Site icon Kaldera.id

Penjual Takjil Dimasa Corona : Kami Cari Makan Cuma Dari Sini

Penjual Takjil Dimasa Corona : Kami Cari Makan Cuma Dari Sini

Penjual Takjil Dimasa Corona : Kami Cari Makan Cuma Dari Sini

JAKARTA, kaldera.id – Ani tengah membereskan dagangannya menjelang buka puasa hari pertama, Jumat (24/4) sore. Dia tetap berdagang takjil atau makanan pembuka puasa meski di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pencegahan penyebaran virus corona.

Ani hanya satu dari sedikit pedagang yang berjualan di sekitar Pasar Baru Depok, Jawa Barat sore ini. Biasanya, di pasar ini sangat ramai penjual takjil dan dijejali pembeli di sore hari jelang buka puasa.

Mulai dari pedagang gorengan, cendol, es buah, hingga lauk pauk membuka tenda mereka di parkiran pasar. Bahkan banyak pedagang kaki lima yang menggelar lapak di pinggir jalan hingga ke depan perumahan.

“Biasanya di dalam ramai, sampai keluar. Masih pada nunggu keputusan boleh apa enggak, katanya tanggal 28,” kata Ani yang berjualan lopis dan gorengan kepada CNNIndonesia.com.

Ani sebenarnya ragu membuka lapak hari ini di seberang Pasar Baru. Dia tak yakin aparat Satpol PP memperbolehkan siapapun berdagang saat PSBB.

Namun ia tak pikir panjang. Dia mendorong gerobak dari rumahnya di kawasan Cagar Alam, Depok, ke dekat SMA Sejahtera 1. Sejak sore, ia mulai menjajakan panganan berbuka puasa.

“Tadi juga bismillah aja lah dagang di sini, mau diangkut ya silakan. Habisnya cari duitnya cuma dari sini,” ucap Ani sambil tersenyum.

Dia menyebut mobil patroli Satpol PP sempat melintas. Namun tak ada dagangan yang diangkuti. Jualan Ani juga laris, hampir habis jelang berbuka.

Pedagang lainnya, Riyono, masih menjajakan es dawet ayu di belakang Pasar Baru. Biasanya jalanan ini penuh sesak oleh lapak pedagang dan kerumunan pembeli.

Namun sore ini lengang. Sepanjang jalan, hanya gerobak Riyono saja. Dia mengaku tak punya pilihan lagi selain berdagang. Pilihannya tak salah. Dagangannya laris dibeli pembeli.

“Biasanya sepi. Ini puasa cuma buka dua jam, alhamdulillah ramai,” ucapnya kepada CNNIndonesia.com.

Seperti diketahui, Kota Depok mulai menerapkan PSBB pencegahan virus corona (Covid-19) sejak Rabu (15/4). Kebijakan itu diterapkan 14 hari hingga 28 April mendatang.

Terpaksa beli takjil

Sementara itu kondisi berbeda terjadi di pasar Ciracar, Jakarta Timur. Di sekitar sini masih ramai pedagang yang berjualan takjil menjelang buka puasa. Pembeli pun ramai berkerumun membeli makanan pembuka puasa.

Pantauan CNNIndonesia.com, keramaian mulai terjadi sekira pukul 17.00 WIB. Puluhan orang terpantau memadati kawasan itu.

Arif (18), salah satu pedagang kebab menyebut tak heran dengan keramaian meski di tengah masa PSBB di DKI Jakarta.

“Masih ramai di sini kayak biasa, kayak nggak takut corona,” ujarnya.

Sedangkan dua orang pembeli, Endah (23) dan Nurul (25) menyebut terpaksa membeli makanan pembuka puasa, karena tak sempat memasak. Dia membeli kolak untuk membatalkan puasa saat azan Maghrib berkumandang.

“Terpaksa sebenarnya. Tapi nggak sempat masak, jadi beli aja di luar,” ungkap Endah.

Kurangi stok dagangan

Hal sama juga terjadi di Kota Harapan Indah, Bekasi, khususnya di sekitar Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera). Masih pedagang yang tetap nekat berjualan takjil menjelang buka puasa, meski tak seramai sebelum-sebelumnya.

Meski berjualan, mereka tak menyiapkan banyak stok dagangan. Mereka khawatir tak laku karena banyak orang yang takut dengan penularan virus corona.

“Karena ada corona mungkin ya, takut jadi lebih sepi dari tahun-tahun kemarin sih,” kata Ibu yang enggan menyebutkan namanya itu saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Jumat (24/4).

“Tapi kalau dari dagangan saya memang lebih sepi dari sebelumnya,” tambah dia.

Dia pun menggambarkan situasi Pujasera yang biasa ramai oleh para pedagang, kini tak berbanding terbalik. Para pedagang pun hanya menjual takjil yang lebih mudah laku seperti kolak, biji salak, gorengan, pecel sayur, pacar cina, dan es campur. Namun mereka mengurangi stok dagangan.

“Lihat situasi hari ini sih sepertinya besok juga sama (tidak menambah stok jualan),” lanjut dia bercerita.

Penjual takjil lain, Rita mengamini hal tersebut. Untuk hari pertama bulan puasa di tengah pandemi corona, ia memilih untuk mengurangi stok jualan. Ia sudah menghitung stok yang dia jual dengan waktu berdagang yang singkat.

Untuk itu dia menyiasati dengan cara lain. Misalnya dengan pembeli-pembeli yang sudah jadi langganannya lebih dulu memesan lewat chat WhatsApp, sehingga dia bisa mengira-ngira berapa stok yang bakal dia jual.

“Pesan lewat WA dulu mungkin selama musim corona ya,” kata dia.

Selain itu, dia juga tidak mau ambil risiko lapak yang dibukanya itu harus ditutup petugas karena dianggap melanggar penerapan PSBB. Sebab itu, order via pesan WA menjadi salah satu cara dia tetap mencari uang dengan aman dan aman selama pandemi covid-19.(cnn/tim)

Exit mobile version