MEDAN, kaldera.id – Pjs Walikota Medan, Arief S Trinugroho mengungkapkan, tahun 2020 merupakan tahun yang menentukan Kota Medan untuk periode 5 tahun ke depan.
Para kandidat akan saling beradu visi dan misi untuk warga Kota Medan. Sebagai salah satu ibu kota provinsi dengan luas wilayah yang sangat luas serta jumlah penduduk kota ketiga terbanyak, Medan menjadi salah satu ibu kota provinsi yang sangat menarik untuk dipimpin.
“Apalagi dengan karakter multikultural masyarakatnya yang terkenal tegas dan lugas, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para pemimpin untuk mampu mengambil langkah strategis guna mencuri hati warga Kota Medan,” ungkapnya saat menghadiri Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara dengan Protokol Kesehatan serta Penggunaan Sirekap di Tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang diselenggarakan KPU Medan di Halaman Taman Tjong Yong Hian, Jalan Kejaksaan No 36 Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah, Sabtu (17/10/2020).
Arief juga berpesan kepada seluruh masyarakat Kota Medan, siapapun yang nantinya dipercaya terpilih memimpin kota ini harus mampu menjadi sosok pemersatu masyarakat yang multikultural. KPU Kota Medan juga harus mampu bertindak adil sebagai wasit yang mengawasi jalannya pilkada.
Pjs Walikota Medan Ungkapkan 2020 Tentukan Kota Medan 5 Tahun Ke Depan
“Jangan sampai momen pilkada ini malah dijadikan sebagai ajang untuk saling menjatuhkan satu sama lain melalui propaganda murahan dan kampanye hitam.
Kegiatan simulasi pemungutan dan penghitungan suara di TPS yang kita laksanakan saat ini, merupakan salah satu cara yang ditempuh oleh KPU Medan dalam menyiasati momen Pilkada di masa Pandemi Covid 19,” pesannya.
Tantangan besar yang dihadapi pada pemilihan ini adalah, dapat menghadirkan pemilih ke TPS-TPS yang ada tersebar di seluruh wilayah Kota Medan.
Sebab, jika dulu jumlah pemilih pada momen pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan pada periode lalu tidak sampai 30%, apalagi saat ini pilkada yang dilakukan di tengah ketakutan akan menyebarnya virus corona, besar kemungkinan jumlah pemilih akan menurun dibanding periode yang lalu.
“Jangan sampai pilkada nanti malah menjadi cluster baru penyebaran virus corona. Untuk itu, saya meminta dengan sangat agar protokol kesehatan diterapkan dengan disiplin di setiap TPS yang nantinya menggelar pilkada. Kita tentu berharap kesadaran berpolitik warga tetap tinggi meskipun corona masih mengancam,” pintanya.
Dalam kesempatan tersebut dia juga berharap, pilkada tahun ini akan berlangsung aman, damai dan lancar walaupun pasti akan penuh dengan turbulensi dan intrik politik serta tentang kesehatan.(reza sahab)