunya tanpa mengesampingkan kemampuan caleg-caleg Partai Golkar yang memang potensial ikut dalam kontestasi Pileg pada 2024 lalu.

“Golkar saat itu mendukung pemerintahan Pak Jokowi serta berlanjut mendukung Pak Prabowo sebagai Capres 2024 bersama Mas Gibran. Efek Pilpres kemarin jadi faktor utama kemenangan Golkar di Indonesia terkhusus di Sumut. Bukan semata karena keberhasilan pimpinan Golkar Sumut saat ini,” ujar Zulchairi yang juga Sekretaris Bidang Investasi PP AMPG tersebut.

Saat ditanya mengenai sosok Bupati Labuhanbatu Utara (Labura), Hendri Yanto Sitorus, yang santer disebut sebagai calon kuat Ketua Golkar Sumut, Zulchairi menyebut nama tersebut memang memenuhi banyak kriteria yang diharapkan DPP.

“Hendri adalah kader berprestasi, dua periode menjabat bupati, dan punya komunikasi baik dengan Gubernur Sumut, Bang Bobby Nasution. Ia juga mampu merangkul semua faksi di Golkar Sumut dan mendahulukan kepentingan partai,” katanya.
Mengenai perbedaan pandangan di kalangan kader, Zulchairi menilai hal itu sebagai bagian dari dinamika yang sehat, selama tidak menyerang hal-hal pribadi.

“Perbedaan pandangan itu wajar. Tapi harus tetap dalam batas etika organisasi. Kader Golkar adalah kader yang dewasa dan tahu bagaimana menyampaikan pendapat dengan bijak,” tutup Zulchairi.(reza/red)