Direktur Riset InPAS, Alwi Dahlan Ritonga saat menjelaskan elektabilitas Pilkada Asahan.
Direktur Riset InPAS, Alwi Dahlan Ritonga saat menjelaskan elektabilitas Pilkada Asahan.

MEDAN, kaldera.id – Institute for Political Analysis and Strategy (InPAS) merilis hasil survei 3 kandidat pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati di Pilkada Asahan 2020.

Survei sendiri dilakukan pada 12 – 18 Oktober 2020 dengan melibatkan 400 responden dan margin of error 5%.

Dari 3 kandidat yang ada, elektabilitas paslon nomor urut 1, Nurajizah Marpaung – Henri S unggul dengan persentase 37,5%. Nomor urut 2, Surya – Taufik 30,5 % dan paslon nomor urut 3 Rosmansyah – Winda F 17%.

Direktur Riset InPAS, Alwi Dahlan Ritonga menjelaskan, elektabilitas tersebut tidak menjadi jaminan kandidat memenangkan kompetisi. Menurutnya, semua kandidat memiliki peluang yang sama.

Dia menambah, kontestasi di Pilkada Asahan masih sangat dinamis. Karena selisih elektabilitas hanya 7%.

“Swing voter sebesar 15% merupakan angka yang tinggi. Sehingga semua kandidat memiliki peluang yang sama,” ujar Alwi dalam pemaparannya, di Medan, Rabu (28/10/2020).

Tingginya elektabilitas Nurajizah dan Henri, dianggapnya wajar. Sebab, Nurajizah sebelumnya pernah menjabat Wakil Gubernur Sumut dan pensiunan TNI dengan pangkat terakhir Brigadir Jendral.

Disisi lain, Alwi mengungkapkan temuan menarik. Di mana, partai politik pengusung Nurajizah- Henri S tidak maksimal dalam bekerja untuk memenangkan paslon yang diusung.

“Pilihan kandidat berdasarkan partai itu hanya 25% dari Gerindra. PKS 53% dan PKB 33%. Padahal di Asahan Partai Gerindra adalah partai politik pemenang pemilu 2019 lalu,” jelasnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, untuk tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah masih sangat rendah.

“Yang menyatakan tidak puas itu 85,5% dan yang menyatakan puas hanya 14,5%. Sementara itu masyarakat yang menginginkan sosok baru itu 93,25% dan yang tidak menginginkan 6,75%,” pungkasnya. (reza sahab/rel)