Dosen USU Bantu Pembuatan Kompos dari Daun Kering di SMAN 1 Bangun Purba

Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Universitas Sumatera Utara (USU) memberikan ilmu pengolahan sampah daun-daun kering untuk diolah menjadi pupuk kompos dengan proses fermentasi di SMA 1 Bangun Purba.
Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Universitas Sumatera Utara (USU) memberikan ilmu pengolahan sampah daun-daun kering untuk diolah menjadi pupuk kompos dengan proses fermentasi di SMA 1 Bangun Purba.

MEDAN, kaldera.id- Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Universitas Sumatera Utara (USU) memberikan ilmu pengolahan sampah daun-daun kering untuk diolah menjadi pupuk kompos dengan proses fermentasi di SMA 1 Bangun Purba.

Kegiatan ini dihadiri oleh kepala sekolah, para guru, dan siswa/i SMAN 1 Bangun Purba.

Ketua tim pengabdian Dr Susilawati, MSi, menyebutkan bahwa, SMA 1 Bangun Purba merupakan salah satu sekolah yang memiliki banyak area hijau di lingkungan sekolah.

Namun, masalah sampah daun juga muncul seiring dengan banyaknya pepohonan di lingkunga tersebut.

Namun, sekolah tidak memanfaatkan sampah daun ini dikarenakan tidak mengetahui cara mengelola sampah daun tersebut. Sampah daun hanya disapu dan dibuang di tempat pembuangan sampah sekolah kemudian dibakar, yang sebenarnya dapat menimbulkan pencemaran lingkungan,” ujar Dr.Susilawati, M.Si.

“Potensi SMAN 1 Bangun Purba untuk menghasilkan kompos sangat besar, mengingat sampah daun yang dihasilkan sangat besar untuk setiap harinya, sekitar 50 kilogram per hari,” kata Dr Susilawati, MSi, Selasa (14/9/2021).

Susilawati mengatakan, selain cara pengolahan sampah daun kering menjadi kompos, tim PkM USU juga memberikan bantuan berupa pembuatan rumah kompos dengan ukuran 3 x 4 m (permanan beton), timbangan digital, termometer tanah, dan bahan-bahan aktivator untuk pembuatan kompos, yaitu EM4, pupuk kandang dan molases.

Menurut Dr Susilawati, dari hasil diskusi dengan kepala sekolah, program ini merupakan program yang sudah lama dinantikan oleh pihak SMAN 1 Bangun Purba, karena pihak sekolah memang sudah membeli mesin pencacah.

Namun, mereka memang belum mengetahui secara teknis cara pembuatan komposnya dan belum memiliki rumah untuk pembuatan komposnya.

Selain Dr Susilawati, kegiatan pengabdian ini juga diikuti oleh anggota pengabdian lainnya, yaitu Siti Utari Rahayu, MSc, Faturrahman, MSi, Ilfa Husna Pulungan, MSi, yang merupakan dosen dan laboran dari USU.

Dekson, SPd, selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Bangun Purba mengatakan, transfer ilmu pengolahan kompos memang sangat dibutuhkan oleh SMAN 1 Bangun Purba, agar dapat memberdayakan limbah daun kering yang ada di sekolah tempat ia memimpin itu.

“Kami memang sudah memiliki ide untuk mengolah daun sampah kering ini dan mesin pencacah juga sudah kami beli. Namun kami memang belum mengetahui cara membuat kompos dari sampah daun kering dengan baik dan butuh bantuan untuk membangun rumah komposnya,” sebutnya.

“Sehingga kegiatan yang diadakan USU ini menjadi hal yang sangat bermanfaat bagi kami. Di kemudian hari, kami juga berencana untuk membuat Bank Sampah jika Program Rumah Kompos ini sudah berlangsung dengan baik,” sambungnya.

Para guru dan siswa/i terlihat sangat antusias dalam mengikuti kegiatan PkM ini. Mereka turut aktif dalam membantu membuat kompos dari sampah daun kering. Kegiatan diakhiri dengan acara serah terima peralatan dan bahan-bahan pembuatan kompos kepada Kepala Sekolah SMAN 1 Bangun Purba. (finta rahyuni)