MEDAN, Kaldera.id – Dua siswa SMK Telekomunikasi Tunas Harapan, Kabupaten Semarang, ini berhasil menciptakan Starter Montor Pinter. Starter karya anak SMK ini diklaim mampu mengatasi maraknya aksi pencurian sepeda motor saat ini.
Starter Montor Pinter (Wirelles Automatic Ignition) ini adalah karya Anjas Kumala (17) dan Andre Kristanto (18). Keduanya merupakan siswa kelas XII D Teknik Komputer Jaringan (TKJ), SMK Telekomunikasi Tunas Harapan. Untuk membuat karya ini, mereka membutuhkan anggaran sebesar Rp200 ribu, kemudian hasil rangkaian ini diletakkan di bawah jok sepeda motor.
Adapun untuk menghidupkan dan mematikan Starter Montor Pinter ini menggunakan smartphone berbasis android. Dengan memanfaatkan aplikasi Arduino Bluetooth, kedua siswa ini mampu mematikan kelistrikan motor dari jarak jauh. Rangkaian inilah yang bisa mengirimkan sinyal hingga bisa dinyalakan maupun dimatikan melalui smartphone.
“Ini merupakan tugas dari sekolah untuk membuat karya yang belum pernah ada sebelumnya yakni Starter Montor Pinter. Karya ini bisa sebagai solusi antisipasi pencurian sepeda motor yang sekarang marak. Kalau tidak terhambat dinding, alat ini bisa dihidupkan dan dimatikan dari 50 meter, tapi kalau ada dinding jarak 20 meter,” ujar Anjas saat ditemui di sekolahnya kawasan Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, dikutip dari detik.com, Senin (19/3/2018).
Cara kerjanya, kata Andre, alat untuk menyalakan sepeda motor dengan menggunakan handphone dibuat menggunakan arduino yang dipasang di kendaraan sehingga bisa diremote dengan aplikasi HP. Untuk itu, sepeda motor bisa menyala maupun mati.
“Saat sepeda motor berhenti, alat ini selalu hidup. Jika dicuri, pelaku tidak bisa menghidupkan mesin sepeda motor. Karena untuk menghidupkan dan mematikan dengan aplikasi tombol smartphone,” tutur Andre, seraya mempratikkan karyanya.
Untuk membuat karya ini, tambah Anjas, dalam sehari bisa jadi. Bahkan saat ini, sejumlah teman, guru maupun lainnya telah memesan untuk dibuatkan pengaman sepeda motornya.
“Saat ini yang pesan baik teman-teman maupun guru bahkan penjaga asrama. Pesanan ini belum bisa kami kerjakan karena saat ini masih konsentrasi ada ujian sekolah,” ujarnya.
Sementara itu, Guru Kerja Projek SMK Telekomunikasi Tunas Harapan, Krisadyani Talentana mengatakan, karya ini bukan temuan baru, kemungkinan telah ada yang menemukan serupa. Meski demikian, semenjak sekolah ini berdiri tahun 2001, baru kali ini ada yang menciptakan karya berupa Starter Montor Pinter yang berbasis smartphone.
“Yang dikerjakan siswa ini, intinya bukan penemuan baru, tetapi siswa ini mengaplikasikan apa yang sudah didapatkan di sekolah untuk diimplementasikan. Kebetulan anak-anak ini punya bahan dan alat yang ada di sekitarnya untuk dimanfaatkan dengan menambahkan arduino,” katanya.
Dengan karya ini, pihak sekolah berharap bisa memicu siswa-siswa lainnya di tahun-tahun mendatang bisa menciptakan hal-hal yang baru. (riza r/det)