Ads

Kahiyang Ayu Borong Songket Asahan, Angkat Martabat Warisan Budaya Lokal ke Panggung Nasional

redaksi
5 Agu 2025 10:06
News Sumut 0 5
2 menit membaca

 

ASAHAN, kaldera.id – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumatera Utara, Kahiyang Ayu, menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung pelestarian budaya lokal dengan mengunjungi sentra pengrajin songket di Desa Silo Bonto, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Senin (4/8/2025).

Dalam kunjungannya, Kahiyang memborong sejumlah kain songket bermotif khas daerah, seperti Pucuk Rebung, Bunga Tulip, Kapal dan Ikan, hingga Songket Asahan Klasik.

Kunjungan tersebut menjadi bukti nyata keberpihakan Dekranasda Sumut terhadap pelaku UMKM sekaligus menjadi langkah strategis dalam upaya mempromosikan hasil kerajinan tangan masyarakat lokal.

“Motif-motif dalam kain songket mencerminkan kearifan lokal serta sejarah yang hidup dari satu daerah. Hari ini, kami hadir langsung di Desa Silo Bonto, pusat para perajin songket Asahan. Harapannya, produk luar biasa ini bisa makin dikenal dan diminati secara luas,” ujar Kahiyang saat berbincang dengan para pengrajin.

Didampingi jajaran pengurus Dekranasda Sumut, Kahiyang turut berdialog dengan para pengrajin untuk menyerap langsung keluhan dan tantangan yang mereka hadapi dalam proses produksi.

Salah satu masalah utama yang mencuat adalah keterbatasan bahan baku, khususnya benang togak dan benang pakan yang hingga kini masih harus dipasok dari luar daerah, seperti Sumatera Barat.

Zul Asmal, salah seorang pengrajin songket senior di Silau Laut, menyampaikan bahwa komunitas pengrajin di desanya telah berkembang aktif lebih dari satu dekade. Saat ini terdapat sekitar 15 hingga 20 orang pengrajin yang konsisten menenun motif-motif khas Asahan.

“Harga songket bervariasi, mulai dari Rp350.000 hingga Rp650.000, tergantung kerumitan motif dan bahan yang digunakan,” jelas Zul, yang turut memperlihatkan beberapa hasil tenunan terbaiknya kepada Kahiyang.

Zul menambahkan bahwa produk mereka telah dipasarkan ke berbagai kota besar, termasuk Medan, Jakarta, dan Bukittinggi. Namun, sebagian besar pembeli tetap berasal dari kalangan lokal dan jajaran Pemerintah Kabupaten Asahan.

Atas kunjungan tersebut, Zul menyampaikan rasa terima kasihnya. “Kami sangat mengapresiasi kehadiran Ibu Gubernur. Dengan membeli dan mempromosikan produk kami, beliau turut memberi semangat bagi pengrajin. Semoga songket Asahan semakin dikenal dan dicintai masyarakat luas,” ungkapnya, didampingi sang istri, Emi.  (Reza)