Wakil Gubernur Sumut Surya bersama Menteri PKP Maruara Sirait meletakan batu pertama hunian tetap masyarakat korban banjir dan longsor di Tapanuli Tengah. Foto ; dokumen Dinas Kominfo SumutTAPANULI TENGAH, kaldera.id – Pembangunan Hunian Tetap (Huntap) bagi korban bencana hidrometeorologi di Sumatera Utara resmi dimulai. Wakil Gubernur Sumatera Utara Surya berharap pembangunan Huntap dapat selesai tepat waktu agar segera dihuni oleh warga terdampak.
Pada tahap awal, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) membangun 648 unit Huntap yang tersebar di empat daerah. Rinciannya, 200 unit di Kota Sibolga, 118 unit di Kabupaten Tapanuli Tengah, 103 unit di Kabupaten Tapanuli Utara, dan 227 unit di Kabupaten Tapanuli Selatan. Pembangunan Huntap tersebut ditargetkan selesai pada awal 2026.
Di Kota Sibolga, Huntap dibangun di kawasan GOR Olahraga Sibolga. Untuk Kabupaten Tapanuli Tengah, lokasi pembangunan berada di kawasan Asrama Haji Pinangsori. Sementara di Kabupaten Tapanuli Utara berlokasi di Desa Sibalanga, dan di Kabupaten Tapanuli Selatan berada di Kebun Hapesong PTPN IV.
“Kita berharap Huntap ini tepat waktu sehingga bisa langsung dihuni warga kita yang terdampak bencana, jadi mereka tidak tinggal di pengungsian lagi,” kata Surya saat mendampingi Menteri PKP Maruarar Sirait dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada kegiatan peletakan batu pertama (groundbreaking) Huntap di lahan Asrama Haji Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah, Minggu (21/12/2025).
Surya juga meminta masyarakat untuk bersabar dan ikut berpartisipasi dalam mendukung percepatan pembangunan Huntap bagi korban banjir dan longsor. Ia menekankan pentingnya dukungan dari seluruh pihak, termasuk TNI, Polri, BNPB, serta elemen masyarakat lainnya.
“Pemprov Sumut sangat berterima kasih kepada Kementerian PKP, Mendagri, TNI, Polri, swasta, ormas, dan masyarakat yang bahu-membahu merehabilitasi permukiman penduduk yang terdampak bencana. Jadi saya harap korban bersabar karena Presiden terus memonitor perkembangan pemulihan bencana di Sumut,” ujar Surya.
Sementara itu, Menteri PKP Maruarar Sirait menyampaikan bahwa negara telah mengerahkan seluruh kekuatan untuk memulihkan kondisi wilayah terdampak bencana, termasuk di Sumatera Utara dan provinsi lainnya. Ia berharap seluruh pihak dapat bekerja secara kompak dan lebih cepat dari biasanya.
“Negara hadir, Presiden mengerahkan semua kekuatan, koordinasi, dan keuangan. Kita kompak membantu rakyat kita. Mari kita bekerja cepat, lebih cepat dari biasa,” kata Maruarar Sirait yang akrab disapa Ara.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memastikan pemerintah akan membantu seluruh rumah warga yang terdampak bencana, baik dengan kategori kerusakan ringan, sedang, maupun berat. Khusus untuk rumah dengan kerusakan berat atau yang hilang, pemerintah akan membangunkan hunian tetap tanpa membebani korban.
“Semua dalam pendataan. Ringan dan sedang akan dibantu pembiayaannya, rusak berat atau hilang juga akan dibantu, dibangunkan hunian tetap yang saat ini kita lakukan groundbreaking,” kata Tito.
Tito menambahkan, total pembangunan hunian tetap korban bencana di wilayah Sumatera mencapai lebih dari 2.600 unit, termasuk untuk Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Pembangunan tersebut dilakukan tanpa membebani APBN maupun APBD, dengan dukungan dari Yayasan Buddha Tzu Chi yang membantu pembangunan lebih dari 2.000 rumah, serta tambahan bantuan dari pribadi Menteri PKP Maruarar Sirait. (Reza)